Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mencari penantang terkuat Jokowi selain Prabowo

Mencari penantang terkuat Jokowi selain Prabowo Jokowi. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden petahana telah mengantongi lima dukungan partai politik untuk maju di Pilpres 2019. Mereka adalah PDIP (109 kursi atau 19,4% kursi DPR), Golkar (91 kursi atau 16,2% kursi DPR), PPP (39 kursi atau 7% kursi DPR), NasDem (36 kursi atau 6,4% kursi DPR) dan Hanura (16 kursi atau 2,9% kursi DPR). Kubu petahana ini hanya tinggal merampungkan pembahasan tentang siapa orang yang tepat mendampingi Jokowi di posisi cawapres nantinya.

Di sisi lain, lima partai yakni Gerindra (73 kursi atau 13% kursi DPR), Demokrat (61 kursi atau 10,9% kursi DPR), PKB (47 kursi atau 8,4% kursi DPR), PAN (48 kursi atau 8,6% kursi DPR) dan PKS (40 kursi 7,1% kursi DPR) belum menentukan sikap untuk berkoalisi mendukung bersama satu calon presiden. Masing-masing partai punya jagoan sendiri untuk dimajukan.

Gerindra misalnya punya Prabowo. Demokrat menjagokan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Sementara PKB mendorong Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dan PAN punya Zulkifli Hasan. Begitu pula PKS yang punya Sohibul Iman, Salim Segaf Aljufrie hingga Anis Matta.

Aturan Presidential Threshold atau ambang batas capres juga menjadi kendala. Lima partai di kubu penantang ini harus berkoalisi hingga melewati batas 20 persen kursi DPR RI. Jika secara hitung-hitungan, partai suara terbesar yakni Gerindra harus koalisi minimal dengan PKS untuk usung Prabowo. Gerindra dan PKS memang tampak mesra pasca menang di Pilgub DKI, ditambah PAN yang telah bangun koalisi 'pemanasan' di Pilkada serentak 2018.

Lalu bagaimana dengan peluang koalisi penantang Jokowi?

Wasekjen PAN Saleh Partaonan Daulay tak ingin mengerucutkan pertarungan di Pilpres 2019 hanya antara Jokowi dan Prabowo. Dia malah ingin lima partai yang belum punya koalisi untuk membangun komunikasi intens.

Komunikasi itu, tak dulu bahas nama capres. Tapi, bagaimana membangun Indonesia, menyatukan visi dan misi yang baik. Jika sudah memiliki visi dan misi yang sama. Maka kemudian baru membicarakan tentang sosok siapa capres dan cawapres yang akan diusung.

"Jadi begitu sudah ketemu, apapun bisa dilakukan. PAN mengajak partai yang belum menentukan capres untuk duduk bersama merumuskan lagi calon pemimpin alternatif, capres dan cawapres alternatif yang bisa bertanding melawan Jokowi, PAN meyakini calon itu banyak," kata Saleh saat dihubungi merdeka.com, Selasa (26/2).

Saleh ingin ada capres alternatif muncul selain Jokowi dan Prabowo. Dia tak mau seolah-olah Jokowi mendapatkan dukungan besar sehingga hanya tinggal mencari siapa cawapresnya saja. Padahal, kata dia, ada calon alternatif yang pasti bisa muncul untuk menantang Jokowi.

prabowo subianto hadiri diskusi kebudayaan di tim

Prabowo Subianto hadiri diskusi kebudayaan di TIM ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman

Berkaca dari Pilgub DKI 2013, Jokowi menjadi calon alternatif bisa mengalahkan Fauzi Bowo. Begitu juga pada Pilgub DKI 2017, penantang Anies Baswedan dan Sandiaga Uno belakangan muncul dan sukses mengalahkan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Sudah ada (calon penantang), kalau penantang itu dia kan dapat (elektabilitas) 15 persen atau 20 sampai 25 persen sudah bagus. Nanti begitu dia kuat, naik. Coba lihat Anies sama Sandi langsung kan, dulu Jokowi kalahkan Foke begitu. Menurut saya caranya, jangan lihat orangnya dulu," jelas Wakil ketua Komisi IX DPR ini.

