Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menebak Makna 'Siapapun Capresnya, Wakilnya Puan' dari Bambang Pacul

Menebak Makna 'Siapapun Capresnya, Wakilnya Puan' dari Bambang Pacul Bambang Wuryanto. ©2019 Merdeka.com/ahda bayhaqi

Merdeka.com - Beredar sebuah rekaman suara Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang ‘Pacul’ Wuryanto yang berdurasi 3 menit 46 detik. Dalam rekaman itu, Pacul menganalogikan Puan Maharani dengan iklan produk teh botol. Menurut Pacul, siapapun capresnya, cawapresnya Puan Maharani.

Suara yang diduga mirip Pacul tersebut diambil pasca-konsolidasi PDI Jateng yang tak mengundang Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Semarang 22-23 Mei 2021 lalu itu.

Terkait hal tersebut, Pengamat Sosial Politik dari Univesitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, penyataan Bambang Pacul menunjukan bahwa Puan Maharani memiliki elektabilitas rendah.

Orang lain juga bertanya?

"Narasi dalam rekaman tersebut menunjukan Bambang Pacul sadar bahwa elektabilitas Puan Maharani itu rendah. Makanya ia simpulkan untuk Cawapres bukan Capres," katanya kepada merdeka.com, Jumat (4/6).

Pernyataan Pacul juga dinilai Ubedilah sebagai kekhawatiran PDIP akan mendapatkan kekalahan jika calon presidennya Puan Maharani. Sebab, kata dia, kemungkinan kekalahannya tinggi dan tidak sehebat Ibunya yaitu Megawati Soekarnoputri.

"Coba kita tengok Pilpres 2004 dan 2009, Megawati sebagai Capres kalah dua kali dalam pilpres. Itu Megawati, apalagi Puan Maharani. Jadi apa yang ada dalam rekaman itu, jika benar, maka menunjukan adanya semacam sikap sadar diri atau ngaca diri dari PDIP tentang Puan Maharani," bebernya.

Walaupun, kata dia, PDIP adalah partai pemenang Pemilu 2019 lalu, tetapi Puan elektabilitasnya tak sehebat Megawati pada 2004 dan 2009.

“Jadi PDIP nampaknya sadar tidak mau mengalami luka yang dalam seperti saat kalah pada Pemilu 2004 dan 2009 lalu," ungkapnya.

Sementara itu, menurut Ubedilah, dalam pernyataan Bambang Pacul tersebut tidak ada perpecahan tubuh di PDIP. Tetapi situasi saling sikut antar kader dan elit partai. Walaupun, kata dia, secara historis PDIP sesungguhnya partai yang rawan perpecahan dan keluarga Soekarno perekatnya.

"Jadi jika keturunan darah Soekarno tidak lagi menjadi pimpinan PDIP, maka potensi pecahnya tinggi. Puan Maharani adalah keturunan Soekarno. Maka posisinya sangat penting bagi keberlangsungan PDIP," bebernya.

Dia pun menilai, terdapat masalah dalam pola sirkulasi elit PDIP yang sangat dinastik dan membuat demokrasi tidak sehat. Malah, kata dia, dalam partai yang mengklaim diri sebagai partai demokrasi.

"Kasak-kusuk soal Puan Maharani yang terjadi saat ini termasuk yang ada dalam rekaman tersebut adalah bukti adanya saling sikut antar elite PDIP," bebernya.

Hal senada juga dikatakan Pengamat komunikasi politik, Universitas Padjajaran (UNPAD), Kunto Adi Wibowo. Dia mengatakan, pernyataan Bambang Pacul menjadikan gambaran bahwa terdapat dua bagian terkait 2024 dalam tubuh PDIP. Pertama yaitu apapun yang terjadi harus dari keturunan Soekarno.

