Meski naikkan BBM, Jokowi masih di atas angin versi Cyrus
Merdeka.com - Pasca-kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), dukungan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi-JK masih kuat. Namun demikian, masyarakat bersikap lebih kritis dalam mengamati kebijakan pemerintah.
Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan Cyrus Network tentang approval rating terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Survei dilakukan pasca-kenaikan harga BBM selama periode 1-7 November 2014.
Dalam survei yang dilakukan terhadap 1.220 responden di 33 provinsi diketahui bahwa masyarakat Indonesia baik pendukung Prabowo Subianto dan pendukung Jokowi memiliki keyakinan besar terhadap pemerintahan saat ini.
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Bagaimana cara Jokowi bantu internet? Program bantuan berupa penyediaan layanan akses internet fixed broadband merupakan upaya pemerintah sebagai stimulus untuk mewujudkan perluasan akses dan peningkatan penetrasi fixed broadband nasional.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
Berikut merdeka.com merangkum hasil survei Cyrus Network yang menyatakan meski menaikkan BBM, Jokowi masih di atas angin:
Rakyat masih percaya kepada Jokowi
Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, masyarakat tidak terlalu terpengaruh oleh kebijakan Jokowi-JK menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab lebih dari lima puluh persen masih mempercayai pemerintah."Sebanyak 70 persen responden yakin bahwa pemerintahan Jokowi-JK akan membawa perbaikan dan kesejahteraan bagi Indonesia," ungkapnya di Jakarta, Minggu (21/12).Dia menambahkan, sebanyak 57 persen responden memang menolak kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Namun mereka masih memberi waktu kepada Jokowi-JK untuk menunjukkan kinerjanya.
Elektabilitas Jokowi tidak mengalami perubahan
Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi menjelaskan, angka elektabilitas Jokowi-JK saat ini juga tidak mengalami perubahan drastis. Berdasarkan survei, 54 persen responden mengaku menjadi pemilih Jokowi-JK dalam Pilpres lalu.Namun apabila pemilihan presiden dilakukan lagi hari ini dengan calon yang sama, presentase pemilih Jokowi-JK hanya turun sekitar 2 persen."Ini tentu jadi modal kuat pemerintah Jokowi-JK untuk tetap percaya diri. Namun pemerintah perlu bersikap hati-hati. Pasalnya presentase masyarakat yang tidak memilih Jokowi-JK cukup besar dan cenderung bersikap jauh lebih kritis dalam mengamati setiap kebijakan pemerintah," tegasnya.
Rakyat ingin evaluasi Jokowi setelah 1 tahun bekerja
Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi mengungkapkan, kebanyakan masyarakat ingin melihat kinerja pemerintah selama 100 hari hingga setahun pascapelantikan Jokowi-JK. Namun, ini harus menjadi perhatian dari pemerintah."Posisi Jokowi-JK masih relatif kuat. Tapi ini warning buat pemerintahan," terangnya.Sisa waktu yang diberikan masyarakat mesti dimanfaatkan secara optimal kepada Jokowi-JK. Hasan mengatakan Jokowi-JK harus lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Sebab, masyarakat yang tidak memilih Jokowi-JK cukup besar dan akan bersikap jauh lebih kritis.
Jokowi tak punya kontrol ke parpol anggota KIH
Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan dukungan publik terhadap Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla memang masih kuat. Tapi dari sisi politik, posisi Jokowi-JK merupakan presiden dan wakil presiden yang terlemah. Hal Ini merupakan problem yang utama dan harus segera diselesaikan."Jokowi dan JK di partai politik tidak ada kontrol yang efektif, bahkan di parpol yang tergabung KIH," ujarnya.Menurutnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih kuat memegang kontrol partai yang berlambang banteng ini. Namun Megawati belum tentu tetap mau mengayomi kepentingan presiden Jokowi dalam menjalankan pemerintahan.Selain itu, menurut Hasan, Wapres Jusuf Kalla sudah tidak punya pengaruh kuat lagi di partai Golkar. Justru dia menilai, posisi Misbakhun yang menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Golkar saat ini lebih kuat dibanding mantan ketua umum ini."Makanya dua orang ini, minimal salah satunya harus punya posisi kuat di parpol. Publik bisa jengkel kalau tidak ada agenda pembangunan karena memang Jokowi-JK tidak kuat di parlemen," ujarnya.Dia menjelaskan cara untuk bisa melakukan take over pada partai politik, Jokowi di PDIP atau JK di Golkar."Kalau tidak bisa ini bisa rentan diobok-obok dan retak. Bulan madu koalisi hanya berlangsung dua tahun. Tiga tahun kemudian sudah mikir masing-masing untuk pemilu berikutnya," kata Hasan.Dia menambahkan, jika ada reshuffle kabinet setahun kemudian, Jokowi-JK yang tidak punya kendali kuat akan partai bisa ditinggal oleh partai pendukungnya."Yang punya komando sekarang di KIH itu Surya Paloh, Megawati dan Muhaimin Iskandar. SBY saja dulu punya kekuasaan di parpol bisa dimainkan, apalagi Jokowi," tukasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil yang didapat, 86,5 persen warga Jateng masih puas dengan kinerja Jokowi.
Baca SelengkapnyaSampel sebanyak 1.217 responden dipilih melalui kombinasi random digital dialling (RDD) (265 responden) dan double sampling (952 responden).
Baca SelengkapnyaKepuasan terhadap kinerja pemerintahan Presiden Jokowi mencapai angka 74 persen.
Baca Selengkapnya"Kalau tingkat kepuasan Jokowi naik maka kabar baik bagi Prabowo, kurang baik bagi Anies," kata kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator ini dilakukan pada tanggal 18-21 Februari 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaPemerintah menggunakan hasil survei untuk bahan evaluasi dan koreksi.
Baca SelengkapnyaHasil survei Poltracking Indonesia mengungkap 17,6 persen publik tidak puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin menyebutkan, kepuasan terhadap kinerja Presiden mayoritas tercatat di tiap segmen demografi warga dan setiap wilayah.
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang mengaku puas itu adalah karena Presiden Jokowi banyak memberikan bantuan sosial kepada rakyat kecil
Baca SelengkapnyaBahlil mengutip survei kepuasan publik terhadap Jokowi yang sangat tinggi. Sehingga yang berhadapan dengan Jokowi harus melawan rakyat.
Baca Selengkapnya