Megawati Soroti Kerentanan Sistem Kesehatan Nasional Akibat Ketergantungan Impor
Merdeka.com - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyoroti kerentanan sistem kesehatan nasional yang terbuka karena pandemi Covid-19. Sistem kesehatan nasional rentan karena tergantung oleh impor dari luar negeri.
"Dalam upaya ini PDIP mencatat adanya kerentanan sistem kesehatan nasional akibat ketergantungan pada impor," ujar Megawati dalam pidato politik HUT ke-49 PDIP, Senin (10/1).
Megawati pun mengingatkan masalah ketergantungan impor salah satunya alat kesehatan. Ia mengatakan, alat suntik saja masih harus dibawa dari luar.
-
Bagaimana cara Megawati mendorong perhatian terhadap krisis air di Bali? 'Kemarin kapan saya bilang, di Pulau Bali saya paksa pak Gubernurnya melakukan FGD (Focus Group Discussion). Karena apa? Bali ini lama-lama ini udah mulai kekurangan air lho,' kata Megawati.
-
Apa yang Megawati minta ke Gubernur Bali terkait krisis air? Megawati meminta Provinsi Bali tidak hanya berfokus kepada urusan pariwisata saja. Sebab, pemerintah setempat juga harus memikirkan bagaimana keberlangsungan hidup rakyatnya sendiri.
-
Kenapa Jokowi prihatin dengan dominasi impor teknologi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya transformasi Indonesia dari konsumen menjadi produsen dalam industri teknologi global. Jokowi prihatin atas dominasi impor dalam penggunaan perangkat teknologi di Indonesia, dengan nilai impor yang mencapai lebih dari Rp30 triliun.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Apa yang ditekankan Wapres Ma'ruf Amin di acara Merdeka Ekspor? Wapres Ma’aruf Amin menyebut kegiatan ekspor ini diharapkan dapat meningkatkan upaya hilirisasi di bidang pertanian.
-
Mengapa Said Abdullah menganggap impor pangan dan energi sebagai masalah penting? Padahal menurut Said, keduanya adalah hal pokok yang menyangkut ketahanan, dan Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
"Dari dulu ya itu lagi lho ya Pak Jokowi. Enggak usah yang megah-megah dulu lah ya. Tapi kan, masa alat suntik atau apa dan lain sebagainya itu masih saja dari luar," ujar Megawati.
Menurut Presiden RI kelima ini, seharusnya Indonesia sudah bisa memproduksi alat kesehatan sendiri.
"Masa gituan saja kita enggak bisa bikin ya. Menurut saya lagi lho," kata Megawati.
"Saya nanya ini kepada orang-orang pinter lho. Orang Indonesia itu banyak yang pinter," tegasnya.
Oleh sebab itu, menurutnya, jika dalam hal strategis terkait keselamatan masyarakat belum bisa mencukupi sendiri, maka Indonesia masih belum menjalankan berdiri di atas kaki sendiri (berdikari)
Megawati mengatakan, dalam upaya membangun jalan berdiri di atas kaki sendiri itu adalah dengan dibentuknya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Dalam upaya membangun jalan berdiri di atas kaki sendiri itu maka sekali lagi saya ingin mengucapkan banyak beribu terima kasih dengan dibentuknya BRIN. Itu harus mampu menjadi tulang punggung kemajuan bangsa," tegas Megawati.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, alat kesehatan di Indonesia masih didominasi impor.
Baca SelengkapnyaAda faktor yang belum terselesaikan hingga WNI sering berobat ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan demi kepentingan kesehatan masyarakat di RSRW
Baca SelengkapnyaPangan menjadi senjata yang sangat ampuh dalam membangun hegemoni suatu negara.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaKemenperin mencatat angka perusahaan alat kesehatan dalam negeri mencapai 1.199.
Baca SelengkapnyaMegawati ingin para petani menikmati hasil kerjanya, sehingga pemerintah tidak perlu melakukan impor beras
Baca SelengkapnyaMenurutnya banyak barang impor masuk ke Indonesia dengan kualitas buruk
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaTembakau sebagai ekosistem yang memiliki jutaan nasib.
Baca SelengkapnyaKebijakan kemasan polos ini juga dinilai dapat menciptakan kekhawatiran akan inkonsistensi dalam pandangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBicara pakaian bekas, Indonesia jadi tempat 'buangan' seperti Nigeria. Kok bisa?
Baca Selengkapnya