Mereka yang menantang keputusan partainya soal capres
Merdeka.com - Kecuali Partai Demokrat , masing-masing parpol sudah menentukan sikapnya terkait siapa calon presiden yang didukung. Pilihan bergabung ke koalisi PDIP atau Gerindra diputuskan oleh masing-masing partai melalui mekanisme rapat pimpinan nasional.
Ketua umum partai diberi mandat untuk memutuskan dan menentukan arah koalisi. Meski begitu, ada saja yang tidak puas dengan pilihan partainya. Tidak hanya di tingkat akar rumput, perbedaan pendapat terjadi di kalangan petinggi partai.
Meski mengalah, mereka yang menentang keputusan partainya membuat aksi 'gerilya'. Siapa saja mereka yang menantang keputusan partainya? Berikut merdeka.com rangkum.
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Siapa yang dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan? Anies-AHY dianggap pasangan tepat untuk diusung Koalisi Perubahan sebagai capres dan cawapres di Pemilu 2024
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang mendukung Prabowo di Pilkada? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
Hary Tanoesoedibjo
Partai Hanura telah memutuskan untuk mendukung Capres PDIP Jokowi untuk Pilpres 2014. Hanura menyatakan telah menyiapkan tim pemenangan untuk Jokowi.Namun, keputusan partai untuk mendukung Jokowi tidak semua diterima kadernya. Bahkan, perbedaan datang dari salah satu petingginya yakni Hary Tanoesoedibjo.Hary diam-diam datang di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Kemunculannya, tentu mengejutkan lantaran Prabowo dan ketua umum partai koalisinya, melakukan rapat tertutup di hotel tersebut.HT keluar hotel sekitar pukul 18.00 WIB, dengan mengenakan kemeja putih dan celana hitam. Mantan Cawapres Partai Hanura ini juga sempat terkejut ketika awak media menemuinya, perihal pertemuan Prabowo di hotel Dharmawangsa."Aduh saya nggak tahu kalau ada Pak Prabowo. Ini saya hanya ngopi-ngopi saja," kata HT, Minggu (19/5).Tapi sayang, HT pun enggan mengatakan dugaan pertemuan dirinya dengan Prabowo tersebut."Kalo itu tanyakan saja sama Prabowo," jelasnya.
Poempida Hidayatulloh
Partai Golkar resmi mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai pasangan capres-cawapres di pemilu presiden 2014. Namun, keputusan itu, lagi-lagi tidak diterima semua kader di partainya.Juru Bicara Jusuf Kalla (JK), Poempida Hidayatulloh menyebut sejumlah elite partai Golkar menebar ancaman pemecatan kepada kader yang membelot dan tak mendukung keputusan partai."Sesuai dengan ancaman dari elit DPP Partai Golkar, akan adanya sanksi pemecatan kepada para kader Golkar yang mendukung Jokowi-JK merupakan suatu langkah yang tidak masuk akal. Hal ini akan berpotensi menjadi preseden yang buruk dari kepemimpinan Bang Ical dan memicu gejolak internal Partai yang tidak diperlukan," kata Poempida dalam pesan tertulis kepada wartawan, Senin (19/5).Menurutnya sesuai AD/ART partai, pemecatan kader bukan hak prerogatif ketum. Pemecatan harus berbasis prosedural, yang dilandaskan oleh pelanggaran yang fatal terhadap organisasi partai."Jika kemudian terjadi kebijakan Pemecatan ini, maka saya melihat potensi terjadinya gejolak yang akan mengarah kepada Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar," lanjutnya.
Nusron Wahid
Ketua Gerakan Pemuda Ansor Nusron Wahid hadir dalam deklarasi capres-cawapres Jokowi - Jusuf Kalla di Gedung Joang, Jakarta Pusat. Padahal, Nusron juga dikenal sebagai politikus Partai Golkar yang juga kembali terpilih sebagai anggota DPR dari Partai Golkar.Pantauan merdeka.com, Senin (19/5), Nusron tampak mengenakan kemeja putih dan peci hitam. Nusron tampak berada dalam kerumunan para peserta deklarasi Jokowi - JK.Padahal, sikap Golkar saat ini sudah dipastikan tidak mendukung Jokowi dalam Pilpres 9 Juli Nanti. Golkar tengah melakukan ikhtiar politik dengan melakukan pertemuan dengan Partai Gerindra di detik-detik terakhir jelang penutupan pendaftaran capres-cawapres.Apakah kedatangan Nusron Wahid ini atas restu Golkar? Belum diketahui secara pasti.
