Mengungkap kedekatan Ahok dengan umat muslim

Merdeka.com - Calon Gubernur DKI, Basuki T Purnama berulang kali menegaskan tak ada niat sedikit pun melakukan penistaan agama. Dia pun mengaku memiliki hubungan erat dengan keluarga muslim.

Ahok diketahui mendirikan Pondok Pesantren di Desa Gunung, Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur (Beltim). Dia juga membangun masjid serta memberangkatkan umroh dan haji beberapa pengurus masjid.

"Saya tahu dia (Ahok) sejak kecil hingga pada akhirnya saya bekerja dengannya sebagai sopir. Jadi, dia tidak mungkin menodai agama Islam. Apalagi dia tumbuh dan besar di lingkungan muslim," ujar sopir pribadi Ahok, Suyanto di Rumah Pemenangan Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (16/3).

Menurut Suyanto, relasi Ahok dengan umat muslim di Belitung Timur sangat baik. Toleransinya terhadap agama Islam sangat tinggi. Apalagi di Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung Timur, itu 93% lebih penduduknya beragama Islam.

"Saya tidak pernah mendengar dia mengeluarkan pernyataan yang menyinggung perasaan umat Islam," tuturnya.

Suyanto menceritakan Ahok sangat peduli dengan Islam. Perhatian Ahok terhadap umat Islam sangat tinggi. Ahok memberikan tanah negara 20 hektar untuk mendirikan pesantren di Desa Gunung, Kecamatan Manggar, Kabupaten Beltim. Pesantren itu lalu diserahkan kepada kiai di Beltim.

"Ahok memberangkatkan haji serta umroh bagi beberapa orang. Yang saya ingat, sejak menjadi bupati di Beltim, ada sejumlah orang yang diberangkatkan haji seperti Haji Agung, Haji Jahani dll. Saya masih menyimpan suratnya yang ditandatangani Basuki," tuturnya.

Suyanto mengaku politisasi Al Maidah 51 ini bukan hanya terjadi di Pilkada DKI Jakarta. Pada waktu pilgub Bangka Belitung 2007 lalu, isu Al Maidah 51 ini menyerang Basuki.

"Memang surah Al Maidah ini dipakai oleh lawan politik pak Basuki sejak menjadi calon bupati hingga maju menjadi calon gubernur provinsi Bangka Belitung. Ada oknum yang mengedarkan surah Al Maidah 51 baik di persimpangan jalan, masjid dan rumah," tutupnya.