Megawati: Voting itu bukan budaya kita
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menegaskan pemilihan dengan suara terbanyak alias voting bukanlah budaya bangsa Indonesia. Oleh karenanya, mekanisme tersebut tidak dilakukan di PDIP.
"Itu (voting) budaya bangsa Barat yang dibawa ke tempat kita," kata Megawati dalam malam pentas budaya di halaman belakang Hotel Inna Grand Bali Beach, yang menjadi arena Kongres IV PDIP, Sanur, Rabu (8/4) malam. Acara ini dihadiri ratusan kader dan simpatisan partai nasionalis tersebut.
Menurut Megawati, yang sesuai dengan budaya Indonesia adalah cara musyawarah mufakat. Mekanisme pengambilan keputusan inilah, menurut Megawati, yang akan dilakukan pada Kongres IV PDIP yang akan dibuka besok.
-
Bagaimana cara demokrasi dijalankan di Indonesia? Dalam setiap pemilu, rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka secara bebas dan adil. Pemilihan umum yang bebas dan adil ini telah membantu memastikan pergantian kekuasaan yang damai antara pemerintahan yang satu dengan yang lainnya.
-
Mengapa Megawati dukung hak angket pemilu? Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mendukung hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan dalam proses Pemilu 2024.
-
Apa yang disampaikan Megawati kepada Prabowo? 'Bu Mega tadi menyampaikan salam hormat untuk Pak Prabowo dan Pak Prabowo juga menyampaikan salam hormat untuk Bu Mega,' kata Muzani.
-
Apa gaya Megawati sehari-hari? Gaya Megawati sehari-hari yang kerap terlihat begitu. Mengenakan kaus dengan lengan panjang yang dilipat. Simpel dan santai.
-
Bagaimana Megawati ingin memastikan integritas pemilu? Komitmen PDIP bukan untuk memakzulkan presiden, tetapi membongkar kecurangan. Kemudian mengoreksi kecurangan itu.
-
Apa saja asas pemilu di Indonesia? Menurut Undang-Undang No.7 Tahun 2017 memaparkan bahwa asas pemilu adalah langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
"Mari kita buktikan besok, yang menurut saya adalah budaya Indonesia," kata dia.
Musyawarah mufakat, ujar Megawati, telah dilakukan untuk memilih pimpinan partai di kabupaten/kota dan provinsi. Pimpinan cabang dan daerah inilah yang kemudian membawa mandat untuk menentukan ketua umum partai.
"Apa artinya, saya sebagai ketum harus menentukan cara apa yang akan dilakukan ketika proses pergantian ini harus dilakukan dalam rangka masuk ke kongres partai, semua harus berjalan dari bawah ke atas, bukan dari atas ke bawah," kata Megawati.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Megawati menegaskan, dalam kontestasi demokrasi, ada moral dan etika yang harus dijunjung tinggi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan hubungannya dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaMegawati menyoroti konstitusi yang ikut dibelokkan penguasa demi kepentingan pribadi.
Baca SelengkapnyaDia juga mengingatkan pilkada harus menjadi momentum untuk memilih pemimpin terbaik
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatakan Presiden Jokowi soal kepemimpinan.
Baca SelengkapnyaJokowi buka suara soal Ketum PDIP Megawati sebut penguasa saat ini seperti orde baru
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengungkapkan keresahannya terkait potensi kecurangan Pemilu 2024
Baca Selengkapnya"Bahwa berbagai manipulasi hukum kembali terjadi. Itu semua akibat praktik kekuasaan yang telah mengabaikan kebenaran," kata Megawati
Baca SelengkapnyaMegawati Soekarnoputri memamerkan pose ‘salam metal’ usai mencoblos di TPS 053
Baca SelengkapnyaMenurutnya, jika nantinya usulan tersebut dilaksanakan akan berpotensi untuk mencederai cita cita reformasi dan bertentangan dengan sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, politik saat ini mengabaikan nilai-nilai yang terkandung dalam lirik lagu Indonesia Raya.
Baca Selengkapnya