Fadel Muhammad
Partai Golkar memutuskan untuk mendukung pasangan Capres Prabowo-Hatta dalam Pilpres 2014 nanti. Namun, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad sempat membuat kehebohan saat Jokowi deklarasi koalisi tiga partai pendukungnya di DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta.Fadel yang diketahui tidak diundang itu turut hadir menyaksikan deklarasi tersebut. Bahkan dirinya belum mengantongi izin dari Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie alias Ical.Ketika ditanya kedatangan dirinya. Fadel mengatakan, dirinya datang atas nama partai dan pribadi."Ya, dua-dua lah, partai juga pribadi juga karena diundang," kata Fedel di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/5).Menurut Fadel, dia menggantikan Ical untuk datang ke deklarasi 3 partai pendukung Jokowi.
Luhut Binsar Panjaitan
Saat akan deklarasi dengan JK, Capres PDIP Jokowi didatangi oleh salah satu politisi senior Partai Golkar. Politisi itu adalah Luhut Binsar Panjaitan yang datang pada pukul 08.15 WIB ke kantor Jokowi.Jokowi baru tiba pukul 08.00 WIB mengenakan pakaian safari putih dan celana panjang bahan hitam. Sedangkan Luhut yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua dan Pertimbangan Partai Golkar itu masuk melalui pintu samping dengan mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam."Iya tadi, langsung masuk ke ruangan bapak (Jokowi)," kata salah satu bagian staf Balai Kota DKI Jakarta yang enggan disebutkan namanya, Senin (19/5).Mengenai apa yang akan dibicarakan oleh mereka berdua, belum ada informasi yang dapat diperoleh. Pasalnya Luhut segera masuk ke ruangan kerja Jokowi tanpa memberikan konfirmasi atas kedatangannya.
Rachmawati Soekarnoputri
Petinggi dari Partai NasDem Rachmawati dikunjungi Capres Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya. Rachmawati mendapatkan cinderamata berupa gambar dan buku Soekarno dari Prabowo. Buku itu pun langsung ditandatangani oleh Rachmawati.Padahal diketahui, Partai NasDem sepakat untuk mendukung Jokowi-JK. Namun, petinggi NasDem yang satu ini tampaknya tak peduli dan malah menerima Prabowo yang berkunjung ke rumahnya."Saya datang silaturahmi ke Mbak Rachmawati. Saya diterima dengan baik. Kami tukar pikiran tentang masalah kebangsaan. Ternyata banyak kecocokan dalam pandangan-pandangan kita berdua," kata Prabowo di Jakarta.
Zainal Bintang
Zainal Bintang, politisi senior Partai Golkar mengkritik keputusan Aburizal Bakrie alias Ical yang menyatakan dukungannya terhadap Prabowo-Hatta. Menurutnya, Partai Golkar sekarang berada di posisi terpuruk selama berada di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie atau akrab disapa Ical."Golkar terpuruk tidak laku, karena di tangan ARB," kata Zainal kepada wartawan di Jakarta, Senin (19/5).Zainal mengatakan, Ical menjadikan partai pemenang kedua dalam Pemilu Legislatif ini layaknya gelandangan yang meminta jabatan. "Dengan keputusan ARB ke Gerindra, Golkar langsung terpecah belah karena partai pemenang ke dua pemilu menjadi gelandangan," ungkap Zainal.Menurutnya, Partai Golkar tidak memiliki daya tawar saat merapat ke Gerindra. Oleh sebab itu, posisi yang potensial didapat kader Golkar dalam periode pemerintahan nanti diprediksi hanya sebatas menteri."ARB membawa Golkar ke Gerindra bukan capres atau cawapres. Kemungkinan nanti hanya mendapatkan jabatan menteri kali," tutup Zainal.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua DPP PKB, Lukmanul Khakim mengaku kaget mendapat kabar duet pasangan Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaHasil Survei CSIS mengungkapkan rata-rata pemilih partai belum solid mendukung capres
Baca SelengkapnyaMeski tidak cocok dengan PDIP, masyarakat tetap bisa memilih Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaPKS menilai apabila menduetkan Anies sebagai cawapres Ganjar aneh dan tidak sesuai keputusan Majelis Syuro.
Baca SelengkapnyaDemokrat menyebut duet Anies-Cak Imin diputuskan sepihak oleh Surya Paloh
Baca SelengkapnyaAnies menjawab, bahwa saat ini partai politik tengah memutuskan diantara dua pilihan.
Baca SelengkapnyaHasil survei Populi mengungkapkan ada sebanyak 8,1 persen masyarakat yang belum memutuskan pilihannya dalam Pilpres mendatang
Baca Selengkapnya