"Sepertinya elite-elite partai di PDIP lebih banyak yang ke sana (trah Soekarno). Cuma partai ini sendiri punya lapisan-lapisan lain terutama grassrootnya terutama yang terjadi popularitas Ganjar digrassroot itu lebih besar," ungkapnya.

Dia menduga munculnya Ganjar akan menjadi cerita seperti Joko Widodo (Jokowi) maju pada 2014. Kunto mengatakan, maju dan mendapatkan tiket tetapi bukan dari keturunan Soekarno.

"Cuma PDIP kalau dari pernyataan pak Bambang Pacul kapok untuk memberikan tiket itu di luar trah Soekarno. Ini kelihatan kayaknya elite PDIP ingin meredam dorongan dari bawah untuk mencalonkan Ganjar," bebernya.

"Cuma sekali lagi, apakah Ganjar punya peluang ya punya, saya mungkin mengutip pak Bambang Pacul : Kemungkinannya sangat kecil selama ketumnya bu Mega. Jadi itu yang terjadi di PDIP," tambahnya.

Dia pun menilai, pernyataan Bambang Pacul merendahkan PDIP. Padahal, kata Kunto, PDIP memiliki kemampuan untuk bisa mengajukan calon presiden sebab memiliki 20 persen kursi di DPR.

"Ya kalau pak Bambang Pacul bilang siapapun Presidennya wakilnya Puan, menurut saya satu degrading (merendahkan), dan saya agak enggak setuju. Karena itu degrading PDIP sendiri dan menurunkan drajat PDIP sendiri," bebernya.

Kunto menilai, Bambang Pacul sudah memperhitungkan popularitas Puan yang saat ini masih kecil. Bahkan, kata dia, jika dibandingkan dengan Ganjar, Tri Rismaharini, Prabowo, hingga Ridwan Kamil.

"Jadi justru menurut saya pak Bambang Pacul ingin sedikit rasional, tapi dari pernyataannya kan: masa enggak bisa jadi wakil presiden, pasti bisa, jadi calon presiden juga bisa kok, cuma apakah memenangkan pemilu ya hitung-hitungan politiknya harus dikalkulasikan dulu dan menurut saya apa yang dinyatakan pak Bambang Wuryanto ini adalah hal yang paling rasional saat ini," ungkap dia.

Walaupun begitu, dia menilai, hitung-hitungan saat ini belum tentu akan muncul menjelang 2024. Sebab bisa jadi, kata dia, popularitas dan elektabilitas Puan meroket jika sudah mendapatkan rekomendasi dideklarasikan PDIP.

Terlebih, dia pun berkaca dengan kejadian pada 2001, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang saat itu menjadi Presiden dan Wakilnya yaitu Megawati Soekarnoputri.

"Saat itu Gus Dur dan Megawati kan yang akhirnya Gus Dur harus turun dan Megawati jadi Presiden kan semua orang berpikir dua kali untuk presiden yang sama, siapapun jadi presidennya kalau wakilnya mbak Puan harus siap-siap tuh bisa-bisa diturunkan di tengah jalan, apalagi kalau kursi PDIP besar di DPR RI. Jadi ini presiden yang juga kalkulasi politik siapa yang mau jadi presidennya Puan,"

Kunto menyarankan, agar Puan mencalonkan sebagai Presiden. Kemudian mencari wakil presiden yang loyal dan tidak memiliki ambisi untuk menjadi presiden sehingga urusan birokrasi dan lainnya diurus oleh wakilnya.

"Jadi menurut saya itu yang akan dicari calon-calon presiden 2024. Mereka yang loyal, enggak punya ambisi besar, untuk menjadi presiden siap backup presidennya apapun yang terjadi, dan secara politik itu akan dicari sayangnya preseden itu enggak ada di mbak Puan," bebernya.

Bambang Pacul sendiri menolak berkomentar tentang rekaman tersebut. Pesan WhatsApp yang merdeka.com kirimkan hanya ceklis biru saja, tanpa berbalas.

