Mengajak masyarakat tak saling hujat jelang Pilpres 2019
Merdeka.com - Bangsa Indonesia tengah menyambut Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Saat ini kondisi masyarakat pun sudah mulai gaduh dengan maraknya informasi hoaks, ujaran kebencian di media sosial (medsos).
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengajak seluruh masyarakat agar lebih bijaksana. Menurutnya, masyarakat harus bertanggungjawab dalam mengelola medsos sehingga harus disampaikan informasi yang benar dan menyejukkan.
"Sampaikan hal positif, hindari menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian, apalagi fitnah. Jangan sampai kita tergabung dengan kelompok yang menginginkan Indonesia tidak damai dengan menyampaikan berita yang mengarah pada kekerasan dan perpecahan bangsa," saran Hendri dalam keterangannya, Kamis (20/9).
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Kapan pemilu presiden di Indonesia? Pada 2024 nanti, Indonesia akan dihadapkan pada dua pemilihan umum, pemilihan presiden pada Februari, dan pemilihan kepala daerah pada November.
-
Kapan puncak percakapan Pilkada di media sosial? Monitoring menunjukkan bahwa percakapan mengenai Pilkada 2024 di media sosial dan online mencapai puncaknya dua hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kapan Pemilu Indonesia? Indonesia sebentar lagi akan menggelar pemilu pada 14 Februari mendatang.
-
Pemilu 2019 kapan dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Kapan pemilu di Indonesia? Di Indonesia, tahun 2024 adalah tahun politik.
Dia mencontohkan arena Pilpres 2019 seperti sebuah arena pertandingan sepakbola. Di sana ada fans, kubu, dan pemain. "Intinya boleh ramai saat mendukung pemain bertanding di lapangan, tapi nanti kalau pertandingan sudah selesai, kedua kubu pun juga harus akur lagi dan damai. Itu yang harus kita siapkan."
Ia mengakui, tantangan dengan keberadaan medsos ini luar biasa, apalagi dengan berbagai isu yang terus 'digoreng'. Kondisi ini diperkirakan hampir sama seperti Pilpres 2014 lalu, juga Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Karena itu kedewasaan masyarakat sebagai pemilik suara menjadi sangat penting.
Founder Lembaga Survei KedaiKOPI ini berharap hal itu tidak terjadi lagi. Hendri justru menyarankan kedua kubu untuk bijak saat berkampanye, baik secara konvensional maupun di dunia maya.
"Jadi cukup mempromosikan kebaikan, kelebihan calon yang didukung sehingga masyarakat pasti akan senang mendengarnya dan lebih penting tidak akan menimbulkan kebencian dan perpecahan," tuturnya.
Hendri mengajak seluruh pihak untuk belajar dan melihat sejarah Indonesia. Dulu di Indonesia ada tiga kerajaan besar Sriwijaya, Majapahit, dan Singosari. Tiga kerajaan itu wilayahnya hampir sama dengan Indonesia saat ini. Namun tiga kerajaan akhirnya runtuh karena tidak mampu memelihara perdamaian dan persatuan.
"Ada bukti sejarah yang mengajarkan ke kita, bahwa Nusantara ini kalau tidak dijaga bersama bisa pecah," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu Bali fokus memantau penyebaran isu-isu yang muncul di Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, setiap lima tahun sekali dipastikan Pemilu akan terus terjadi.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaKepolisian mengingatkan kepada warga agar tetap menjaga persatuan selama Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaTanpa hoaks politik, tanpa isu sara dan politik identitas merupakan salah kunci suksesnya Pilkada yang aman, damai dan sejuk.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia tetap menjaga demokrasi dan moralitas jelang Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta kepada masyarakat untuk tidak lagi mengeluarkan ujaran kebencian dan menyebarkan berita bohong.
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca Selengkapnya"Sesama tetangga tidak saling sapa, tidak boleh. Sesama ibu pengajian tidak saling sapa tidak boleh," kata Jokowi
Baca SelengkapnyaPolisi mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh isu-isu provokatif
Baca SelengkapnyaPolisi meminta masyarakat ikut menjaga situasi aman selama Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaSetelah selesai pemilihan masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga persatuan
Baca Selengkapnya