Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menakar Untung Rugi Mulyadi - Ali Mukhin Tinggalkan PDIP di Pilkada Sumbar

Menakar Untung Rugi Mulyadi - Ali Mukhin Tinggalkan PDIP di Pilkada Sumbar PKB Dukung Mulyadi-Ali Mukhni di Pilkada Sumbar. ©2020 Liputan6.com

Merdeka.com - Pasangan bakal calon Mulyadi-Ali Mukhin telah memantapkan diri mengembalikan rekomendasi dukungan PDIP Perjungan (PDIP) untuk Pilkada Sumatera Barat (Sumbar). Ini menyusul polemik pernyataan Puan Maharani soal masyarakat Sumbar.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai, keputusan pasangan Mulyadi-Ali Mukhin mengembalikan rekomendasi dukungan dari partai belogo banteng moncong putih tersebut adalah hal yang wajar dan masuk akal. Terlebih dikaitkan dengan kontestasi politik di Sumbar.

"Karena jika tak dikembalikan akan sangat merugikan dalam pencalonan mereka berdua. Karena ucapan Puan tersebut, jelas akan membuat masyarakat Sumbar tak simpati pada mereka berdua," kata Ujang saat dihubungi merdeka.com Minggu (6/9).

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, pengembalian rekomendasi dukungan yang telah diberikan PDIP melalui B1KWK, bertujuan memotong mata rantai kerugian yang lebih besar. Apalagi persoalan yang disinggung Puan sudah masuk dalam isu sensitif.

"Ini isu sensitif, jadi harus dipotong dengan cara mengembalikan SK tersebut. Lagipula, dengan dikembalikannya SK dukungan ke PDIP. Tidak membatalkan atau menggugurkan pencalonan mereka berdua sebagai cagub dan cawagub Sumbar. Karena tanpa PDIP pun, Mulyadi dan Ali sudah memenuhi syarat menjadi calon," jelasnya.

Dia menambahkan, ketimbang tetap mempertahankan dukungan PDIP, lebih masuk akal bagi Mulyadi mengembalikannya. Agar pasangan ini tidak menjadi bulan-bulanan lawan politik dan kalah sebelum dimulainya kontestasi.

"Untungnya tak semakin dibenci oleh masyarakat Sumbar dan ruginya hanya akan dibenci PDIP. Namun itu pilihan rasional dalam politik, karena untuk menyelamatkan citra politik keduanya," jelasnya.

Bebas Beban Psikologis

Dihubungi terpisah, Peneliti Senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menilai, jika pasangan Mulyadi-Ali Mukhin tetap memaksakan diri terima rekomendasi PDIP, mereka berpotensi menanggung beban psikologis.

"Bisa jadi menurut perhitungan politik Mulyadi-Ali bila diteruskan mendapatkan dukungan PDIP tak hanya akan kalah. Tapi sepanjang tahapannya akan mengalami beban psikologis yang tidak ringan," kata Siti.

Beban psikologis itu bisa berwujud hilangnya rasa simpatik terhadap pasangan tersebut. Lantaran harus menanggung beban akibat pernyataan Puan Maharani soal masyarakat Sumbar yang dianggap tidak Pancasilais.

"Terlebih, resistensi masyarakat Minang terhadap pernyataan Puan akan berpengaruh terhadap kemenangan Mulyadi-Ali. Pernyataan Puan tersebut dinilai tak menguntungkan secara politik, karena telah melukai perasaan masyarakat Minang," sambungnya.

Buntut Panjang Pernyataan Puan

Diketahui pada pemberitaan sebelumnya, PDIP telah menyatakan dukungan terhadap pasangan Mulyadi-Ali Mukhni dalam Pilgub Sumatera Barat 2020.

Namun pernyataan Puan Maharani saat mengeluarkan rekomendasi, ternyata berbuntut panjang. Lantaran Puan dinilai memicu reaksi negatif masyarakat Sumbar.

"Rekomendasi diberikan kepada Mulyadi dan Ali Mukni. Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang mendukung negara pancasila," ujar Puan saat pengumuman kepala daerah gelombang V secara virtual, Rabu (3/9).

Pernyataan tersebut, kemudian menjadi kontroversi, khususnya di kalangan masyarakat Sumbar. Akibatnya pasangan Mulyadi-Ali Mukhni mengembalikan rekomendasi tersebut.

"Banyak tokoh masyarakat Minangkabau menghubungi kami terkait pernyataan itu menyampaikan kekecewaannya, kami juga kecewa," kata Ali Mukhni, Sabtu (5/8).

Oleh sebab itu mereka sepakat untuk mengembalikan rekomendasi dari PDIP. Sehingga pasangan ini akhirnya hanya diusung Partai Demokrat dan PAN.

Dengan dikembalikannya SK dukungan dari PDIP, pasangan Mulyadi-Ali Mukhni kini hanya diusung dua parpol, yaitu Demokrat dan PAN, yang sama-sama mempunyai 10 kursi di DPRD Sumbar.