Namun demikian, bukan tidak mungkin PAN nantinya tetap bergabung dengan koalisi Jokowi bersama lima partai terdahulu. Tapi itu dilihat dari sukses Jokowi selama memimpin Indonesia. Bagaimana tingkat kepuasan rakyat dan program-program Jokowi yang telah terealisasi. Termasuk janji-janji Jokowi saat kampanye Pilpres 2014, kata Saleh, sudah dibayar belum. Ini yang akan menjadi pertimbangan PAN.

Sama halnya dengan Prabowo, juga tidak menutup kemungkinan PAN bergabung ke koalisi tersebut. Tapi lagi-lagi, Saleh inginkan koalisi penantang duduk bersama lebih dulu sebelum membahas nama capres dan cawapres yang akan diusulkan untuk menantang Jokowi.

"Tapi jangan sampai juga Jokowi nanti lawan kotak kosong, tidak baik buat demokrasi kita," kata Saleh lagi.

Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Padjajaran, Firman Manan menegaskan, koalisi penantang Jokowi akan lebih cair jika Gerindra memutuskan untuk tidak mengusung Prabowo Subianto. Prabowo dia minta untuk menjadi 'king maker' saja seperti dua kali Pilkada DKI yang terbukti menang.

Firman menambahkan, munculnya capres alternatif akan membuat Pilpres 2019 menjadi menarik. Dia mengakui bahwa sejauh ini penantang terberat Jokowi adalah Prabowo menurut hasil survei. Tapi, dia menekankan, bukan tak mungkin calon alternatif nanti bisa mengalahkan elektabilitas Prabowo bahkan Jokowi jika dimunculkan.

"Jika Prabowo maju ada dua problem psikologis yang harus dihadapi partai kubu oposisi. Pertama Prabowo sudah dua kali kalah dalam pilpres. Ini bisa mengganggu psikologis pemilih, sosok sudah dua kali bertanding dalam Pilpres, ini bisa jadi problem. Kedua persoalan logistik, kita belum tahu persiapan Prabowo dalam konteks logistik. Di beberapa momen terakhir, Pak Prabowo mengeluh soal logistik," jelas Firman.

Menurut Firman, persoalan logistik juga sangat penting. Sehingga kenapa tidak jika memang ada calon alternatif yang kuat logistiknya untuk diusung menggantikan Prabowo. Sebab, selain perkara elektabilitas dan popularitas, dalam melawan petahana juga harus dipikirkan soal biaya politik.

Lalu siapa calon alternatif itu?

Firman melihat, per hari ini tidak ada calon alternatif selain Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut dia, elektabilitas Anies masih sangat mungkin naik ketimbang Prabowo yang tidak memiliki jabatan publik dan jarang diberitakan media massa.

"Hari ini muncul Anies Baswedan, karena calon alternatif itu adalah bagaimanapun dia harus terekspos media, itu penting. Hari ini kita lihat Anies bahkan dalam beberapa momen lebih terkspos media dibanding Prabowo semenejak isu Pilkada DKI, terlepas pemberitaan itu bernada positif dan negatif," kata dia.

anies baswedan ketemu sultan

Anies Baswedan ketemu Sultan ©2017 Merdeka.com

Dia mencontohkan terkait insiden Final Piala Presiden di GBK yang menimpa Anies Baswedan. Saat itu, Anies dilarang Paspampres untuk mendampingi Presiden Jokowi memberikan piala kepada Persija Jakarta.

"Dia memang berada dalam posisi strategis untuk mendapat ekspos media. Ini juga masalah buat Prabowo, sampai saat ini seakan stagnan karena memang salah satu problemnya kelihatan belum bisa dapat momentum terekspos oleh media sehingga muncul di publik kalau Pak Anies sebagai Gubernur DKI dia berada pada wilayah itu," kata Firman lagi.

Sementara terkait nama lain yang diusulkan oleh partai di luar Jokowi, seperti AHY, Cak Imin, Zulkifli Hasan dan Sohibul Iman, kata Firman, belum mampu mengalahkan elektabilitas dan kapasitas Anies Baswedan.

Menurut dia, selain populer, untuk bisa melawan Jokowi dibutuhkan kapasitas serta pengalaman yang mumpuni.

