Menanti percobaan kedua Dedi Mulyadi melobi parpol lain untuk koalisi
Merdeka.com - Sejatinya, sebelum rekomendasi bakal calon gubernur Jawa Barat diserahkan kepada Ridwan Kamil dan kini telah dicabut kembali, Partai Golkar telah memerintahkan Dedi Mulyadi untuk membangun koalisi menghadapi Pilgub Jabar 2018. Namun Bupati Purwakarta itu urung mendapatkan partner.
Kini setelah rekomendasi resmi diberikan kepada Dedi yang juga ketua DPD Golkar Jabar, dia kembali ditugaskan mencari partai politik yang mau diajak bergabung. Golkar bahkan tidak mematok posisi Dedi, apakah sebagai cagub atau cawagub.
Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid mengatakan DPP telah menugaskan Dedi agar melakukan lobi ke beberapa partai politik untuk membangun koalisi. "Saudara Dedi kita tugaskan untuk melakukan lobi-lobi. Baik kepada PDIP maupun kepada partai-partai lain yang memungkinkan untuk berkoalisi dengan Golkar," kata Nurdin di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (22/12).
-
Bagaimana Golkar memutuskan Ridwan Kamil? 'Kesepakatan antara Pak Airlangga dengan pimpinan partai politik lain kita tunggu sampai akhir Juli atau awal Agustus,' kata Doli.
-
Siapa yang akan melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu,' tutur Huda.
-
Kenapa Golkar belum putuskan Ridwan Kamil? 'Waktu itu kan mungkin Ridwan Kamil bersedia karena waktu itu berasumsi bahwa Pak Anies Baswedan tidak akan maju lagi karena sudah jadi capres,' kata Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi mencalonkan diri? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Bagaimana cara PKB melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kenapa PKB ingin melawan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? 'Kita kan sudah lama sudah sampaikan begitu, kita akan bikin poros di luar Kang RK,' tegasnya lagi. Kemudian Huda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros atau 3 pasangan calon dari kubu yang berbeda demi menawarkan pilihan yang variatif bagi masyarakat.
Hal ini karena Golkar tidak memiliki cukup kursi untuk mengusung calon sendiri di Pilgub Jabar karena hanya memiliki 17 kursi di DPRD. Sementara syarat pencalonan di Pilgub Jabar harus mengantongi minimal 20 kursi.
"Karena Golkar tidak cukup, di sana masih butuh tambahan kursi dari partai lain maka perlu ada koalisi," tegasnya.
Nurdin menambahkan, apapun posisi Dedi nanti dalam pencalonan, akan dikondisikan sesuai kesepakatan koalisi yang terbentuk. "Pak Dedi diberikan waktu melakukan lobi lobi politik kepada siapa saja baik kepada PDIP, Demokrat, maupun partai partai lainnya untuk melakukan koalisi itu tentu ada bargaining," ujar Nurdin.
Sementara Ketua Koordinator Pemenangan Pemilu Wilayah I Partai Golkar, Nusron Wahid mengatakan ada tiga pilihan yang menjadi pembahasan terkait koalisi di Pilgub Jabar.
"Kita sedang berkomunikasi dengan tiga kekuatan. Dengan Demokrat yaitu Deddy Mizwar. Dengan NasDem, PKB, PPP yaitu Ridwan Kamil. Yang ketiga PDIP, kita ada stok Anton Charliyan. Kata kuncinya tetap Dedi Mulyadi," ujar Nusron usai menggelar rapat di DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat (22/12).
Soal posisi Dedi sebagai cagub atau cawagub, Nusron senada dengan Nurdin. Semuanya tergantung kesepakatan dan dinamika serta lobi politik dengan sejumlah partai politik di Jawa Barat. "Gubernur atau wakil gubernur tergantung simulasi yang ada," tukasnya.
Sedangkan Dedi sendiri mengakui sudah memulai berkomunikasi dengan partai lain. Namun dia menegaskan, komunikasi itu bukan atas nama pribadi, tetapi sebagai institusi partai. "Iya memang saya komunikasi dengan berbagai partai dalam membangun kesepahaman politik. Kemudian setelah itu merumuskan nama yang akan diusung," katanya saat dihubungi, Jumat (22/12).
Komunikasi dilakukan kepada sejumlah partai, di antaranya PDIP, PKB, Demokrat dan PPP. Jika nanti sudah mencapai kesepakatan dan punya pemahaman yang sama, maka dilanjutkan dengan membicarakan nama calon. "Tidak dulu bicara saya (sebagai calon), tapi institusinya dulu nanti disepakati nama. Artinya agar koalisinya tidak berubah-ubah lagi," lanjutnya.
Komunikasi menurutnya penting untuk menghindari dinamika dan perubahan koalisi. Namun, Dedi mengaku masih belum bisa membocorkan partai mana yang sudah punya kans besar bergabung.
"Keliatannya ada kesepahaman tinggal membicarakan orang. Enggak usah disebutin partainya. Nantilah dalam waktu dekat ini kami umumkan," pungkasnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerindra tidak bisa mencalonkan Dedi Mulyadi sendiri. Sehingga akan berkomunikasi dengan partai-partai lain.
Baca SelengkapnyaPengurus Partai Gerindra Jawa Barat menyebut ada dua nama yang dipertimbangkan untuk diusung, yakni Dedi Mulyadi dan Taufik Hidayat.
Baca SelengkapnyaDedi Mulyadi mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto membahas Pilkada Jabar
Baca SelengkapnyaTiket dukungan dipastikan usai pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan utusan Ketum Golkar yakni Singgih Januratmoko
Baca SelengkapnyaSekjen Golkar membenarkan Ridwan Kamil (RK) bakal diusung maju di Pilkada Jakarta 2024 usai Dedi Mulyadi diusung di Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaBanyak pihak meyakini, jika RK didukung untuk Pilkada Jakarta, maka peluang Dedi Mulyadi di Jabar terbuka lebar.
Baca SelengkapnyaAirlangga enggan menjelaskan lebih detil mengapa memberikan rekomendasi dukungan kepada Dedi Mulyadi dan bukan RK.
Baca SelengkapnyaDedi meyakini dukungan partai KIM Plus tak terganggu putusan MK soal partai politik bebas mengusung calon sendiri untuk Pilkada Serentak 2024.
Baca SelengkapnyaBeredar dukungan cagub Dedi Mulyadi berpasangan dengan politikus Golkar Nurul Arifin sebagai cawagub untuk Pilkada Jabar 2024.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, tidak masalah jika partai koalisi di tingkat nasional punya koalisi berbeda di tingkat daerah.
Baca SelengkapnyaPartai Golkar telah memutuskan untuk mengusung Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya