Menang di 6 Pilgub, Maruarar puji keputusan Megawati pilih calon pemimpin
Merdeka.com - Politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengapresiasi perolehan partainya dalam Pilkada Serentak 2018. Menurutnya, kemenangan PDIP di sejumlah daerah adalah bentuk kecermatan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilih calon pemimpin.
"Partai politik yang berhasil adalah partai yang sukses memproses dan menciptakan para pemimpin bukan hanya membaca situasi, melihat figur yang berpeluang untuk kemudian didukung tanpa memperhatikan aspek ideologis, loyalitas dan pendidikan politik di partai," kata Ara sapaan Maruarar melalui keterangan tertulis, Minggu (1/7).
"Saya sebagai kader partai bangga dengan keputusan Ibu Mega untuk mengusung kader bertarung di Pilkada 2018," sambungnya.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Gimana menurut Kartika Putri cara ngeliat pemimpin yg baik? Bahkan, menurut wanita kelahiran 20 Januari 1991, daripada hanya debat saja, mengaji menjadi sarana yang bagus untuk melihat sosok pemimpin yang baik.
-
Gimana caranya memilih pemimpin yang baik? Cara memilih pemimpin yang baik pertama adalah dengan melakukan riset serta analisis pada calon pemimpin. Cari tahulah tentang latar belakang, pengalaman hingga visi misi calon pemimpin. Tak hanya itu, Anda juga perlu memastikan mengevaluasi kinerja dan rekam jejak calon pemimpin yang pernah dilakukan di masa lalu.
-
Mengapa PDIP menjadi partai pemenang? PDIP berhasil menjadi partai pemenang pemilu 2019 dengan memperoleh dukungan yang signifikan dari masyarakat.
-
Bagaimana menjadi pantarlih pilkada? Dengan mematuhi semua syarat-syarat yang telah ditetapkan, calon Pantarlih akan memenuhi kualifikasi untuk mendaftar sebagai Pantarlih pada Pilkada 2024.
-
Bagaimana PDIP menentukan sikap politiknya? 'Memberikan usulan kepada Ibu Megawati Sukarnoputri selaku ketua umum PDIP pemegang hak prerogatif kongres untuk kemudian disanalah (Rakernas) PDIP akan menentukan sikap politiknya. Akan berada di dalam atau di luar pemerintahan,' ungkapnya.
Selain itu, kata Ara, kemenangan PDIP di beberapa daerah juga menjadi kemenangan rakyat. Hal ini juga menunjukkan kaderisasi di PDIP tidak berlangsung instan karena seseorang selalu melewati proses panjang sebelum dicalonkan menjadi kepala daerah.
"Keberanian PDIP mengusung kader di hampir semua wilayah menunjukkan bahwa PDIP telah menjalankan fungsi kepartaian dengan baik," ujarnya.
Dia mencontohkan bagaimana PDIP sebelum mengusung Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jateng, lebih dulu menjadi anggota DPR 2 periode. Djarot Saiful Hidayat yang diusung jadi cagub Sumut sebelumnya adalah Wali Kota Blitar, anggota DPR, Wakil Gubernur DKI. Bahkan Presiden Joko Widodo sebelumnya juga berproses dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI dan kemudian menjadi Presiden.
Kemudian, klaim sejumlah partai di sejumlah pilkada jika dilihat dari pragmatisme politik sah-sah saja, tapi jika dilihat dari aspek kualitas klaim itu menjadi tidak tepat.
"Sebab kemenangan mereka bukan kemenangan yang mendatangkan nilai lebih bagi partai yang seharusnya berfungsi sebagai tempat artikulasi kepentingan rakyat, tempat pendidikan politik dan kaderisasi," ungkap Ara.
"Pasangan Djarot-Sihar di Pilkada Sumut dilihat dari quick count memang kalah, tapi coba kita objektif melihatnya. Suara PDIP dan PPP di Sumut tak lebih dari 21 persen, tapi lihat perolehan suara Djoss lebih dari 40 persen. Artinya mesin partai berjalan, figur yang diusung juga diterima public," tandasnya.
Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin menyampaikan, kaderisasi yang dilakukan PDIP sangat baik. Menurut dia, kaderisasi itu yang diharapkan berjalan di semua partai politik.
"Kaderisasi baik, berjenjang. PDIP mengusung kadernya di banyak daerah, itu penting," ungkap Ujang.
"Karena banyak parpol di Indonesia pragmatismenya tinggi. Lebih memilih mengusung non kader atau figur yang punya kekuatan finansial yang besar," tambah dia.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aria Bima juga membantah anggapan jika partainya mengabaikan partai-partai kecil.
Baca SelengkapnyaMegawati Sentil Partai Politik Rebutan Jatah Menteri, Ini Ucapannya
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto memperbanyak sebaran tokoh berpengaruh di berbagai dapil.
Baca SelengkapnyaYunarto juga mengomentari munculnya nama Pramono Anung, sosok yang dekat dengan Jokowi
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaSoal kapan pengumuman cawapres Ganjar, Megawati menyebut hanya tinggal menunggu waktunya saja.
Baca SelengkapnyaMenurut Megawati, jelang Pilkada ada fenomena yang berkembang, bahwa Pilkada dijadikan momentum Unjuk Kekuasaan.
Baca SelengkapnyaBamsoet Singgung Pilkada: Idealnya Kepala Daerah Berasal dari Kader Parpol
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Megawati dalam kampanye terbuka di Lapangan Tegallega, Bandung, Jawa Barat
Baca SelengkapnyaMaruarar memutuskan keluar dari PDIP dan memilih ikut arah politik dari Jokowi.
Baca Selengkapnya