Membaca Strategi Tokoh Politik Menatap Pilpres 2024
Merdeka.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terang-terangan berminat maju sebagai calon presiden di Pemilu 2024. Sikap RK ini berbeda ketimbang para kandidat capres populer lainnya versi lembaga survei.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan misalnya, selalu menolak bicara Pemilu 2024. Begitu juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang memilih fokus urus Covid-19.
Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo menilai, banyak tokoh belum mau deklarasi sebagai capres atau cawapres karena tiket Pilpres yang terbatas. UU Pemilu mensyaratkan ambang batas pencalonan presiden 20 persen dari kursi di DPR.
-
Bagaimana tahapan Pilkada 2024? Tahapan sendiri dimulai dari Perencanaan Program dan Anggaran telah dilaksanakan sejak Januari 2024 lalu. Tahapan Lengkap Pilkada 2024 Tahapan Pilkada 2024 secara rinci terbagi menjadi dua, yaitu tahapan persiapan dan tahapan penyelenggaraan pemilihan.
-
Apa itu Pantarlih Pilkada 2024? Pantarlih, atau Petugas Pemutakhiran Data Pemilih, adalah individu atau sekelompok individu yang ditunjuk oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk melakukan pemutakhiran dan pencocokan data pemilih dalam pemilihan umum di Indonesia, termasuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
-
Siapa saja yang ikut dalam pilpres 2024? Dari beberapa daerah yang sudah dibacakan, pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dari pasangan nomor urut 01 Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar dan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
-
Pilkada 2024 memilih apa? Pada Pilkada 2024, masyarakat akan memilih gubernur dan wakil gubernur untuk tingkat provinsi, wali kota dan wakil wali kota untuk tingkat kota, serta bupati dan wakil bupati untuk tingkat kabupaten.
-
Apa yang dilakukan Golkar di Pilpres 2024? 'Kesempatan bagi saya untuk menyampaikan terima kasih saya atas kerja keras Partai Golkar dalam pemilihan umum yang tentu saja kita rasakan bersama tahun 2024 ini, peran Partai Golkar sangat besar,' kata Prabowo.
-
Siapa yang akan bersaing di pemilu 2024? Dalam demokrasi yang padat modal keberpihakan adalah sebuah keniscayaan. Di sini AMSI mendorong agar media massa menghasilkan berita atau konten berdasarkan undang-undang pers.
Dengan syarat ambang batas ini, diperkirakan paling banyak hanya akan ada tiga pasang capres-cawapres. Atau tiga jatah capres dan tiga jatah cawapres.
Para tokoh yang berniat maju di Pilpres, diyakini Kunto, masih bersifat menunggu dan melakukan penjajakan supaya memastikan mendapatkan tiket dari partai.
"Terutama problemnya adalah tiket. Kalau UU-nya tidak diubah kan berarti hanya sedikit partai yang bisa berkoalisi partai yang bisa memberikan tiket pada tokoh-tokoh ini," ujar pengajar di Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad ini kepada wartawan, Rabu (6/10).
Di luar kepala daerah, ada nama Puan Maharani yang digadang bakal diusung PDIP. Kemudian Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno diyakini bakal ikut berkontestasi. Namun, ketiganya belum pernah secara terang-terangan mengungkap minatnya maju.
Beberapa nama yang secara terang-terangan seperti Ridwan Kamil, hanya Plt Ketum PSI Giring Ganesha. Kemudian Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang dalam keputusan partainya didorong untuk menjadi calon presiden.
Kunto kembali mencatat, seluruh nama tersebut tak satupun dapat dipastikan memiliki tiket untuk maju Pemilu 2024. "Sehingga tidak ada satupun yang bisa mendeklarasikan diri hari ini," ujar Kunto.
Faktor Elektabilitas
Sementara itu, pengamat politik Ujang Komarudin menilai, banyak tokoh belum mendeklarasikan diri karena masih terganjal elektabilitas. Faktor keterpilihan ini penting untuk melengkapi dukungan partai.
Bila tokoh masih rendah elektabilitasnya dan tidak punya dukungan partai sudah deklarasi sebagai capres atau cawapres akan malu. Maka, lebih banyak memilih diam tetap sudah bergerak di bawah.
"Karena menyatakan maju, tapi elektabilitasnya rendah dan tak ada partai politik yang dukung, maka akan malu sendiri. Makanya banyak yang diam, tapi sudah bergerak mendekati rakyat," ujar pengajar di Universitas Al-Azhar Indonesia ini.
Dalam Workshop Nasional PAN, RK mengaku berniat untuk ikut berkontestasi di tingkat nasional di 2024. Kang Emil, sapaannya, berniat bergabung dengan partai politik untuk memenuhi ambisinya itu.
