Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menebak siapa menteri Jokowi yang layak diganti

Menebak siapa menteri Jokowi yang layak diganti Jokowi lantik menteri Kabinet Kerja. ©2014 Setpres/CahyoBruri Sasmito

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mengevaluasi kinerja menteri kabinet. Evaluasi ini menjadi salah satu bahan pertimbangan untuk reshuffle jilid dua.

Belakangan, sejumlah menteri disebut-sebut bakal dilengserkan dari kursinya karena tak melakukan gebrakan selama menjadi menteri. Menteri yang dimaksud mayoritas berasal dari partai politik.

Siapa saja menteri yang layak diganti?

Pengamat politik dari UIN Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago menyebut setidaknya ada 14 menteri yang dinilai layak untuk diganti. Menteri yang dimaksud yaitu Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohanna Yembise, Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB), Yuddy Chrisnandy.

Selain itu, ada juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan Manusia, Puan Maharani, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Yasonna Hamonangan Laoly.

"Menteri-menteri itu menjadi sorotan publik juga kerap terlibat kisruh. Tidak ada gebrakan dan terobosan terhadap pemerintahan Jokowi," kata Pangi saat berbincang dengan merdeka.com melalui sambungan telepon, Senin (25/7).

Secara rinci, Pangi menjelaskan alasan kenapa 14 menteri tersebut layak diganti. Menteri Jonan dinilai tak bertanggung jawab atas kemacetan arus mudik di jalur Brebes-Tegal yang menelan banyak korban. Menteri Jonan bahkan melempar tanggung jawab kepada Menteri Basuki, meskipun pada akhirnya Menteri Jonan meminta maaf kepada publik atas insiden maut tersebut.

Menteri Basuki, kata Pangi, sudah layak diganti lantaran tidak cekatan dalam merealisasikan program pembangunan jalan yang mengakibatkan masih terjadi kemacetan. Sementara Menteri Sudirman dan Menteri Rizal harus dicopot karena kerap terlibat perseteruan.

"Saya tidak tahu kenapa Presiden memasang orang-orang yang tidak bisa diurus ini," ujar Pangi.

Lebih lanjut, Pangi menerangkan kenapa Menteri Yohanna harus segera dicopot. Yohanna tak bisa menyelesaikan dan menangani kasus pelecehan dan kekerasan anak yang belakangan marak terjadi. Sementara Menkes Nila tak mampu memberi solusi atas kasus peredaran vaksin palsu.

"Menkes dia gampang saja bilang vaksin ulang kepada anak yang jadi korban. Memangnya itu anak dia, mudah bilang vaksin ulang," sambung Pangi.

Menteri Puan, ujar Pangi, tak melakukan terobosan baru selama menjadi menteri. Puan juga dinilai tak memiliki prestasi.

Ada pun, Menteri Yuddy merupakan menteri kontroversi dan tidak konsisten setiap keputusan yang diambil. Salah satu contoh, Menteri Yuddy meminta agar pejabat negara tak semena-mena menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Namun belakangan, dia diketahui menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi seperti mudik menggunakan mobil negara dan meminta fasilitas negara untuk memenuhi keinginan anaknya.

Selain menteri-menteri di atas, Pangi menyarankan agar Presiden segera mencopot Jaksa Agung HM Prasetyo lantaran cenderung menegakkan hukum untuk kepentingan politik partai.

Tak jauh berbeda dengan pendapat Pangi, Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menuturkan ada sekitar 9 hingga 13 menteri yang layak dicopot Presiden Jokowi.

"Pada dasarnya semua menteri berpeluang kena (reshuffle), tapi saya rasa Jokowi akan ganti menteri yang berhubungan dengan kebutuhan pokok rakyat. Menurut saya ada 9-13 kementerian yang akan terkena imbas dan akan banyak jabatan wakil menteri baru untuk mengakomodasi koalisi yang tidak ramping lagi," ungkap Hendri.

Hendri menilai, reshuffle kabinet jilid II ini bukan untuk mengurangi kuota parpol di kursi kabinet melainkan untuk memperbaiki pemerintahan Jokowi.

