Megawati sebut bumbung kosong solusi calon tunggal pilkada serentak
Merdeka.com - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menilai Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum siap menjalankan pilkada serentak pada Desember mendatang. Salah satu indikasinya adalah soal aturan calon tunggal.
"Contoh calon tunggal buat saja seperti pemilihan desa dengan bumbung kosong. Gampang saja ini sebuah pelaksanaan tapi wujud utamanya tetap di ranah demokrasi, yang paling penting rakyat bisa memilih pemimpinnya," kata Megawati di kantor PDIP, Jakarta, Kamis (27/8).
"Kalau bumbung kosong lebih banyak berarti orang itu (calon) kalah. Kalau banyak yang milih orang itu berarti rakyat memilihnya dan dipercaya. Kadang saya prihatin melihat negeri ini yang mestinya gampang malah dibikin rumit," sambung dia.
-
Kenapa sengketa Pilpres 2024 dianggap kompleks? 'Kita tetap akan optimistis sepanjang yang secara maksimal bisa kami lakukan,' kata Suhartoyo di Pusdiklat MK, Cisarua, Bogor, Jawa Barat, seperti dikutip Kamis (7/3). Meski dalam batas penalaran yang wajar, Suhartoyo menjelaskan bahwa waktu 14 hari terasa tidak mungkin menyidangkan dan memutus sengketa hasil yang kompleks dengan dugaan kecurangan. Apalagi jika pihak berperkara yang mengajukan bisa lebih dari satu pihak. Namun, berkaca pada periode 2019, Suhartoyo menegaskan MK bisa bekerja sesuai waktu yang ditetapkan.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa itu Pilkada? Pilkada atau Pemilihan Kepala Daerah adalah proses demokratisasi di Indonesia yang memungkinkan rakyat untuk memilih kepala daerah mereka secara langsung.
-
Kenapa Pilkada DIY rawan konflik? Di beberapa daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) rawan terjadi konflik, tak terkecuali di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Mengapa Negara Serikat lebih rentan terhadap ketidakstabilan politik? Sistem negara serikat mungkin lebih rentan terhadap ketegangan politik antara pemerintah pusat dan negara bagian, serta antara negara bagian itu sendiri, yang dapat mengakibatkan ketidakstabilan politik atau konflik.
Lanjut dia, calon tunggal yang menunggu tahun berikutnya pasti merasa dirugikan. Dia pun mempertanyakan jika tahun berikutnya tetap tidak ada lawannya dan masih calon tunggal.
"Bu Risma tuh bolak balik telepon saya, bagaimana nih bu enggak ada calonnya. Saya bilang ya begitulah mbak aturannya jalani saja dan taati. Aturan ada dua, aturan baik dan aturan dibuat-buat. Kalau tahun 2017 masih ada tidak ada lawannya, masak harus nunggu tahun depan lagi," tukas dia.
Kendati demikian, dia mengatakan pihaknya menaati aturan dan undang-undang yang berlaku dalam pilkada serentak. PDIP tidak pernah menolak aturan yang dibuat oleh pemerintah.
"PDIP makin hari dipersiapkan menghadapi segala cuaca karena itu harus gotong royong, apalagi Presiden kita Pak Jokowi mencanangkan revolusi mental dan ayo kerja," tukas dia.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Megawati, jelang Pilkada ada fenomena yang berkembang, bahwa Pilkada dijadikan momentum Unjuk Kekuasaan.
Baca SelengkapnyaDia mencontohkan dirinya saat kalah pada Pilpres 2004 silam, memilih tak mau menggugat.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto seringkali berkeluh kesah hingga menangis atas kondisi tersebut.
Baca Selengkapnya"Mereka memaksakan pasangan calon tertentu dengan berbagai intimidasi dan sekaligus iming-iming sembako gratis bahkan uang," kata Megawati.
Baca SelengkapnyaMegawati lalu merasa kasihan dengan PDIP seperti dikucilkan.
Baca SelengkapnyaYunarto juga mengomentari munculnya nama Pramono Anung, sosok yang dekat dengan Jokowi
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyebut ada puluhan calon yang akan maju di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyinggung keprihatinan konflik yang terjadi di tubuh partai politik.
Baca SelengkapnyaKetua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengaku sedih melihat pejabat negara yang hanya mau enak saja dan memikirkan kekuasaan semata.
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri terheran-heran membaca pemberitaan Ganjar-Prabowo.
Baca Selengkapnya