"Kalau ada sebuah pintu terbuka misalkan dari partai PAN, saya Bismillah. Tapi kalau tidak, tidak masalah, karena Allah yang akan tentukan,” kata Ridwan disambut tepuk tangan ratusan kader PAN yang hadir.
Usai jadi pembicara, Kang Emil kembali menegaskan, niatannya untuk maju Pemilu 2024 saat ditemui wartawan. Menurut dia, setiap dukungan untuk maju Capres yang datang dari parpol tidak boleh ditolak.
"Mudah-mudahan, siapapun yang mendukung tidak boleh ditolak asal dukungannya baik. Saling menguatkan pastilah itu. Kerjasama politik yang kita tunggu-tunggu," kata Emil.
Sebelum Emil, sudah ada Plt Ketum PSI Giring Ganesha yang mendeklarasikan diri sebagai capres 2024. Bahkan balihonya sudah tersebar dimana-mana. Niatan Giring maju ini direspon beragam. Banyak yang meremehkannya. Apalagi PSI tidak punya kursi di DPR RI.
Malu-malu
Sejumlah tokoh partai politik juga sudah mulai bertebaran menjual diri melalui baliho. Misalnya Ketua DPP PDIP dan Ketua DPR Puan Maharani, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, hingga Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Namun, Puan dan Airlangga belum ada pernyataan secara tegas bakal mencalonkan diri sebagai capres dan cawapres. Sementara, PKB mengakui akan mendorong Cak Imin sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024.
Erick Thohir menolak bicara tentang kemungkinan dirinya maju dalam kontestasi Pemilu 2024. Dia mengatakan, saat ini fokus pada kesehatan masyarakat yang tengah dilanda pandemi Covid-19.
"Saya rasa gini, ini konteksnya sama-sama sepakat. Hari ini, kan rakyat masih susah kesehatan, ekonomi. Kita lebih fokus saja,” kata Erick saat menghadiri Workshop Nasional DPP Partai PAN, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (5/9).
Erick menilai, Pemilu 2024 masih jauh. Saat ini, kata dia, lebih penting memikirkan pekerjaan ketimbang persoalan lainnya. “Tentu, 2024 masih lama, yang penting fokus kerja dan kita memastikan lagi ekonomi kita bangkit," kata Erick.
Mirip dengan Erick, Ganjar mengaku tidak ingin memikirkan soal pencapresan saat sedang disibukan dengan pandemi Covid-19.
Dia bilang, saat ini sedang fokus mengurus berbagai macam kesulitan masyarakat, khususnya terkait pandemi.
"Saya ngurus vaksin dulu, saya ngurus orang yang hari ini kesulitan, saya harus menerima aduan masyarakat UMKMnya tidak jalan, kredit macet, bst (bantuan sosial tunai) enggak sampe, itu aja dong," ujar Ganjar menjawab pertanyaan netizen dalam tayang YouTube, Selasa (17/8).
Oleh sebab itu, ia menilai tidak pantas sudah memikirkan mengenai Pilpres. Di saat masyarakat tengah kesusahan.
"Enggak pantas mikirin yang lain rakyat lagi susah," katanya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Partai politik sudah mulai menjaring sejumlah tokoh yang dipertimbangkan diusung menjadi bakal calon Gubernur DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaRK menilai, banyaknya kandidat calon gubernur dan wakil gubernur bakal melahirkan adu gagasan yang baik di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar memutuskan untuk mendukung Dedi Mulyadi di Pilkada Jawa Barat 2024. Dengan demikian, Golkar berpotensi mengusung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaZulhas saat ditemui usai workshop dan Rakornas PAN mengatakan bahwa partainya berencana mengusung RK.
Baca SelengkapnyaPKS membuka peluang untuk kembali mengusung Anies sebagai Cagub DKI
Baca SelengkapnyaGolkar yang menjadi salah satu partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) hingga kini belum memutuskan kadernya; Ridwan Kamil untuk maju Pilkada Jakarta.
Baca Selengkapnya"Kita punya kuda hitam baru, Pak Erwin Aksa kemarin nyaleg di Jakarta Barat dan Jakarta Utara banyak suaranya. Itulah nanti kita lihat," kata Sekjen Golkar
Baca SelengkapnyaPenunjukan tersebut setalah Golkar mengumpulkan 1.064 kadernya.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil tidak mempermasalahkan lawan yang akan dia hadapi.
Baca SelengkapnyaNasDem, PKS dan PKB mengusung Anies, namun belum ada rumusan untuk pembahasam ketingkat selanjutnya.
Baca SelengkapnyaKabar majunya Anies Baswedan juga menjadi pertimbangan apakah Partai Golkar akan mengusung Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaPeluang Ridwan Kamil di Jakarta tetap ada walaupun diakui elektabilitasnya belum optimal.
Baca Selengkapnya