Menangkan Jokowi-Ma'ruf, TKD Jabar Siap Jalankan Skema 'Operasi Semut'
Merdeka.com - Ketua Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku telah menyiapkan skema operasi semut untuk membuat jagoannya menang di Jawa Barat. Menurutnya, Jawa Barat merupakan lumbung suara nasional di Pilpres 2019.
Dengan skema itu, Dedi meyakini perolehan suara Jokowi dengan rivalnya Prabowo Subianto akan berbeda dengan Pilpres 2014 lalu. Di Pilpres 2014, Jawa Barat menjadi wilayah yang tak bisa dikuasai Jokowi.
"Fokus tim, relawan dan caleg partai pengusung adalah mendatangi warga Jawa Barat door to door. Gotong-royong, operasi semut untuk kemenangan Jokowi-Ma’ruf, ini kita lakukan. Semut mah kan ENGgak perlu berton-ton gula, cukup sesuai kebutuhan," kata Dedi di hadapan Jokowi di Hotel Asrilia, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Sabtu (10/10/2018).
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Siapa yang mendukung Dedi Mulyadi? 'Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat,' kata Singgih dalam keterangannya.
-
Bagaimana Prabowo mendapatkan dukungan dari Jokowi? “Dorongan dari Pak Jokowi itu membuat Pak Prabowo Subianto sekarang lebih unggul. Endorse dari Pak Jokowi yang sudah kelihatan itu kan.“
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Bagaimana cara Jokowi mempersiapkan Prabowo? 'Jadi, Mas Bowo berangkat ke sini ketemu ini jadi beliau yang saya siap pak siap bener saya ke Tiongkok atas petunjuk beliau saya ke Jepang saya sekarang di perintahkan untuk ke Timur Tengah karena sangat penting,' imbuh dia.
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Gula yang dimaksud Dedi adalah menyampaikan program secara mikro sesuai dengan kebutuhan rakyat di daerah pemilihan. Hal ini, menurut dia, sangat penting karena berkaitan dengan keseharian rakyat.
"Perumahannya diperhatikan, bahan pokok, sarjana PKH diperbanyak dan pembangunan infrastruktur. Kemudian, pelayanan kesehatan dan administrasi negara yang mampu menjangkau pelosok. Ini lebih penting dibandingkan bahasan yang tinggi-tinggi itu," ujarnya.
Dedi menilai semangat gotong-royong telah menjadi karakteristik masyarakat Jawa Barat. Karena itu, tim kampanye tidak perlu menyodorkan konsep dan gagasan yang tidak sulit dipahami masyarakat.
Sebaliknya, program yang mudah dicerna harus menjadi orientasi tim di lapangan untuk disampaikan.
"Saya akan menyematkan iket Sunda kepada Pak Jokowi. Ini simbol agar pikiran dan hati bersatu. Sehingga kampanye kita kepada masyarakat murni berdasarkan data bukan asal ngomong. Ini harus kita lakukan," ujarnya yang disambut tepuk tangan peserta pertemuan.
Di lain pihak, kolaborasi bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun sudah dilakukan oleh Dedi Mulyadi. Pembagian segmentasi pemilih sudah disepakati untuk digarap oleh keduanya.
"Saya fokus di pedesaan, kultur, budaya dan lain-lain. Kalau Pak Ridwan Kamil fokus di wilayah perkotaan dengan isu milenial," ucapnya.
Analogi semut kembali diungkapkan oleh Ketua DPD Golkar Jawa Barat tersebut. Perumpamaan itu ternyata senada dengan kemeja yang dikenakan oleh Dedi yang bermotif semut.
"Mengurus gajah itu cukup sekali karena yang terpenting adalah ngurus jutaan semut di Jawa Barat. Sarang semut tidak boleh ditutupi beton karena nanti semutnya akan meninggalkan kita semua," ungkapnya.
Dua daerah yang menjadi titik lemah Jokowi
Timses Jokowi-Ma'ruf menyebut ada dua dua daerah yang harus dimaksimalkan dalam meraih suara. Selebihnya, sudah berhasil dikuasai oleh Jokowi-Ma'ruf.
Sekretaris TKD Jokowi-Ma'ruf Jabar Abdy Yuhana memasang target kemenangan minimal 60 persen di Jabar. Dia yakin apa yang dicanangkan bisa terealisasi. Sebab, kepala daerah di Jabar mayoritas diusung oleh koalisi partai pendukung Jokowi.
"Kekuatan kami sekarang hampir merata. Tinggal mengkonsolidasikannya menjadi kemenangan," klaimnya.
Bahkan, dia sesumbar Jokowi-Ma'ruf bisa menguasai 25 daerah dari total 27 kabupaten/kota di Jabar. "Ada dua daerah yang masih dijajaki, karena basis mereka (Prabowo Subianto-Sandiaga Uno), kayak Kabupaten Bogor," terangnya.
Setiap relawan akan mengukuti instruksi Jokowi untuk mensosialisasikan program-program Jokowi yang berkaitan langsung masyarakat, seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), hingga pembagian sertifikat tanah.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca SelengkapnyaKehadiran Jokowi diyakini menjadi magnet tersendiri dan nantinya bisa mendongkrak suara palson nomor urut dua itu.
Baca SelengkapnyaDirektur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi megatakan Pilkada Jabar kali ini tidak kompetitif.
Baca SelengkapnyaCak Imin pun optimistis Ridwan Kamil dan Ahmad Luthfi akan menang, usai Jokowi menyatakan dukungan dan turun kampanye.
Baca SelengkapnyaKemudian saat ditanyakan hasil survei internal, ayah kandung Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka enggan menjawab.
Baca SelengkapnyaMenurut Djarot, Jokowi sengaja menggunakan cara kotor, seperti membagikan bansos untuk mendapat suara
Baca SelengkapnyaPara caleg partai pendukung Ganjar-Mahfud juga akan berjuang meraih suara di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaKemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi
Baca SelengkapnyaDedy Mulyadi dipastikan bakal maju untuk menjadi Calon Gubernur (Cagub) di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat 2024.
Baca SelengkapnyaPecinta Jokowi di NTT melihat bahwa penerus program kerja Jokowi itu ada pada pasangan Prabowo - Gibran.
Baca SelengkapnyaMenurut Djarot, sama dengan Pilpres, Jokowi akan cawe-cawe kembali.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang terlibat kampanye.
Baca Selengkapnya