Menggoda Jenderal Gatot Nurmantyo
Merdeka.com - Jenderal Gatot Nurmantyo sudah resmi menanggalkan jabatannya sebagai Panglima TNI. Kini, pemegang komando atas 4.000 prajurit TNI seluruh Indonesia ada di tangan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Setelah melepas tongkat komando dan bersiap menjalani hari-hari jelang mundur dari dunia militer, godaan terhadap Gatot Nurmantyo semakin terang-terangan. Godaan yang dimaksud adalah dunia politik. Bukan tanpa alasan, nama dan peluang Gatot sudah lama wara-wiri di hasil riset lembaga survei. Sejumlah lembaga survei menempatkan namanya sebagai calon alternatif untuk calon presiden maupun wakil presiden.
Pekik dukungan agar Gatot terjun ke dunia politik, baik menjadi capres atau cawapres, beberapa kali terdengar di acara yang dihadirinya. Mulai dari di universitas sampai di acara partai politik. Tidak heran jika Partai Politik mulai menggoda Gatot dengan memberi sinyal-sinyal dukungan. Partai Gerindra salah satunya. Gatot dipersilakan bergabung ke Partai Gerindra setelah resmi pamit dari dunia militer. Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tak segan memuji sosok Gatot.
-
Mengapa Yudo Margono akan diganti sebagai Panglima TNI? Sebab, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan segera pensiun pada akhir November 2023.
-
Siapa yang memegang tongkat komando? Tampil dengan baret dan tongkat komando bak seorang Perwira, kehadiran Kopka tersebut cukup membuat seorang Tamtama kelabakan.
-
Siapa yang akan mengganti Yudo Margono sebagai Panglima TNI? 'Iya (sudah terima surpres),' kata Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid, saat dikonfirmasi, Senin (30/10). Calon Tunggal Saat ditanya apakah calon Panglima TNI pengganti Yudo Margono adalah Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Agus Subiyanto, Meutya enggan menjawab secara detail.Dia hanya menyebut, nama calon panglima TNI akan diumumkan oleh Ketua DPR RI Puan Maharani. 'Nama nanti akan disampaikan Ibu Ketua DPR ya. Calon tunggal sesuai amanah UU,' imbuhnya.
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Kapan Ganjar Pranowo pamit dari jabatannya? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,“ ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
"Kita perlu tokoh seperti itu. Kita akan persilakan. Kalau beliau berminat kita tentunya terima kasih," ujar Prabowo Subianto di kediamannya di Bukit Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (9/12).
Mantan Danjen Kopassus itu melanjutkan, pihaknya tak ingin membebani Gatot Nurmantyo dengan tawaran itu. Dia sadar betul bahwa Gatot butuh waktu untuk konsolidasi. "Setelah sekian tahun mengabdi mungkin beliau butuh konsolidasi dulu," ujarnya.
Ada alasan yang membuat Prabowo kepincut dengan Gatot. Salah satunya prestasi selama memimpin TNI. "TNI di bawah kepemimpinan Pak Gatot saya rasa TNI banyak mencatat prestasi dan itu kita hargai," sebutnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menambahkan, Gatot sah saja jika terjun ke dunia politik usai masa pengabdiannya di militer rampung.
"Pak Gatot kan mau pensiun saya kira sah-sah saja. Masuk politik. Sah-sah saja mau pensiun berpolitik," ujar Fadli dalam diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (9/12).
Tidak hanya Gerindra, Partai Nasional Demokrat juga mencoba menggoda Gatot dengan memberi sinyal dukungan untuk bertarung di Pilpres 2019. Anggota DPR Fraksi NasDem Taufiqulhadi menilai sosok Gatot akan dipertimbangkan untuk mendampingi Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019. Alasannya, elektabilitas Gatot cukup diperhitungkan untuk mendampingi petahana.
"Kami sedang menggodok wakil presiden, ada sejumlah nama. Ya kami mempertimbangkan selain Pak JK, kami mempertimbangkan Pak Gatot dan pak Sofian Djalil. Jadi semua nama itu mungkin ditambah nama lain sorotan partai NasDem," katanya di Komplek Parlemen, Selasa (5/12).
