Melihat peluang TGB saingi AHY, sang putra mahkota Demokrat
Merdeka.com - DPD Partai Demokrat NTB menyodorkan nama Gubernur NTB Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi menjadi salah satu nama untuk maju di Pilpres 2019. Kader Demokrat di daerah diklaim banyak yang inginkan TGB bersaing dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang juga dijagokan elite Demokrat.
Relawan pemenangan TGB pun telah dibentuk. Sayang, aspirasi kader di daerah tak mendapatkan respon positif di tatanan elite Partai Demokrat.
Wakil Ketua umum Demokrat Syarief Hasan menilai, elektabilitas TGB masih jauh di bawah putra mahkota Demokrat, AHY. Memang dari hasil survei sejumlah lembaga, nama AHY moncer sebagai cawapres paling potensial mendampingi Joko Widodo maupun Prabowo Subianto.
-
Kenapa AHY disebut calon ibu negara? Kembali ke Annisa Pohan, netizen menyebut wanita berusia 42 tahun ini memiliki aura positif. Tak heran jika ia disebut sebagai calon ibu negara di masa depan.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Siapa yang diprediksi unggul dalam Pilkada Jateng? Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia Djayadi Hanan, mengungkapkan alasan Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep unggul karena adanya pengaruh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Di mana AHY dilantik? Pelantikan yang dipimpin langsung oleh presiden Joko Widodo ini disiarkan di beberapa stasiun TV.
-
Siapa yang setuju dengan AHY? Menteri ATR/BPN ini mengaku sudah berbicara dengan capres Prabowo Subianto yang memiliki kekhawatiran yang sama. Menurutnya, jika kemiskinan dipertahankan, maka jual beli suara semakin merajalela. 'Kalau kemiskinan dipertahankan, politik vote buying akan merajalela. Jadi ini perlu jadi atensi kita bersama, dan saya telah berbicara intens dengan Pak Prabowo Subianto yang setuju beliau sangat setuju karena beliau juga merasakan hal yang sama dan Gerindra mengalami nasib yang tidak jauh berbeda. Artinya di luar ekspektasi yang telah ditargetkan sebelumnya,' pungkasnya.
"Sangat jauh (di bawah AHY). Sangat jauh," ujarnya kepada merdeka.com ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/3).
Syarif menilai, sosok TGB biasa saja dan tak ada sesuatu yang spesial. Namun DPP mempersilakan Gubernur NTB dua periode itu melakukan sosialisasi. Keputusan siapa nantinya calon yang akan diusung Demokrat ialah sosok yang elektabilitasnya tinggi.
Syarief juga tak mempersoalkan jika DPD Demokrat NTB mengusulkan TGB sebagai capres atau cawapres. Keputusan partai tetap mengacu pada mekanisme yang ada.
"Mekanismenya kan ada. Mekanismenya iu adalah bagaimana elektabilitasnya. Nah setahu saya elektabilitas TGB itu masih nol koma. Nah kalau masih nol koma kita tentunya tidak menjadi reference," jelasnya.
jokowi buka rapimnas partai demokrat ©2018 Liputan6.com/Angga Yuniar
Bagaimana peluang TGB melawan putra mahkota Demokrat?
Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median), Rico Marbun menilai, sangat sulit peluang TGB untuk diusung Partai Demokrat. Terlebih, Demokrat saat ini sudah memiliki putra sulung Ketum Demokrat SBY untuk 'dijual' ke Jokowi atau Prabowo.
Rico mengatakan, hampir semua momen penting dan resources Demokrat diserahkan sepenuhnya untuk AHY. Salah satunya yakni Rakernas Partai Demokrat yang digelar awal bulan lalu. AHY mendapatkan tempat paling megah di panggung.
"Menurut saya agak sulit membayangkan Demokrat akan memberikan tiket kepada TGB," kata Rico saat dihubungi merdeka.com, Selasa (20/3).
Tak cuma di Rapimnas, kata Rico, Demokrat juga memberikan ruang spesial bagi AHY di publik saat menemui Presiden Joko Widodo di Istana beberapa waktu lalu untuk memberikan undangan Rapimnas Demokrat. Saat ini, AHY juga didaulat sebagai 'panglima perang' Demokrat di Pilkada serentak 2018.
Sebaliknya, justru Demokrat tak memberikan panggung nasional kepada Tuan Guru Bajang. Dari sini, Rico meyakini, akan sulit Demokrat memberikan kesempatan TGB maju di Pilpres 2019.
"Satu satunya yang diberikan kepada TGB hanyalah 'statement' terbuka. Sementara belum ada keseriusan yang jelas lebih dari kata-kata untuk TGB," terang Rico lagi.
