Membaca Peluang Koalisi Nasionalis-Religius Usung Capres di 2024
Merdeka.com - Ketum Golkar Airlangga Hartarto kian rajin melakukan safari politik ke sejumlah ketua umum partai. Langkah Airlangga dinilai sebagai ancang-ancang membangun koalisi menuju Pemilu 2024.
Setelah Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Airlangga menggelar pertemuan dengan Ketum PPP Suharso Monoarfa. Safari politik Airlangga dengan ketiga parpol tersebut dinilai langkah yang tepat.
Direktur Eksekutif Parameter Politik, Adi Prayitno menilai, peluang koalisi Golkar, Gerindra, NasDem dan PPP sangat terbuka. PPP melengkapi koalisi tersebut dengan representasi pemilih Islam.
-
Apa peran Golkar dalam koalisi Prabowo? Golkar dan PAN yang menjadi partai pengusung teranyar juga memiliki kandidat yang bisa diusulkan ke Prabowo.
-
Kenapa PPP melihat perkembangan koalisi lain? Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya juga melihat perkembangan dari koalisi lain sebelum menentukan sosok cawapres yang tepat untuk Ganjar.
-
Siapa yang diusung Golkar sebagai Cawapres Prabowo? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
“NasDem dan Gerindra kan punya tarikan napas sejarah politik yang beririsan. NasDem itu Surya Paloh pernah jadi orang penting di Golkar. Gerindra Prabowo adalaah juga pernah jadi orang penting di Golkar. keduanya punya tarikan napas sejarah jadi kalau dilihat dari ideologi, mereka punya napas perjuangan yang sama,” kata Adi saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (1/4).
“Nah kenapa PPP? tentu Golkar-Nasdem dan Gerindra inikan dianggap partai nasionalis. Untuk menggenapi koalisi, biasanya selalu ada variabel representasi pemilih partai islam,” tambah Adi lagi.
Dia juga melihat, PPP memiliki chemistry yang pas dengan Golkar dan Gerindra. Sehingga dia meyakini, safari politik Airlangga bukan sekadar bicara politik kebangsaan semata.
“Karena bicara kebangsaan kan bisa diomongkan dalam rapat kabinet. Karena 4 partai ini kan satu kolam kaolisi di pemerintah,” kata Adi lagi.
Adi kemudian bicara siapa calon presiden dan wakil presiden yang bakal diusung dalam koalisi nasionalis-religius tersebut. Menurut dia, peluang Prabowo dan Airlangga sangat besar dalam koalisi ini untuk diusung sebagai calon.
“Setidaknya, untuk 2024, Golkar itu punya jagoan sendiri. Entah nantinya RI1 atau RI2. Kalau dihitung rata-rata, Airlangga ketum parpol besar paling rasional maju di pilpres. Prabowo juga layak diperhitungkan, karena capres dua kali, pimpinan parpol besar,” terang Adi.
Untuk elektabilitas, Adi Prayitno memiliki argumentasi sendiri. Menurut dia, hal tersebut bukan menjadi kendala besar. Terlebih, bendera parpol di belakang Airlangga adalah partai besar.
“Sekalipun elektabilitas tidak menjulang, Airlangga ketum parpol Golkar yang cuma butuh partner koalisi partai menengah untuk menggenapi 20 persen (presidential threshold). Golkar 12 persen, tinggal cari partai yang elektabilitas 8 persen, ada NasDem ada PKB, kalau bicara tentang kans politik, selain Prabowo, Airlangga capres paling rasional secara kalkulasi politik,” ujar Adi.
Sementara untuk calon presiden yang digadang di dalam survei, Adi mengibaratkan nama-nama yang moncer dalam survei sebagai capres angin surga. Sebab, nasibnya belum jelas ketimbang capres yang punya kekuatan di partai.
“Kalau Ganjar, Anies, Ridwan Kamil, menurut saya capres angin surga. Mereka tidak punya keistimewaan. Ganjar boleh elektabilitasnya oke, tapi penentunya ada di Megawati,” tutur dia.
Belum lagi bicara tentang persaingan internal parpol. Di dalam PDIP ada nama Puan Maharani dan Tri Rismaharini. Sehingga, menurut dia, Ganjar masuk dalam kategori capres angin surga.
“Keputusan parpol belum tentu ke Ganjar, makanya saya bilang capres angin surga. Elektablitas boleh tinggi, tapi sekali lagi, masih ada nama Puan dan Risma bisa jadi saingan,” kata Adi.
Kata Adi, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil juga belum terbaca sampai sekarang, parpol mana yang mau mengusung. Sehingga jika dianalisis, maka capres elektabilitas vs capres ketum parpol, yang paling berpeluang adalah capres ketua umum parpol.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kedua calon pemimpin ini akan saling melengkapi bilamana benar menjadi duet di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan partainya pada Pilkada 2024 siap berkoalisi dengan partai di luar koalisi mereka saat Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaNasDem tak mau ambil pusing dengan keputusan tersebut.
Baca SelengkapnyaSinyal tersebut disampaikan Prabowo usai melakukan pertemuan dengan Surya Paloh.
Baca SelengkapnyaCEO Lembaga Survei Proximity Indonesia, Whima Edy Nugroho mengatakan, tiga poros itu tidak akan jauh dari koalisi parpol pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, MH Said Abdullah, menilai tidak masalah jika parlemen didominasi pendukung Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN memutuskan merapat mendukung Prabowo di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPKB terang-terangan tergiur ajakan PDI Perjuangan untuk berkoalisi mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCalon Presiden Prabowo Subianto resmi diusung koalisi besar Partai Gerindra, PKB, Golkar dan PAN.
Baca SelengkapnyaSejumlah partai yang tidak mengusung Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 diperkirakan akan bergabung dalam pemerintahan pasangan ini.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar memberikan sinyal bakal ada partai baru yang bergabung ke koalisi Indonesia Maju setelah Prabowo-Gibran menang
Baca Selengkapnya