Membedah Hasil Survei Terbaru Pemilih Loyal Jokowi dan Prabowo
Merdeka.com - Sejumlah lembaga survei telah merilis hasil penelitian tentang elektabilitas capres-cawapres, Jokowi-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pada beberapa survei tersebut elektabilitas capres petahana masih unggul dari lawannya.
Selain elektabilitas, lembaga survei juga merekam tingkat kemantapan pemilih terhadap dua pasang capres-cawapres. Hasilnya cukup mengejutkan karena meski para pemilih sudah mantap pada pilihannya namun masih ada kemungkinan untuk berubah. Berikut ulasan dari lembaga survei terbaru:
Elektabilitas Jokowi-Maruf Unggul Dari Prabowo-Sandi
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Kenapa Prabowo-Gibran dianggap punya elektabilitas tinggi? Menurut Pradana, salah satu hal yang disorot oleh The Economist adalah terkait elektabilitas Prabowo-Gibran karena komitmen keberlanjutan terhadap berbagai program Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang terus digaungkan keduanya.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang paling tinggi elektabilitasnya? Dalam survei tersebut, Prabowo-Gibran yang paling teratas. Elektabilitas Prabowo-Gibran mencapai 39,3 persen.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilpres 2024? Pengamat Politik Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Moch Mubarok Muharam menyebut Prabowo Subianto sudah mendapatkan dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju pada Pilpres 2024.
Menjelang Pencoblosan, Center for Strategic and International Studies (CSIS) merilis hasil survei elektabilitas Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf meraih 51,4 persen suara, sedangkan Prabowo-Sandi 33,3 persen suara. Sementara yang tidak menjawab ada 14,1 persen dan belum menentukan pilihan sebanyak 1,2 persen.
Survei tersebut dilakukan CSIS pada periode 15-22 Maret 2019. Margin of error survei ini kurang-lebih minus 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel 1.960 responden yang dipilih secara acak bertingkat mewakili 34 provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner.
Tingkat Kemantapan Memilih Capres-Cawapres
Survei CSIS juga merekam pemilih yang mantap memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf. Dari elektabilitas dengan presentase 51,4 persen, sebesar 84,4 persen pemilih mantap memilih Jokowi-Ma’ruf. Sebanyak 15,6 persen pemilih kemungkinan masih bisa berubah.
Sementara dari 33,3 persen pemilih pemilih Prabowo-Sandi, sebesar 81,3 persen mantap memilih dan 18,7 persen menjawab kemungkinan berubah.
"Tingkat kemantapan pilihan pemilih sudah cukup tinggi. Migrasi pemilih antar-calon diprediksi tidak akan banyak terjadi. Pada masing-masing calon, tingkat loyalitas memilih sudah di atas angkat 80 persen. Tingkat kemantapan pemilih Jokowi-Ma'ruf sebesar 84,4 persen, sementara kemantapan pilihan Prabowo-Sandiaga sebesar 81,3 persen," ujar peneliti dari CSIS, Arya Fernandes.
Versi Charta Politika
Elektabilitas capres-cawapres Jokowi-Ma’ruf Amin lebih unggul dibanding dengan pesaingnya Prabowo Subianto-Sandi. Berdasarkan survei Charta Politika menunjukkan jika elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Amin 53,6 persen, sementara Prabowo-Sandi 35,4 persen.
Sedangkan sisanya sebesar 11 persen menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. "Jokowi-Ma'ruf masih unggul dengan selisih 18,2 persen," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Survei dilakukan pada 1-9 Maret 2019. Survei ini dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan metode acak bertingkat dengan margin of error lebih kurang 2,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
21,2 persen responden memilih Ganjar-Mahfud dan 10,6 persen memilih Anies-Muhaimin.
Baca Selengkapnya"Mayoritas warga cukup/sangat puas atas kinerja Joko Widodo sebagai Presiden, 75,8%," tulis dalam survei tersebut
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaNamun dalam survei calon presiden, Prabowo-Gibran unggul dengan perolehan 51,8 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo banyak mendapat imbas positif dari efek Jokowi.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengungkap dua faktor yang membuat elektabilitas Prabowo berada di puncak.
Baca SelengkapnyaKarena tidak semua pendukung memiliki keteguhan kuat dalam pilihan capresnya. Ada pendukung yang bisa berubah pikiran.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaTingkat kepuasan kinerja pemerintah mempengaruhi pilihan capres-cawapres di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaDukungan kuat dari para pemilih loyalnya semenjak Pilpres 2019 silam, membuat elektabilitas Menteri Pertahanan tersebut terus menguat.
Baca SelengkapnyaLoyalis Jokowi juga malah lebih banyak memilih untuk mendukung paslon nomor urut satu Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaLSI memperlihatkan, tren elektabilitas Prabowo Subianto terus mengalami peningkatan sejak Januari hingga Juli 2023.
Baca Selengkapnya