Mesra dengan Golkar, Jokowi disindir Gerindra 'fokus urus negara'
Merdeka.com - Partai Golkar semakin mesra dengan pemerintahan Jokowi-JK. Partai berlambang pohon beringin itu secara tegas menyatakan dukungannya ke pemerintah, bahkan siap mendukung Jokowi sebagai capres 2019 nanti.
Bergabungnya Golkar dalam barisan pendukung pemerintah disebut-sebut sebagai langkah Jokowi mempersiapkan amunisi untuk bertarung pada Pilpres 2019. Hal itu diungkapkan Wakil ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono. Dia menilai, dalam dua tahun kepemimpinan Jokowi masih banyak pekerjaan rumah yang perlu belum diselesaikan.
"Hari ini Pak Jokowi jangan mikir maju dulu (Pilpres 2019) tapi memperbaiki perekonomian. Pak Jokowi sudah tidak optimal, keuangan lagi sakit. Pak Jokowi sepertinya rajin, aktivitas beliau belum menghasilkan apa-apa, lebih baik fokus dulu ngurus negara," ujarnya kepada wartawan saat dihubungi, Jakarta, Rabu (1/6).
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa Jokowi bergabung dengan Golkar? 'Kita perhatikan saat ini, meskipun putaran pileg atau pilpres ini belum selesai Jokowi secara gesit dan tangkas sudah mempersiapkan series cawe-cawe putaran berikut untuk memanfaatkan instrumen parpol mana yang bisa 'ditunggangi' untuk tetap berkuasa,' kata Andreas Hugo, saat dikonfirmasi, Senin (11/3).
-
Siapa yang diuntungkan jika Jokowi gabung Golkar? 'Paling tidak mempengaruhi kekuasaan pasca pilpres atau pileg dan massa transisi kekuasaan ke depan,' sambungnya.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa Golkar unggul dibanding Gerindra dan PDIP? 'Itu sebabnya Golkar menjadi satu-satunya partai di parlemen yang jumlah kursinya lebih banyak dibanding rival yang miliki suara lebih besar. Pada 2019 lalu kalahkan Gerindra dan sekarang potensial kalahkan PDIP,' tutur Dedi.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
Jokowi perlu mencontoh Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di mana pada periode pertama pemerintahannya fokus memperbaiki negara.
"Kayak SBY fokus dulu ngurusin ekonomi negara dan Pak SBY tidak mengacaukan partai politik, tidak mengadu domba. Tidak ada parpol yang pecah hingga akhir masa jabatannya," jelas Arif.
Dia melihat, saat ini Jokowi sudah tidak lagi identik dengan PDIP sebagai partai yang mengusungnya saat Pilpres 2014. Jokowi justru dianggap lebih dekat dengan Golkar.
"Apalagi Golkar sudah deklarasikan dia akan calonkan Joko Widodo di 2019. Golkar artinya tidak akan koalisi dengan kita. Capres kita tetap. Kita akan dorong apakah akan menghasilkan pasangan yang pas. Apalagi sekarang pemerintah didominasi elit Golkar, Jokowi sudah tidak butuh PDIP, lebih senang dengan Golkar," ungkapnya.
Mengenai calon presiden yang diusung di 2019 nanti, Arief menyebut partainya tengah menjajaki rencana menggandeng PDIP. Rencana itu diawali dengan nostalgia koalisi antara PDIP dan Gerindra di Pilgub DKI 2017.
"Kader kan hanya Sandiaga. Nanti kita rapat kembali di DPP. Kita akan pilih siapa Cagub. Kita lebih firm Sjafrie dengan Djarot. Sudah pas, dari kesukuan juga. Pak Djarot juga wagub, eks bupati. Artinya dari koalisi gubernur ini kita harap bisa koalisi di Pileg dan Pilpres. Sama-sama mempunyai jiwa nasionalisme, partai wong cilik. Kita harap nantinya bisa sampai pilpres," tutup Arief. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut dia, Presiden Jokowi merupakan tokoh nasional.
Baca SelengkapnyaIsu Jokowi masuk dalam bursa ketua umum Partai Golkar semakin kencang. Jokowi akhirnya merespons isu tersebut.
Baca SelengkapnyaSikap politisi PDIP saat ini berbeda dengan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaGolkar di bawah kepemimpinan Airlangga saat ini layaknya menjaga rumah kosong. Karena KIB sudah tidak lagi berjalan.
Baca SelengkapnyaGanjar dan Prabowo saling klaim mendapat dukungan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaDia pun menyampaikan bahwa dalam internal Partai Golkar ada tahapannya.
Baca SelengkapnyaAirlangga menyebut Presiden Jokowi sudah nyaman dengan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaIdrus menuturkan, Bahlil bakal membuka komunikasi dengan seluruh stakeholder partai bila ingin mengakomodasi jabatan Jokowi di internal partai beringin.
Baca SelengkapnyaKomarudin juga menyinggung, Jokowi sudah menghabisi PDIP. Dia menegaskan, PDIP tidak akan gentar terhadap manuver Jokowi di Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaIsu Jokowi akan masuk Partai Golkar merupakan desas-desus lama yang terus digulirkan.
Baca Selengkapnya