Dia menilai segala kemungkinan bisa terjadi. Tetapi dia berharap sosok calon wakil presiden yang akan diusung akan melengkapi Jokowi. Selain itu, calon wakil presiden nantinya bisa berpengaruh dengan mendongkrak elektabilitas Jokowi.
"Kalau bisa dengan seorang militer. Dari Jawa ya kita pertimbangkan di luar Jawa," ungkapnya.
Godaan dari kader-kader NasDem terhadap Gatot pernah terjadi saat Rakernas Partas NasDem di JIExpo Kemayoran, Kamis (16/11). Kader NasDem saat itu meneriakkan dukungan kepada Jenderal bintang empat itu untuk diduetkan dengan Jokowi di Pilpres 2019. Gema dukungan itu bak ombak yang tidak berhenti. Sampai masuk sesi tanya jawab, ribuan kader masih bergemuruh dengan teriakan 'cawapres'. Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh menanggapi itu sebagai aspirasi para kadernya.
"Itu aspirasi anak-anak di sini tadi. Dia tengok panglima ini punya pikiran-pikiran yang dianggap cerdas. Ada kesungguhan, ada ekspresinya menggambarkan optimisme. Mungkin masuk nominasi bagi anak-anak ini," ujar Paloh di JIExpo Kemayoran, Kamis (16/11).Berkali-kali Gatot sudah memberi tanggapan saat godaan terjun ke dunia politik menyapanya. Selama masih berseragam loreng, Gatot masih belum bersedia bicara kepastian terjun ke ranah politik praktis.
"2018 masih dua bulan lagi ya (pensiun). Survei saya sebagai Cawapres tinggi silakan-silakan saja, sekarang saya masih prajurit TNI. Kalau setelah pensiun nantilah kita lihat situasi," kata Gatot usai serah terima jabatan di lapangan B3 Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu (9/12).
Lulusan Akademi Militer tahun 1982 ini mengaku tak mau membahas atau berbicara soal politik terlebih dahulu apalagi soal soal kemungkinan berpartisipasi pada Pilpres 2019. "Kita lihat nanti saja, sekarang saya tidak boleh berbicara masalah politik praktis," ujarnya.
Setidaknya masih ada waktu dua tahun untuk menyiapkan berbagai strategi jika Gatot benar-benar ingin bertarung di Pilpres 2019. Baik sebagai calon presiden ataupun calon wakil presiden. Menanggapi itu, Gatot tak mau ambil pusing. Menurut Gatot, sah saja orang mau berpersepsi seperti apapun.
"Loh orang persepsi boleh-boleh saja. Mau saya dibilang begitu, atau jadi wakil sah-sah saja. Kalau saya tanggapi kan capek," ujar Gatot di Kopasus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (7/12).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Angkatan Darat (kasad) Jenderal Maruli Simanjuntak ingatkan anggotanya yang akan maju di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terjadi dalam sebuah pertempuran. Marahkah Soeharto dipanggil monyet?
Baca SelengkapnyaLaksamana Yudo mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh pihak yang memberikan dukungan tanpa henti, dedikasi, dan kerja keras.
Baca SelengkapnyaMegawati mengatakan, aparat penegak hukum saat ini dipakai untuk mengintimidasi lawan politik.
Baca SelengkapnyaYudo pun menyakini kepada Agus yang akan menjabat sebagai Panglima TNI nanti bisa membawa TNI semakin profesional, modern, dan tangguh.
Baca SelengkapnyaTotal ada 256 Pati di lingkungan Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU).
Baca SelengkapnyaYudo pun menyakini kepada Agus yang akan menjabat sebagai Panglima TNI nanti bisa membawa TNI semakin profesional, modern, dan tangguh.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Agus Subiyanto menerima kunci rumah Panglima dari Laksamana Yudo Margono sambil mengadakan acara doa bersama bersama anak yatim.
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, TNI punya tradisi tersendiri mengenai pensiun.
Baca Selengkapnya