Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mereka yang menantang keputusan partainya soal capres

Mereka yang menantang keputusan partainya soal capres Deklarasi Prabowo-Hatta. ©2014 merdeka.com/dwi narwoko

Merdeka.com - Kecuali Partai Demokrat , masing-masing parpol sudah menentukan sikapnya terkait siapa calon presiden yang didukung. Pilihan bergabung ke koalisi PDIP atau Gerindra diputuskan oleh masing-masing partai melalui mekanisme rapat pimpinan nasional.

Ketua umum partai diberi mandat untuk memutuskan dan menentukan arah koalisi. Meski begitu, ada saja yang tidak puas dengan pilihan partainya. Tidak hanya di tingkat akar rumput, perbedaan pendapat terjadi di kalangan petinggi partai.

Meski mengalah, mereka yang menentang keputusan partainya membuat aksi 'gerilya'. Siapa saja mereka yang menantang keputusan partainya? Berikut merdeka.com rangkum.

Hary Tanoesoedibjo

Partai Hanura telah memutuskan untuk mendukung Capres PDIP Jokowi untuk Pilpres 2014. Hanura menyatakan telah menyiapkan tim pemenangan untuk Jokowi.Namun, keputusan partai untuk mendukung Jokowi tidak semua diterima kadernya. Bahkan, perbedaan datang dari salah satu petingginya yakni Hary Tanoesoedibjo.Hary diam-diam datang di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Kemunculannya, tentu mengejutkan lantaran Prabowo dan ketua umum partai koalisinya, melakukan rapat tertutup di hotel tersebut.HT keluar hotel sekitar pukul 18.00 WIB, dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Mantan Cawapres Partai Hanura ini juga sempat terkejut ketika awak media menemuinya, perihal pertemuan Prabowo di hotel Dharmawangsa."Aduh saya nggak tahu kalau ada Pak Prabowo. Ini saya hanya ngopi-ngopi saja," kata HT, Minggu (19/5).Tapi sayang, HT pun enggan mengatakan dugaan pertemuan dirinya dengan Prabowo tersebut."Kalo itu tanyakan saja sama Prabowo," jelasnya.

Poempida Hidayatulloh

Partai Golkar resmi mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai pasangan capres-cawapres di pemilu presiden 2014. Namun, keputusan itu, lagi-lagi tidak diterima semua kader di partainya.Juru Bicara Jusuf Kalla (JK), Poempida Hidayatulloh menyebut sejumlah elite partai Golkar menebar ancaman pemecatan kepada kader yang membelot dan tak mendukung keputusan partai."Sesuai dengan ancaman dari elit DPP Partai Golkar, akan adanya sanksi pemecatan kepada para kader Golkar yang mendukung Jokowi-JK merupakan suatu langkah yang tidak masuk akal. Hal ini akan berpotensi menjadi preseden yang buruk dari kepemimpinan Bang Ical dan memicu gejolak internal Partai yang tidak diperlukan," kata Poempida dalam pesan tertulis kepada wartawan, Senin (19/5).Menurutnya sesuai AD/ART partai, pemecatan kader bukan hak prerogatif ketum. Pemecatan harus berbasis prosedural, yang dilandaskan oleh pelanggaran yang fatal terhadap organisasi partai."Jika kemudian terjadi kebijakan Pemecatan ini, maka saya melihat potensi terjadinya gejolak yang akan mengarah kepada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar," lanjutnya.

Nusron Wahid

Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid hadir dalam deklarasi capres-cawapres Jokowi - Jusuf Kalla di Gedung Joang, Jakarta Pusat. Padahal, Nusron juga dikenal sebagai politikus Partai Golkar yang juga kembali terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar.Pantauan merdeka.com, Senin (19/5), Nusron tampak mengenakan kemeja putih dan peci hitam. Nusron tampak berada dalam kerumunan para peserta deklarasi Jokowi - JK.Padahal, sikap Golkar saat ini sudah dipastikan tidak mendukung Jokowi dalam Pilpres 9 Juli Nanti. Golkar tengah melakukan ikhtiar politik dengan melakukan pertemuan dengan Partai Gerindra di detik-detik terakhir jelang penutupan pendaftaran capres-cawapres.Apakah kedatangan Nusron Wahid ini atas restu Golkar? Belum diketahui secara pasti.

Fadel Muhammad

Partai Golkar memutuskan untuk mendukung pasangan Capres Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014 nanti. Namun, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad sempat membuat kehebohan saat Jokowi deklarasi koalisi tiga partai pendukungnya di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta.Fadel yang diketahui tidak diundang itu turut hadir menyaksikan deklarasi tersebut. Bahkan dirinya belum mengantongi izin dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.Ketika ditanya kedatangan dirinya. Fadel mengatakan, dirinya datang atas nama partai dan pribadi."Ya, dua-dua lah, partai juga pribadi juga karena diundang," kata Fedel di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/5).Menurut Fadel, dia menggantikan Ical untuk datang ke deklarasi 3 partai pendukung Jokowi.