"Kalau lihat nama-nama (penantang) itu masih berat untuk bisa lawan Jokowi jadi capres. Mereka itu kemungkinan levelnya cawapres. Kaya Cak Imin figur-figur di PKS, AHY walaupun popularitas tinggi, tapi kan kapasitas personal, track record misalnya AHY bagaimana pengalaman kepemimpinan yang kurang, apalagi politisi sipil, kalau untuk cawapres nama-nama itu berpeluang, tapi untuk diusung capres apalagi melawan Jokowi sebagai petahana berat nama-nama itu," tutup Firman.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pengamat Nilai Jokowi Berharap Besar Kemenangan Pilpres 2024 Jatuh ke Prabowo
Pengamat Nilai Jokowi Berharap Besar Kemenangan Pilpres 2024 Jatuh ke Prabowo

Pengamat menilai, Jokowi cenderung mendukung Prabowo di Pilpres 2024 karena ingin menjadi kingmaker.

Baca Selengkapnya
Tingkat Kepuasan Publik Tinggi, Jokowi Bisa Jadi King Maker Pilpres 2024
Tingkat Kepuasan Publik Tinggi, Jokowi Bisa Jadi King Maker Pilpres 2024

Tingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.

Baca Selengkapnya
Prabowo Sebut Koalisi Boleh Berbeda di Daerah: Jawa Barat Ngeri-Ngeri Sedap
Prabowo Sebut Koalisi Boleh Berbeda di Daerah: Jawa Barat Ngeri-Ngeri Sedap

Prabowo mengatakan, tidak masalah jika partai koalisi di tingkat nasional punya koalisi berbeda di tingkat daerah.

Baca Selengkapnya
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo
Membaca Peran Jokowi di Balik Dukungan Golkar dan PAN ke Prabowo

Di DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.

Baca Selengkapnya
Relawan Pro Jokowi Diprediksi Dukung Prabowo di Pilpres 2024
Relawan Pro Jokowi Diprediksi Dukung Prabowo di Pilpres 2024

Ujang Komarudin memprediksi semua relawan Pro Jokowi akan dukung Prabowo.

Baca Selengkapnya
Prioritaskan Anak Presiden di Koalisi Prabowo
Prioritaskan Anak Presiden di Koalisi Prabowo

Prabowo punya agenda besar menggandeng Wali Kota Solo Gibran menjadi Cawapres.

Baca Selengkapnya
Terang-terangan Fahri Hamzah 'Ngebet' Prabowo Harus Presiden 2 Periode, Ridwan Kamil Disentil Jangan Tergoda
Terang-terangan Fahri Hamzah 'Ngebet' Prabowo Harus Presiden 2 Periode, Ridwan Kamil Disentil Jangan Tergoda

Dalam pidatonya saat menyatakan dukungan, Fahri Hamzah berterus terang jika dia menginginkan Prabowo Subianto memimpin selama dua periode.

Baca Selengkapnya
Relawan Projo Bergabung, Zulkifli Hasan: Sudah Waktunya Prabowo Menang
Relawan Projo Bergabung, Zulkifli Hasan: Sudah Waktunya Prabowo Menang

Meski Projo telah bergabung, Zulhas mengaku belum bisa memastikan siapa cawapres Prabowo.

Baca Selengkapnya
Mesin Politik Poros Prabowo Dinilai Sangat Kuat Hadapi Pilpres 2024
Mesin Politik Poros Prabowo Dinilai Sangat Kuat Hadapi Pilpres 2024

Prabowo mempunyai peluang untuk memimpin dalam skema head to head, baik ketika berhadapan dengan Ganjar maupun Anies.

Baca Selengkapnya
Relawan Gibran Sebut Hanya Prabowo-Gibran Bisa Lanjutkan Visi Misi Jokowi
Relawan Gibran Sebut Hanya Prabowo-Gibran Bisa Lanjutkan Visi Misi Jokowi

"Visi misi besar dalam pembangunan Indonesia harus kita sukseskan. Pak Jokowi sudah bekerja keras, yang bisa melakukan itu hanya Pak Prabowo dan Mas Gibran."

Baca Selengkapnya
Muncul Isu Koalisi 4+1 Berisi Partai dan Jokowi di Pilkada, Ini Penjelasan Gerindra
Muncul Isu Koalisi 4+1 Berisi Partai dan Jokowi di Pilkada, Ini Penjelasan Gerindra

Plus satu yang dimaksud bukan partai, melainkan Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Sinyal Golkar Merapat ke Prabowo, Disebut Ada Faktor Kesamaan Historis
Sinyal Golkar Merapat ke Prabowo, Disebut Ada Faktor Kesamaan Historis

Dalam Survei LSI Denny JA, terungkap Golkar lebih memilih merapat ke Prabowo.

Baca Selengkapnya