Berikut transkrip lengkap perbincangan Bambang Pacul dengan sejumlah orang yang diperoleh merdeka.com:

Teh botol sosro, apapun makananannya Puan Maharani wakilnya, siapapun calon presidennya wakilnya PM (Puan Maharani). Kita punya partai sendiri kok. Punya golden tiket, mencalonkan sendiri saja bisa, kita minta wakil masa tidak bisa.

Pemilihan presiden itu apa, kalau kita hanya menurunkan pada level wapres, Gerindra dijadikan presiden dari PDIP senang tidak? seneng to pak. Happy happy to pak. Teorinya siapa? Seperti itu mau dikasih orang lain, dia (Ganjar) itu siapa?

Sampean punya perusahaan, CEO mu top, emang kamu dapat warisan dari CEO mu. Gak akan to mas, warisan ya ke anaknya. Mbahnya sangkil apa

Ya kalau belum ada yang lain, ya dia (Ganjar) sendiri yang mau meluncur ke atas. Yang lain belum ada cerita. Puan Maharani mau cerita apa wong cerita tidak boleh. Ya tetep saja surveinya rendah.

Jadi rumusnya Puan Maharani teh botol sosro. Apapun makanannya minumnya teh botol sosro. Ya to? Siapapun calon presidennya wakilnya PM. Masuk akal tidak? Ya pasti masuk to pak. Apakah presidennya Ganjar wakilnya Puan? Yang bener

Dalam soal capres, DPD PDI Perjuangan tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar. DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah tidak sejalan dengan kemauannya Ganjar. Dalam hal pencalonan presiden.

Apa yang dilakukan DPD PDIP? Menunggu titah ketua umum. Kita sudah mempersiapkan. Kenapa? Saya akan ajak bicara ketua umum, saya jelaskan.

“Ora cul, iki aku intine Ganjar yang akan saya kasih rekomendasi”. Mohon ijin bu saya mengundurkan diri.

Berani cul, berani, kenapa takut? Nanti kalau Ganjar dikasih rekomendasi. Kemungkinan itu ada tidak? Ya ada, tapi nol koma nol nol persen.

Masih ada mbak Puan tidak bisa to pak. Teorinya siapa. Lha dulu Pak Jokowi bisa. Lha dulu Mbak Puan masih indil-indil. Sekarang ya tidak bisa.

(Mbak Puan) semua lorong kekuasaan istana pernah. Semua lorong di senayan pernah. Kurang apa? Kekuasaan di Republik itu hanya di dua titik. Di senayan dan istana. Mbak Puan pernah bergerak di dua lorong itu. Pengalaman sudah punya. Elit-elit sudah kenal semua, lebih gampang untuk berembuk.

Nanti kalau saya menegur (Ganjar), dia balas. Memang kamu siapa cul, negur aku. Yang bisa negur aku Bu Mega tok. Kan begitu mulutnya dia. DPD dan Ganjar beda pendapat, biar yang nilai ketua umum.

Ya kalau saya diberi kewenangan ya saya ajak tarung tidak perduli saya. Ini tak kasih kalian semua. Kalau rekom jatuh ke Ganjar, Bambang Pacul mengundurkan diri dari jabatannya!

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
VIDEO: Bambang Pacul Sebut Puan 'Panglima Tempur' PDIP, Ada Pasukan Khusus 'Burung Hantu'
VIDEO: Bambang Pacul Sebut Puan 'Panglima Tempur' PDIP, Ada Pasukan Khusus 'Burung Hantu'

Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryato alias Pacul, melaporkan kepada Puan Maharani selaku panglima tempur PDIP.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani: Hari Ini Kita Menghadapi orang yang Dulunya Bareng Sama Kita
Puan Maharani: Hari Ini Kita Menghadapi orang yang Dulunya Bareng Sama Kita

Dengan kondisi seperti itu, ia pun meyakini jika antara dirinya dengan musuh yang baru ini dianggap sama-sama saling tahu kekuatan masing-masing.