Luhut Binsar Panjaitan

Saat akan deklarasi dengan JK, Capres PDIP Jokowi didatangi oleh salah satu politisi senior Partai Golkar. Politisi itu adalah Luhut Binsar Panjaitan yang datang pada pukul 08.15 WIB ke kantor Jokowi.Jokowi baru tiba pukul 08.00 WIB mengenakan pakaian safari putih dan celana panjang bahan hitam. Sedangkan Luhut yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua dan Pertimbangan Partai Golkar itu masuk melalui pintu samping dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam."Iya tadi, langsung masuk ke ruangan bapak (Jokowi)," kata salah satu bagian staf Balai Kota DKI Jakarta yang enggan disebutkan namanya, Senin (19/5).Mengenai apa yang akan dibicarakan oleh mereka berdua, belum ada informasi yang dapat diperoleh. Pasalnya Luhut segera masuk ke ruangan kerja Jokowi tanpa memberikan konfirmasi atas kedatangannya.

Rachmawati Soekarnoputri

Petinggi dari Partai NasDem Rachmawati dikunjungi Capres Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya. Rachmawati mendapatkan cinderamata berupa gambar dan buku Soekarno dari Prabowo. Buku itu pun langsung ditandatangani oleh Rachmawati.Padahal diketahui, Partai NasDem sepakat untuk mendukung Jokowi-JK. Namun, petinggi NasDem yang satu ini tampaknya tak peduli dan malah menerima Prabowo yang berkunjung ke rumahnya."Saya datang silaturahmi ke Mbak Rachmawati. Saya diterima dengan baik. Kami tukar pikiran tentang masalah kebangsaan. Ternyata banyak kecocokan dalam pandangan-pandangan kita berdua," kata Prabowo di Jakarta.

Zainal Bintang

Zainal Bintang, politisi senior Partai Golkar mengkritik keputusan Aburizal Bakrie alias Ical yang menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Hatta. Menurutnya, Partai Golkar sekarang berada di posisi terpuruk selama berada di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical."Golkar terpuruk tidak laku, karena di tangan ARB," kata Zainal kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/5).Zainal mengatakan, Ical menjadikan partai pemenang kedua dalam Pemilu Legislatif ini layaknya gelandangan yang meminta jabatan. "Dengan keputusan ARB ke Gerindra, Golkar langsung terpecah belah karena partai pemenang ke dua pemilu menjadi gelandangan," ungkap Zainal.Menurutnya, Partai Golkar tidak memiliki daya tawar saat merapat ke Gerindra. Oleh sebab itu, posisi yang potensial didapat kader Golkar dalam periode pemerintahan nanti diprediksi hanya sebatas menteri."ARB membawa Golkar ke Gerindra bukan capres atau cawapres. Kemungkinan nanti hanya mendapatkan jabatan menteri kali," tutup Zainal.

(mdk/bal)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PKB Klaim Banyak yang Mendorong Opsi Anies-Cak Imin: Kita Kaget
PKB Klaim Banyak yang Mendorong Opsi Anies-Cak Imin: Kita Kaget

Ketua DPP PKB, Lukmanul Khakim mengaku kaget mendapat kabar duet pasangan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai capres dan cawapres.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei CSIS Ungkap Pemilih PDIP Belum Solid: 64,8% Dukung Ganjar, 5,6% ke Anies dan 25,4% ke Prabowo
Hasil Survei CSIS Ungkap Pemilih PDIP Belum Solid: 64,8% Dukung Ganjar, 5,6% ke Anies dan 25,4% ke Prabowo

Hasil Survei CSIS mengungkapkan rata-rata pemilih partai belum solid mendukung capres

Baca Selengkapnya
Jubir TPN: Pilpres dan Pileg Berbeda, Suka Ganjar Tak Harus Coblos PDI Perjuangan
Jubir TPN: Pilpres dan Pileg Berbeda, Suka Ganjar Tak Harus Coblos PDI Perjuangan

Meski tidak cocok dengan PDIP, masyarakat tetap bisa memilih Ganjar-Mahfud.

Baca Selengkapnya
PKS Tolak Wacana Ganjar-Anies: Tidak Tergoda, Anies Bukan Cawapres
PKS Tolak Wacana Ganjar-Anies: Tidak Tergoda, Anies Bukan Cawapres

PKS menilai apabila menduetkan Anies sebagai cawapres Ganjar aneh dan tidak sesuai keputusan Majelis Syuro.

Baca Selengkapnya
Respons Surya Paloh Usai Demokrat Bongkar Duet Anies-Cak Imin: Saya Tidak Bergembira
Respons Surya Paloh Usai Demokrat Bongkar Duet Anies-Cak Imin: Saya Tidak Bergembira

Demokrat menyebut duet Anies-Cak Imin diputuskan sepihak oleh Surya Paloh

Baca Selengkapnya
Anies Baswedan Respons 'Lirikan' PDIP di Pilkada Jakarta
Anies Baswedan Respons 'Lirikan' PDIP di Pilkada Jakarta

Anies menjawab, bahwa saat ini partai politik tengah memutuskan diantara dua pilihan.

Baca Selengkapnya
Survei Ungkap Alasan Orang Bingung Pilih Presiden, 22,4% Sebut Tak Ada Capres yang Meyakinkan
Survei Ungkap Alasan Orang Bingung Pilih Presiden, 22,4% Sebut Tak Ada Capres yang Meyakinkan

Hasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang

Baca Selengkapnya