Megawati Soekarnoputri: Daerah Saya Lihat Sangat Lambat Tangani Bencana
Merdeka.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menuturkan, penanganan bencana di daerah masih sangat lambat. Hal ini disampaikan dalam Rakorbangnas BMKG yang digelar secara daring, Kamis (29/7). Namun, Megawati tidak menyebutkan daerah mana saja yang dimaksud.
"Jadi bagi daerah, saya sangat melihat sampai saat ini, mohon maaf daerah sangat lambat sekali," ujar Megawati.
Megawati menjelaskan, daerah sangat lambat dalam menangani bencana karena sebuah pola pikir. Daerah abai kesiapan menghadapi bencana karena dianggap tidak akan terus terjadi.
-
Bagaimana cara Megawati mendorong perhatian terhadap krisis air di Bali? 'Kemarin kapan saya bilang, di Pulau Bali saya paksa pak Gubernurnya melakukan FGD (Focus Group Discussion). Karena apa? Bali ini lama-lama ini udah mulai kekurangan air lho,' kata Megawati.
-
Kenapa Megawati terkenal? Performa gemilang dan kecantikan di Korea, jadi perbincangan! Bikin Bangga Indonesia Pasalnya pevoli putri asal Jember yang saat ini bergabung dengan tim Red Sparks, Korea Selatan ini, menunjukan performanya dalam mencetak poin di lapangan menuai banyak pujian Pada dua permainan sebelumnya, Megawati mendapatkan MPV usai mencetak 31 poin dan membawa kemenangan untuk timnya.
-
Kenapa Megawati mendapatkan gaji tinggi? Kabarnya, ini adalah setengah dari gaji pemain asing yang telah bermain lebih dari satu kali.
-
Apa yang Megawati minta ke Gubernur Bali terkait krisis air? Megawati meminta Provinsi Bali tidak hanya berfokus kepada urusan pariwisata saja. Sebab, pemerintah setempat juga harus memikirkan bagaimana keberlangsungan hidup rakyatnya sendiri.
-
Siapa Megawati Hangestri? Megawati tampaknya mengubah gaya kesehariannya dengan mengenakan blazer, meskipun biasanya ia lebih suka memadukan celana bahan dengan kaos.
-
Mengapa banjir terjadi di Pekalongan? Dilansir dari akun Instagram @pekalonganinfo, sepanjang hari Minggu (3/3), Desa Sidomulo, Kecamatan Lebakbarang, Pekalongan terus diguyur hujan deras. Akibatnya, banjir dan tanah longsor terjadi di beberapa titik.
"Karena masih dalam pola pikir 'ah bencana enggak selalu terjadi tiap hari'. Jadi tidak ada rutinnya. Padahal, satu kali kejadian maka korban manusia pasti terjadi, korban dan sebagainya," jelas Ketua Umum PDI Perjuangan ini.
Sebab itu, Megawati mendorong daerah mengalokasikan dana untuk penanganan bencana.
Selain itu, Bulog juga harus punya persediaan beras. Supaya ketika terjadi bencana beras tersebut bisa langsung dikirimkan ke daerah terdampak.
"Waktu itu saya buat 10 ton. Begitu sudah terdengar ada bencana, maka enggak ada pertanyaan. Bulog harus segera kirimkan beras," ujar Megawati.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri mengaku sedih melihat pejabat negara yang hanya mau enak saja dan memikirkan kekuasaan semata.
Baca SelengkapnyaBencana kelaparan di Papua Tengah membuat enam orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung bahwa anggaran tersebut banyak digunakan untuk hibah-hibah yang arahnya ke politik.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, pemerintah daerah Sumatera Barat telah menyiapkan lahan untuk relokasi warga.
Baca SelengkapnyaDia kerap mendapat keluhan bahwa APBD tidak cukup untuk memperbaiki.
Baca SelengkapnyaDia mengaku selalu mengingatkan anak buahnya di PDIP untuk turun mencari orang miskin.
Baca SelengkapnyaKondisi geografis Sulsel yang perbukitan dan jalanan sempit membuat distribusi bantuan ke lokasi bencana terhambat.
Baca SelengkapnyaMega meminta Mahfud fokus bicara penanganan fakir miskin dan anak-anak terlantar.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan, jebatan eksekutif tidak bisa diraih begitu saja tanpa dukungan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPrabowo menekankan pentingnya 'negara hadir', sigap, gesit dalam merespons bencana alam.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk menanggulangi bencana tersebut.
Baca SelengkapnyaPuan Maharani meminta Pemerintah melakukan mitigasi dan memperkuat sistem early warning, terutama di daerah rawan bencana.
Baca Selengkapnya