Baca Selengkapnya
Puan Maharani Bantah Jika Pencalonan Pramono Anung Bentuk Kompromi ke Istana
Puan Maharani Bantah Jika Pencalonan Pramono Anung Bentuk Kompromi ke Istana

Puan menegaskan, setiap partai termasuk PDIP memiliki hak mengusung calon di Pilkada.

Baca Selengkapnya
Tak Maju Pilkada Jateng sebagai Jalan Ksatria, Bambang Pacul PDIP: Itu Garis yang Saya Ambil
Tak Maju Pilkada Jateng sebagai Jalan Ksatria, Bambang Pacul PDIP: Itu Garis yang Saya Ambil

Dia siap membantu untuk memenangkan kader PDIP Andika Perkasa jika ditugaskan maju di Pilgub Jateng.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Puan Pamer Salam Metal di Kampanye Akbar, Pendukung Ganjar Teriak
VIDEO: Puan Pamer Salam Metal di Kampanye Akbar, Pendukung Ganjar Teriak "Solo Bukan Gibran"

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani hadir dalam kampanye akbar Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
Bambang Pacul Anggap ASN Boyolali Mengaku Diperintah Dukung Ganjar Upaya Mengempiskan Suara PDIP di Solo Raya
Bambang Pacul Anggap ASN Boyolali Mengaku Diperintah Dukung Ganjar Upaya Mengempiskan Suara PDIP di Solo Raya

Hasil investigasi dilakukan PDI Perjuangan PDI Perjuangan tidak ditemukan keaslian video pengakuan ASN Boyolali itu.

Baca Selengkapnya
Bambang Pacul Jadi Pimpinan MPR, Puan Maharani: Beliau Tokoh yang Banyak Pengalaman
Bambang Pacul Jadi Pimpinan MPR, Puan Maharani: Beliau Tokoh yang Banyak Pengalaman

Puan berharap pimpinan baru MPR dapat bekerja sebaik-baiknya untuk 5 tahun ke depan demi kokohnya NKRI.

Baca Selengkapnya
Pertimbangan PDIP Tunjuk Bambang Pacul jadi Pimpinan MPR
Pertimbangan PDIP Tunjuk Bambang Pacul jadi Pimpinan MPR

Selama beberapa periode duduk di Senayan, diyakini Ketua Komisi III DPR RI periode 2019-2024 itu memiliki jaringan koneksi yang luas untuk memimpin MPR.

Baca Selengkapnya
Di Depan Jokowi, Puan: Semua Cara Dilakukan untuk Dapatkan Suara Rakyat
Di Depan Jokowi, Puan: Semua Cara Dilakukan untuk Dapatkan Suara Rakyat

Di depan Jokowi, Puan menyinggung soal pelaksanaan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Wajah Garang Puan Maharani Teriak Sampai Suara Serak Depan Ribuan Kader PDIP
VIDEO: Wajah Garang Puan Maharani Teriak Sampai Suara Serak Depan Ribuan Kader PDIP

Ketua DPP PDIP Puan Maharani turut hadir dan berpidato lantang di hadapan ribuan kader

Baca Selengkapnya
Ini Isi Pesan Puan Maharani kepada Juru Kampanye Ganjar Pranowo
Ini Isi Pesan Puan Maharani kepada Juru Kampanye Ganjar Pranowo

Puan mengingatkan kampanyekan Ganjar sebagai calon presiden yang mau kerja untuk rakyat.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Momen Habiburokhman Spesial Sapa 'El Comandante Pacul Guevara' Bikin Jenderal Senyum
VIDEO: Momen Habiburokhman Spesial Sapa 'El Comandante Pacul Guevara' Bikin Jenderal Senyum

Hadir Kabareskrim Komjen Wahyu Widada dan Inspektur Pengawasan Umum PolriKomjen Ahmad Dofiri

Baca Selengkapnya