"Begitu tidak kerja untuk Presiden hantam (reshuffle) saja, hilangkan. Walaupun ada beberapa kementerian dan lembaga negara yang sebaiknya tidak dipimpin dari parpol seperti kementerian BUMN, ESDM, Keuangan," tandasnya.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Bantah Janjikan Cak Imin Kursi Menhan: Enggak Ada Jatah-Jatah Seperti Itu
Jokowi Bantah Janjikan Cak Imin Kursi Menhan: Enggak Ada Jatah-Jatah Seperti Itu

Jokowi membantah pernah menjanjikan kursi Menteri Pertahanan kepada Cak Imin.

Baca Selengkapnya
Respons Puan soal Isu Reshuffle Menteri PDIP
Respons Puan soal Isu Reshuffle Menteri PDIP

Beredar kabar Presiden Jokowi bakal melakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya
Ketua DPR Sentil Menkominfo: Menteri Tidak Maksimal Jalankan Tugas Bisa Dievaluasi Presiden
Ketua DPR Sentil Menkominfo: Menteri Tidak Maksimal Jalankan Tugas Bisa Dievaluasi Presiden

Ketua DPR RI Puan Maharani meminta Presiden Jokowi mengevaluasi Menkominfo Budi Arie Setiadi imbas peretasan PDN

Baca Selengkapnya
Puan: Saya Juga Penasaran Pak Jokowi Dukung Ganjar atau Punya Pilihan Lain
Puan: Saya Juga Penasaran Pak Jokowi Dukung Ganjar atau Punya Pilihan Lain

Disinggung soal arah dukungan Jokowi, Puan meminta awak media bertanya kepada presiden langsung.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Respons Puan Maharani soal PKB Sindir Kaesang Bidak Catur Jokowi di 2024
VIDEO: Respons Puan Maharani soal PKB Sindir Kaesang Bidak Catur Jokowi di 2024

Ketua DPP PDIP Puan Maharani tak ingin mengomentari terkait dengan tuduhan terhadap Ketum PSI Kaesang Pangarep yang disebut sebagai bidak catur politik Presiden

Baca Selengkapnya
Prabowo Diminta Tak Pilih Politisi Jadi Menteri Ekonomi
Prabowo Diminta Tak Pilih Politisi Jadi Menteri Ekonomi

Pasar akan jauh lebih percaya kepada profesional yang mampu mengelola keuangan dengan ba

Baca Selengkapnya
Demokrat Ditawari Kursi Menteri, Puan: Yang Harus Jawab Pak Jokowi atau Istana
Demokrat Ditawari Kursi Menteri, Puan: Yang Harus Jawab Pak Jokowi atau Istana

Reshuffle merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya
Wacana Jokowi Reshuffle Kabinet, PDIP Kurang Setuju Kecuali Menteri Berurusan Hukum
Wacana Jokowi Reshuffle Kabinet, PDIP Kurang Setuju Kecuali Menteri Berurusan Hukum

Wacana reshuffle kabinet muncul usai Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Bogor.

Baca Selengkapnya
Isu Menkeu Sri Mulyani dan Menteri Basuki Mundur, Ganjar: Pasti Ada Sesuatu
Isu Menkeu Sri Mulyani dan Menteri Basuki Mundur, Ganjar: Pasti Ada Sesuatu

Isu Sri Mulyani akan mundur dari kabinet Indonesia Maju diembuskan oleh ekonom senior, Faisal Basri.

Baca Selengkapnya
PDIP Tanggapi Isu Kepala BIN Diganti: Kalau Ada Pergantian Minimal Setara dengan Budi Gunawan
PDIP Tanggapi Isu Kepala BIN Diganti: Kalau Ada Pergantian Minimal Setara dengan Budi Gunawan

PDIP menanggapi isu pergantin Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan (BG).

Baca Selengkapnya
Beredar Kabar Belasan Menteri Ingin Mundur, Luhut: Sudah Ditawarin Enggak Mundur-Mundur
Beredar Kabar Belasan Menteri Ingin Mundur, Luhut: Sudah Ditawarin Enggak Mundur-Mundur

Tanpa menahan, Luhut mempersilakan menteri yang ingin mundur segera pamit dari jabatannya.

Baca Selengkapnya
Budi Arie: Pekan Ini Tidak Ada Reshuffle, Minggu Depan Enggak Tahu
Budi Arie: Pekan Ini Tidak Ada Reshuffle, Minggu Depan Enggak Tahu

Budi tidak bisa menjamin jika pekan depan tak ada reshuffle.

Baca Selengkapnya