Menilik pilihan politik alumni konvensi Demokrat
Merdeka.com - Satu persatu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat membelot mendukung capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Pilihan ini tidak terlepas dari arah politik Demokrat yang belum jelas.
Para peserta konvensi harus menelan pil pahit karena Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memutuskan tak mengusung capres sendiri. SBY lebih memilih realistis karena suara Demokrat hanya 10 persen.
SBY juga belum memutuskan arah berkoalisi dengan salah satu kubu. Meski sudah memberi sinyal oposisi, namun SBY masih akan memberikan keterangan resmi pada 1 Juni nanti. Bukan tidak mungkin akan ada perubahan.
-
Siapa yang dikritik Golkar soal maju Pilgub DKI? Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menyindir, Anies Baswedan yang tengah mempertimbangkan maju kembali di Pemilihan Gubernur Jakarta.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang mengungkapkan kekhawatiran soal demokrasi di Indonesia? Sama halnya dengan Omi, Koordinator Pertemuan Alif Iman Nurlambang mengaku dengan situasi terkini yang menyebut demokrasi Indonesia sedang diontang-anting. Ia mengatakan bahwa sesuai temuan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) diduga ada intervensi dari lembaga eksekutif ke lembaga yudikatif.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa klaim Prabowo tentang dirinya dan Jokowi? Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan dirinya sudah menyatu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebab, Jokowi mampu menyatukan lawan menjadi kawan. Saat Pilpres 2019 Prabowo merupakan lawan Jokowi, namun setelah Jokowi terpilih menjadi presiden Prabowo pun merapat kedalam kabinet Jokowi.
Topik pilihan: Jokowi-JK | Pilpres | Prabowo-Hatta
Melihat kondisi ini para peserta konvensi sudah mendeklarasikan diri mendukung salah satu calon. Bahkan, ada yang mendapat posisi di tim pemenangan.
Berikut para peserta konvensi capres Demokrat memilih mendukung Prabowo dan Jokowi:
Ali Masykur Musa
Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa memberikan dukungan kepada Prabowo-Hatta. Menurut peserta konvensi itu, kesamaan visi misi adalah salah satu alasan bagi dirinya untuk merapat kepada koalisi merah putih.Selain kesamaan visi misi, Ali mengakui jika jika pasangan Prabowo-Hatta merupakan pasangan yang serasi untuk untuk membawa negara Indonesia menjadi besar."Pasangan ini bisa mengajak semua orang khususnya anak muda, serta mampu mempercepat dan memeratakan pembangunan," katanya di rumah Polonia, Jakarta Timur, Rabu (28/5).Selain itu menurut Ali, sosok Prabowo-Hatta adalah seperti reinkarnasi dari pemimpin pertama bangsa ini yaitu Soekarno-Hatta."Saya melihat dalam sosok beliau berdua ada aura Soekarno-Hatta baru. Soekarno Hatta era modern ada pada pasangan Prabowo-Hatta," tandasnya.
Marzuki Alie
Wakil Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Marzuki Alie mendukung pasangan capres cawapres Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dia mengungkap alasan mengapa akhirnya mendukung Prabowo-Hatta dari pada Jokowi-JK.Menurut dia, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta kader partainya untuk memilih capres yang memiliki kesamaan visi, misi, dan platform dengan Partai Demokrat. Hal tersebut yang menjadi acuan Marzuki memilih Prabowo-Hatta."Pesan Ketua Umum kita harus mengamati apa yang dijanjikan, apakah sesuai atau tidak. Apakah akan melanjutkan atau tidak hal-hal yang telah dilakukan Partai Demokrat," kata Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/5).Apalagi, kata dia, pasangan Prabowo-Hatta sudah berkomitmen untuk meneruskan hal-hal yang telah dilakukan Partai Demokrat semasa SBY menjabat sebagai Presiden."Pasangan Prabowo-Hatta sangat menghargai kinerja SBY, dan akan melanjutkan pekerjaan SBY dan memperbaiki hal-hal yang akan perlu diperbaiki untuk rakyat," ucap Marzuki.
Anies Baswedan
Salah satu peserta konvensi presiden Partai Demokrat, Anies Baswedan bergabung untuk mendukung Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla sebagai bakal pasangan capres-cawapres 2014. Anies menyetujui undangan tersebut sebagai sebuah ikhtiar untuk mendorong orang baik mengelola pemerintahan."Saya menerima undangan dari Tim Jokowi-Jusuf Kalla untuk pilpres mendatang. Baik Pak Jokowi dan Pak JK masing-masing menghubungi saya untuk kepentingan tersebut. Saya mengiyakan undangan tersebut sebagai sebuah ikhtiar turun tangan ikut mendorong orang baik mengelola pemerintahan," kata Anies melalui siaran pers yang diterima merdeka.com, Kamis (22/5).Penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini mengatakan bahwa persetujuannya menerima undangan tersebut didasari oleh beberapa alasan yang menurutnya penting bagi kemajuan republik ini."Saat ini yang dibutuhkan negeri ini adalah suasana kebaruan. Wajah baru yang dapat mengubah perpolitikan Indonesia, Pasangan Jokowi - JK, Pak Jokowi adalah baru dan walau berpasangan dengan tokoh senior, adalah kombinasi pasangan yang lebih berpotensi menghadirkan kebaruan dan terobosan," ungkap moderator debat capres pada Pemilu 2009 lalu.==
Dahlan Iskan
Elektabilitas Dahlan Iskan menjadi nomor wahid di konvensi capres Partai Demokrat. Namun sialnya Dahlan tak diusung menjadi capres. Santer dikabarkan menteri BUMN itu merapat ke Jokowi.Dahlan sempat mengungkapkan kekecewaannya menjadi kontestan merebut posisi nomor satu, tapi tak jadi apa-apa. Dia menyerahkan keputusan pada Partai Demokrat."Komentarnya, ibaratnya dapat cokelat yang enak tapi cokelatnya sudah diambil orang. Kesempatannya sudah tutup, misalnya bahwa saya senang harus realistis, semakin sulit dan mustahil untuk jadi capres dan cawapres, kalau berharap itu tidak realistis," ujar Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (16/5).
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wanita terang-terang meragukan kapasitas Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai calon wakil presiden.
Baca SelengkapnyaKader PKS ungkap alasan partainya batal mengusung Anies Baswedan maju di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal bukan kader, bukti bahwa Partai Demokrat memang sangat berpengaruh di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCawapres Muhaimin Iskandar tegas menolak usulan DPR soal Gubernur DKI dipilih oleh presiden.
Baca SelengkapnyaHerman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada.
Baca SelengkapnyaDPD Demokrat Jawa Tengah kecewa dengan keputusan rencana duet Anies Baswedan dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai pasangan capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaCak Imin menyesal tidak mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres saat muda.
Baca SelengkapnyaMaman mengatakan, Golkar dan PAN saja masuk tanpa pamit. Tiba-tiba datang dan malah mengumumkan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaCak Imin menyesal tidak mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres saat muda.
Baca SelengkapnyaHerman menduga, ada pertemuan-pertemuan Cak Imin dan Anies di luar radar Demokrat.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, Sahroni mengatakan Ketum Partai NasDem, Surya Paloh tidak pernah memerintahkan para kadernya hal-hal negatif kepada lawan politiknya.
Baca SelengkapnyaSBY berharap mimpi Demokrat dikabulkan Tuhan Yang Maha Kuasa. Pihaknya akan menemukan baik jalan jalan maupun tempat yang lebih baik.
Baca Selengkapnya