Jumlah tersebut memenuhi syarat untuk mengusung pasangan calon sendiri, karena syarat minimal yang dibutuhkan hanya 13 kursi. Pasangan yang akan berlaga di pesta demokrasi Sumbar ini, dikabarkan akan mendaftar ke KPU Sumbar pada Minggu 6 September 2020. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PAN Legowo Bima Arya Batal Maju di Pilgub Jabar, Klaim Tak Ada Gejolak di Internal
PAN Legowo Bima Arya Batal Maju di Pilgub Jabar, Klaim Tak Ada Gejolak di Internal

"Kita terbiasa di organisasi PAN samina waatona terhadap kebijakan pimpinan. Jadi saya kira pimpinan pasti sudah memikirkan yang terbaik."

Baca Selengkapnya
Bima Arya Mundur dari Bursa Pilgub Jabar: Kang Dedi akan Berpasangan dengan Kader Golkar
Bima Arya Mundur dari Bursa Pilgub Jabar: Kang Dedi akan Berpasangan dengan Kader Golkar

Bima Arya mengikuti PAN sebagai anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang mendukung penuh pencalonan Dedi Mulyadi sebagai Calon Gubernur Jabar.

Baca Selengkapnya
PAN Siapkan Posisi Baru untuk Bima Arya: Calon Menteri Prabowo atau Cawagub Dedi Mulyadi
PAN Siapkan Posisi Baru untuk Bima Arya: Calon Menteri Prabowo atau Cawagub Dedi Mulyadi

PAN mencari posisi yang pas untuk kadernya Bima Arya Sugiarto usai mundur dari pencalonan di Pilkada Jawa Barat.

Baca Selengkapnya
Pilkada Kabupaten Serang: Batal Maju, Abah Otong Kini Dukung Andika-Nanang
Pilkada Kabupaten Serang: Batal Maju, Abah Otong Kini Dukung Andika-Nanang

Abah Otong langsung bertemu dengan Andika saat mengalihkan dukungannya.

Baca Selengkapnya
Batal Usung Paslon KIM di Pilkada Banten, Golkar: Kami Yakin Pak Prabowo Demokratis
Batal Usung Paslon KIM di Pilkada Banten, Golkar: Kami Yakin Pak Prabowo Demokratis

Sekjen Partai Golkar Sarmuji menyakini KIM dan Prabowo Subianto bakal menerima keputusan Golkar mengusung Airin-Ade Sumardi di Pilkada Banten.

Baca Selengkapnya
Cawagub Demul di Jabar, PAN Tawarkan Desy Rantasari atau Bima Arya
Cawagub Demul di Jabar, PAN Tawarkan Desy Rantasari atau Bima Arya

PAN memastikan jika nama yang ditawarkan tak diinginkan hal itu kembali menjadi keputusan bersama.

Baca Selengkapnya
Maruarar Sirait Ungkap Bertemu 4 Mata dengan Jokowi Sebelum Keluar dari PDIP
Maruarar Sirait Ungkap Bertemu 4 Mata dengan Jokowi Sebelum Keluar dari PDIP

Maruarar Sirait resmi mengundurkan diri dan pamit dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Baca Selengkapnya
Harapan Budiman Sudjatmiko ke Maruarar Sirait usai Hengkang dari PDIP
Harapan Budiman Sudjatmiko ke Maruarar Sirait usai Hengkang dari PDIP

Budiman Sudjatmiko sendiri dipecat dari PDI Perjuangan usai terang-terangan mendukung Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya
PDIP Nyatakan Dukungan ke Paslon Dadang Supriatna - Ali Syakieb di Pilbup Bandung
PDIP Nyatakan Dukungan ke Paslon Dadang Supriatna - Ali Syakieb di Pilbup Bandung

PDIP akhirnya menyatakan dukungan kepada pasangan calon Bupati Bandung petahana Dadang Supriatna dan Ali Syakieb.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Momen Maruarar Sirait Sedih Pamit dari PDIP & Bangga Pilih Ikut Jokowi
VIDEO: Momen Maruarar Sirait Sedih Pamit dari PDIP & Bangga Pilih Ikut Jokowi

Maruarar menyampaikan terimakasih selama dirinya berada di partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Maruarar Ngaku Sehati dengan Megawati PDIP, Ingatkan Pramono Soal Dukungan Anies Untungkan RK
VIDEO: Maruarar Ngaku Sehati dengan Megawati PDIP, Ingatkan Pramono Soal Dukungan Anies Untungkan RK

Maruarar menyampaikan bahwa sepertinya PDIP tidak hanya melihat calon dari elektabilitasnya saja

Baca Selengkapnya
PDIP Bali Sebut Ganjar-Mahfud Duet Klop, Targetkan Raup 90 Persen Suara
PDIP Bali Sebut Ganjar-Mahfud Duet Klop, Targetkan Raup 90 Persen Suara

Siapapun yang menjadi pendamping Ganjar Pranowo, PDIP Bali akan mendukung penuh.

Baca Selengkapnya