Moeldoko Klaim Tak Pernah Bicara dengan Jokowi Soal Isu Kudeta Demokrat
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresiden Moeldoko mengatakan tidak pernah berbicara dengan Presiden Joko Widodo (Jokow) terkait isu kudeta Partai Demokrat. Dia mengklaim, pemerintah tengah sibuk mengurus penanganan Covid-19.
"Bicara apa? emang kurang kerjaan apa presiden saya bicara ini? Urusan kepada pekerjaan urusi covid aja sudah gak karu-karuan kita pusing. ngapain mikirin yang nggak-enggak penting?" kata Moeldoko di Jakarta, Rabu (3/2).
Sementara itu, Moeldoko mengaku tidak mempermasalahkan terkait tudingan terlibat rencana menggulingkan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono. Dia tidak merasa jadi korban dalam isu kudeta Demokrat.
-
Bagaimana Kiky Saputri menunjukkan apresiasinya kepada Moeldoko? 'Tentu saja adalah salah satu kebanggaan saya nih, makanya saya baca buku beliau, M-Leadership, berani memimpin,' lanjut Kiky.
-
Apa kejutan ulang tahun yang didapat Moeldoko? Sebuah video yang diunggah oleh akun Tiktok @kanjengsolo memperlihatkan mantan Panglima TNI Moeldoko yang terkejut karena mendapatkan hadiah ulang tahun dari anak-anaknya yang datang saat sedang rapat.
-
Siapa yang memberikan kejutan ulang tahun kepada Moeldoko? Sebuah video memperlihatkan anak-anak Moeldoko yang datang memberikan kejutan ulang tahun kepada ayahnya.
-
Kapan Moeldoko ulang tahun? Mantan Panglima TNI, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko tiba-tiba mendapatkan kejutan ulang tahun yang tidak disangka-sangka dari anak-anaknya. Moeldoko berulang tahun pada 8 Juli lalu dan anak-anaknya menyempatkan waktu untuk datang memberikan kue kepada sang ayah.
-
Apa kesan Kiky Saputri tentang Moeldoko? Kiki mengaku jika Moeldoko ternyata memiliki kepribadian yang sangat asyik dan bisa diajak berbincang dengan sangat cair.
-
Kenapa Moeldoko tidak marah pada anak-anaknya? 'Mau tak marahin anak gue sendiri,' kata Moeldoko dan dilanjutkan dengan meniup dua lilin yang ada di atas kue ulang tahunnya.
"Saya menikmati aja. kalau saya menikmati saja enggak apa-apa. Silakan saja mau diributkan lagi makin bagus lagi," ujar Moeldoko.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan ada gerakan perebutan paksa Partai Demokrat dilakukan 5 orang. Mereka kader partai, mantan kader dan pihak di lingkaran Istana.
Upaya mengkudeta AHY dari kursi ketua umum dari berbagai cara. Pelaku ini melakukan komunikasi melalui telepon hingga pertemuan langsung.
Tujuan mengambil alih ketua umum Partai Demokrat, kata AHY, akan digunakan pelaku untuk kendaraan politik Capres 2024.
Modus yang dipilih para pelaku merebut kekuasaan AHY di Demokrat lewat jalur Kongres luar biasa atau KLB. Untuk memenuhi syarat KLB, pelaku gerakan menargetkan 360 orang para pemegang suara yang harus diajak. Kader dipengaruhi dengan imbalan uang dalam jumlah besar.
"Dalam komunikasi mereka, pengambil alihan posisi Ketua Umum Partai Demokrat akan dijadikan kendaraan bagi yang bersangkutan sebagai calon Presiden dalam Pemilu 2024 mendatang," ungkap AHY.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Moeldoko bagi Partai Demokrat tak termaafkan dan tak terlupakan.
Baca SelengkapnyaMoeldoko meminta masalah netralitas tak sekedar dilihat kacamata subjektivitas.
Baca SelengkapnyaJokowi tidak mempermasalahkan ada menterinya yang akan mundur.
Baca SelengkapnyaMoeldoko meminta masyarakat untuk fokus pada penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu) pada Februari mendatang.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi tak berkomentar terkait isu ikut mendorong pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan presiden terpilih, Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaPurnawirawan TNI lulusan terbaik Akabri itu mengalami lupa lirik hingga mengungkap pengakuan yang bikin salah fokus menggunakan bahasa Jawa.
Baca SelengkapnyaKepala Staf Kepresidenan Moeldoko merespons tegas pernyataan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla yang mengkritik netralitas Presiden Jokowi di Pilpres 2
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaRelasi Jokowi kepada Megawati tidak berubah meski keduanya kini berbeda jalan politik.
Baca SelengkapnyaMenurut Moeldoko, pandangan JK subjektif dan tidak melihat secara utuh.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan kepada AHY bahwa sama sekali tidak tahu apa yang anak buahnya perbuat.
Baca SelengkapnyaJokowi mendapat pertanyaan dari wartawan apakah dirinya ikut menjembatani pertemuan antara Megawati dan Prabowo.
Baca Selengkapnya