Gubernur Nusa Tenggara Barat TGB Zainul Majdi ©2018 Merdeka.com/Aksara Bebey
Di sisi lain, Rico menganalisa, Demokrat mengambil keuntungan dengan memberikan ruang sedikit TGB untuk maju di Pilpres tahun depan. Salah satunya, mendapatkan simpati dari pemilih muslim.
"Keuntungan pertama dengan seolah-olah ada calon selain AHY. Tentu akan mengurangi sasaran tembak lawan politik ke AHY. Jadi TGB akan berbagi risiko dengan AHY. Keuntungan kedua, basis pemilih Islam yang nanti bisa ditransfer ke Demokrat dan AHY walaupun TGB tidak jadi mendapat tiket," kata dia.
Rico juga membeberkan alasan Demokrat tak serius dengan wacana memajukan TGB kandidat cawapres seperti AHY. Dia menantang, jika ada keseriusan maka harusnya sejak dini Demokrat membuka ruang lebar untuk kader lainnya maju. Salah satu caranya mengadakan konvensi seperti yang dilakukan pada Pilpres 2014 lalu.
"Tapi sampai saat ini kan kita tidak mendengar adanya peluang konvensi terbentuk," katanya.
Dihubungi terpisah,Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Djayadi Hanan menilai kemunculan nama Tuan Guru Bajang Zainul Majdi seolah ingin menunjukkan bahwa Demokrat tidak miskin kader untuk maju di ajang pertarungan politik nasional sekelas Pilpres. Dengan demikian, Demokrat tidak hanya bergantung kepada Agus Harimurti Yudhoyono.
"Partai Demokrat harus menunjukkan bahwa mereka punya sejumlah kader untuk bisa dimajukan, tidak hanya bergantung satu nama pada AHY," ujar Djayadi kepada merdeka.com, Selasa (20/3).
Selama ini Partai Demokrat tengah memoles nama Agus Harimurti Yudhoyono yang disebut-sebut bakal bertarung di Pilpres 2019. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono ini mulai diberi tanggung jawab besar untuk menampakkan kekuatan wajah Demokrat di Pilkada 2018. Dia diberi jabatan Kepala Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma). Namun, belakangan, TGB muncul di tengah-tengah ramainya AHY diperbincangkan. Meski, nama dia di beberapa survei sebelumnya dijagokan sebagai calon dari kalangan Islam.
Djayadi melihat AHY dan TGB memiliki kans yang sama besar. Sebab secara elektabilitas, keduanya masih sangat rendah. Dua nama itu tidak bisa disandingkan dengan elektabilitas Jokowi dan Prabowo yang kian ketat di beberapa survei.
Dia menduga internal Partai Demokrat bakal menyusun strategi untuk mengelola dua nama ini. Saat ini AHY dan TGB dimunculkan untuk melihat seberapa besar respons publik pada mereka.
"Nanti akan bisa dilihat kalau nama TGB jauh melampaui AHY saya kira patut untuk diperhitungkan," kata Djayadi.
Menurutnya, TGB punya modal cukup baik untuk maju di kontestasi pilpres. Dia merupakan tokoh Islam yang cukup terpandang. Sebagai Gubernur NTB, dia juga punya pendukung cukup besar. Ini jadi modal untuk menyaingi popularitas AHY yang melonjak sejak maju di pertarungan Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta tahun lalu.
"TGB tokoh yang dihormati di kalangan Islam mungkin dia punya basis gitu basisnya minimalnya di NTB sebagai Gubernur salah satu pejabat partai Demokrat," kata dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menargetkan kemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaDemokrat memandang platform perjuangan yang senada adalah bersama Koalisi Perubahan mengusung Anies Baswedan.
Baca SelengkapnyaDemokrat memiliki survei internal, dan AHY yakin perolehan suara akan lebih dari survei eksternal.
Baca SelengkapnyaDia mengatakan, jika Anies ingin menang dalam kontestasi Pilpres 2024 harus berpasangan dengan AHY.
Baca SelengkapnyaKetum Partai Demokrat AHY menceritakan perjuangan partainya memenangkan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAHY menilai, saat ini koalisi perubahan sudah mulai goyang, contohnya NasDem.
Baca SelengkapnyaKetum Partai Demokrat AHY menceritakan perjuangan partainya memenangkan capres 02 Prabowo di Jawa Timur pada Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaAHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJateng identik dengan sebutan kandang banteng alias basis pendukung PDIP yang mengusung Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaPrabowo Bakal Ditemani 'Arjuna' Kampanye di Tasikmalaya Besok
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) membongkar alasannya mendukung pasangan Prabowo dan Gibran pada Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, figur AHY cocok yang dekat dengan generasi milenial dan generasi Z, yang mana pada Pemilu 2024 merupakan pemilih terbesar.
Baca Selengkapnya