Merasa dilecehkan, Gerindra minta politisi NasDem cabut ucapan
Merdeka.com - Partai Gerindra merasa dilecehkan dengan ucapan Viktor Laiskodat dalam pidatonya yang menyebut partai Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN sebagai partai yang intoleran dan pendukung khilafah. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani meminta Victor segera mencabut ucapannya.
"Kami meminta Viktor Laiskodat mencabut semua ucapannya dalam forum tersebut dan meminta maaf kepada keluarga besar Partai Gerindra karena kami merasa perjuangan kami dilecehkan," kata Muzani melalui keterangan tertulisnya, Jumat (4/8).
Muzani menilai ucapan Viktor sebagai provokasi. Sebab, itu diucapkan saat deklarasi calon kepala daerah dari Partai NasDem. Menurutnya, tidak etis jika Viktor mengaitkan Gerindra dengan dukungan terhadap negara khilafah.
-
Siapa yang diminta mundur? Adapun keenam caleg yang diminta mundur tersebut di antaranya dari Dapil 13 meliputi Batang, Pekalongan dan Pemalang, yakni Achmad Ridwan dan satu orang belum terkonfirmasi. Kemudian di Dapil 2 meliputi Kendal, Kabupaten Semarang dan Salatiga ada Diah Kartika Permatasari.Di Dapil 8 meliputi Magelang, Kota Magelang, Boyolali, yakni Eko Susilo dan Dwi Adi Agung Nugroho. Kemudian di Dapil 9 meliputi Purworejo, Wonosobo dan Temanggung ada Elisabeth Intan Kurniasari.
-
Siapa yang pantas disindir? Mantan yang berusaha balikan adalah seperti burung gagak yang datang hanya untuk menganggu kehidupan.
-
Siapa yang dipecat dari partai politik? Sayangnya, pada tahun 2018, ia dipecat dari partai tersebut karena dituduh melakukan kecurangan suara pada pemilu sebelumnya.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Bagaimana Muzdalifah merespon kritikan? Muzdalifah kemudian merespons dengan mengunggah video TikTok di akun jualannya yang telah diikuti oleh banyak orang.
-
Siapa yang cocok disindir dengan kata-kata? Jika Ia tak kunjung memperbaiki diri, maka bicaralah dengannya baik-baik bahwa kamu tak nyaman dengan sikapnya yang belagu.
"Ucapan tersebut sangat mengganggu bahkan memprovokasi karena diucapkan dalam forum deklarasi calon bupati di NTT sehingga sepertinya tidak etik karena mengkaitkan Partai Gerindra," tegasnya.
Muzani mengklaim, Gerindra selalu mendukung tegaknya demokrasi serta ikut serta menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia.
"Hal ini menyakitkan buat kami karena semua upaya kami Gerindra dimaksudkan untuk tegaknya negara demokrasi dan hukum diatas segala-galanya termasuk kami terus menjaga kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa," tegasnya.
Sebelumnya, sebuah video pidato Ketua DPP Partai NasDem Viktor Bungtilu Laiskodat di Nusa Tenggara Timur beredar luas. Isinya, Viktor menuding empat partai yang mendukung berdirinya khilafah di Indonesia. Dalam video berdurasi 02.06 itu, Viktor awalnya menyebut adanya kelompok ekstremis yang tidak menginginkan dasar negara NKRI. Mereka ingin bentuk negara khilafah.
"Mau bikin satu negara, dong mau di negara NKRI, dong mau khilafah. Ada sebagian kelompok ini yang mau bikin negara khilafah," ujar Viktor dalam video tersebut.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demokrat mengaku tetap menjaga etika politik terkait arah Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra goda Demokrat dukung Prabowo lewat pantun.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyebut ada kader Gerindra yang sengaja disusupkan ke NasDem.
Baca SelengkapnyaBendera Nasdem di markas Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) tiba-tiba diturunkan seorang pria yang mengaku kecewa dengan sikap partai itu.
Baca SelengkapnyaDeklarasi dukungan itu disebut-sebut terjadi saat acara Silaturahmi Nasional Desa Bersatu 2023 di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/11).
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani bersama jajaran menemui elite DPP Partai Demokrat di Kantor DPP Demokrat di Jakarta pada hari ini, Kamis (20/7).
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, Sahroni mengatakan Ketum Partai NasDem, Surya Paloh tidak pernah memerintahkan para kadernya hal-hal negatif kepada lawan politiknya.
Baca SelengkapnyaAhmad Muzani meminta seluruh kader tidak perlu marah-marah ketika ada berita fitnah yang menjelek-jelekkan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPolitisi Gerindra, Dedi Mulyadi blak-blakan, bahwa upayanya membongkar kasus Vina Cirebon bukan sebagai aksi politisasi untuk maju Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaSekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani sempat menyampaikan pantun yang justru untuk menggoda Demokrat.
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dalam demokrasi tidak mengenal kata pelipur lara. Dia membantah kehadiran Partai Gelora hanya menjadi pelipur lara, setelah ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaSelain foto, Lucky mengaku memiliki bukti lainnya seperti dokumen hingga video.
Baca Selengkapnya