Moeldoko: Kartu Sakti Jokowi Sudah Lalui Riset, Bukan Rencana Bangun Tidur
Merdeka.com - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko menyerang balik Calon Wakil Presiden 02, Sandiaga Salahuddin Uno. Sebelumnya, Sandiaga Uno mengkritik banyaknya sistem kartu yang diwacanakan oleh Jokowi-Ma'ruf untuk masyarakat.
Sandiaga menilai, jika terlalu banyak kartu justru membebani masyarakat. Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu ingin beragam urusan publik diselesaikan dalam satu kartu, yakni e-KTP.
"Ada sesuatu yang bisa disederhanakan, ada sesuatu yang tidak harus disederhanakan," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (19/3).
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Bagaimana Sandiaga Uno melihat perhelatan Pilkada Jakarta? 'Saya optimis para calon ini nanti akan beradu gagasan dan mencoba memenangkan hati dan pikiran dari warga masyarakat Jakarta,' kata Sandiaga.
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
Moeldoko melihat pelbagai urusan publik tidak bisa diselesaikan dengan e-KTP. Apalagi, lanjut dia, kartu sakti yang diwacanakan Jokowi sudah melalui kajian mendalam di lingkungan masyarakat.
"Jadi semua itu yang dilakukan adalah sebuah riset, sebuah kajian, yang pada akhirnya keputusan dijalankan. Jadi bukan sesuatu yang RBT gitu. Tahu nggak? Rencana Bangun Tidur," ucap dia.
Saat berdebat dengan Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin pada 17 Maret 2019, Sandiaga Uno tiba-tiba mengeluarkan dompet dari sakunya. Dia mengambil dan menunjukkan kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) miliknya. Menurutnya, e-KTP cukup menjadi bekal masyarakat memperoleh jaminan kesehatan dan fasilitas lainnya.
Aksi itu untuk menyaingi program tiga kartu baru yang digagas Jokowi-Ma'ruf Amin. Dengan single identity number (SIN) di dalam e-KTP, menurut Sandiaga Uno, masyarakat tidak perlu lagi mengantongi banyak kartu untuk bermacam situasi.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid mengkritik ide Kartu Tanda Penduduk (KTP) Sakti yang digagas Tim Ganjar.
Baca SelengkapnyaBeredar poster bocoran daftar menteri Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Mahfud menyindir langkah Presiden Jokowi sebagai politik yang salah.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran menyindir program KTP Sakti dengan kasus mega korupsi proyek e-KTP.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait tudingan menghambat dan menjegal langkah politik Anies Baswedan di Pilkada Serentak, Jumat (30/8).
Baca Selengkapnya"Jangan kita malah saling menjatuhkan satu sama lain, tapi kita harus coba tampilkan yang terbaik," kata Sandi
Baca SelengkapnyaPertemuan Jokowi dan Sandiaga mulai pukul 16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSandiaga mengatakan, jelang habisnya pemerintahan Jokowi, ia meyakini kabinet masih solid.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, isu pemakzulan presiden di tengah proses pemilu sangat tak produktif bagi masyarakat dan pemerintah.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno mengaku sempat berkomunikasi dengan sejumlah parpol, termasuk Demokrat.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil maupun Pramono Anung mengaku tidak menutup kemungkinan akan melanjutkan program-program Kartu Sakti yang dicetuskan oleh Jokowi.
Baca SelengkapnyaBeredar gambar bocoran daftar nama-nama menteri Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya