Muladi: Munas Bali tidak demokratis, Munas Ancol miskin legitimasi
Merdeka.com - Ketua Mahkamah Partai Golkar (MPG) Muladi bicara soal beda tafsir putusan sidang MPG kemarin. Menurut dia, ada beda pandangan antara empat majelis hakim yang memimpin sidang.
Muladi menjelaskan, Munas Bali memenuhi syarat administrasi dalam aturan di internal partai. Namun sayang, Munas yang digagas kubu Aburizal Bakrie (Ical) ini tidak demokratis karena ketua umum dipilih secara aklamasi.
"Munas Bali dinilai MPG memenuhi asas administratif, AD/ART terpenuhi, tapi dinilai enggak demokratis, muncul aklamasi," kata Muladi dalam jumpa persnya di Jakarta, Rabu (4/3).
-
Bagaimana Golkar berperan? Pertemuan KTT ke-26 ASEAN-RRT menyepakati pentingnya penguatan kerjasama regional untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, terutama dengan adanya upgrading ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA) 3.0 dan implementasi penuh Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana MKGR tegak lurus ke Golkar? “Kami tidak akan membiarkan pengurus, dewan-dewan, jajaran. Termasuk anggota Ormas MKGR yang dapat menabrak kebijakan-kebijakan yang telah diambil oleh partai Golkar dan Bapak Airlangga Hartarto,“ tegas Adies dalam SE yang ditandatangani pada Jumat (28/7).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Kenapa Golkar harus konsolidasi? “Saya instruksikan kepada seluruh partai Golkar di Indonesia. Sekarang sedang disusun berdasarkan nomor urut dan pemilu sudah system terbuka, sehingga dengan demikian sudah waktunya sekarang untuk langsung bergerak, konsolidasi di akar rumput, rebut hati rakyat,“ katanya.
Sementara untuk Munas Ancol yang digagas kubu Agung Laksono, lanjut dia, miskin legitimasi. Namun dinilai lebih demokratis karena melakukan pemilihan ketua umum dengan cara voting.
"Sedangkan Munas Ancol miskin legitimasi, tapi dianggap lebih demokratis. Enggak jelas, muncul masalah khusus, karena hanya dihadiri unsur-unsur saja, unsur ormas dan lainnya," terang dia.
Menurut dia, perbedaan antara Ancol dan Bali yakni soal demokratis dan miskin legitimasi saja. Dia menegaskan, jika tidak ada lagi sidang MPG dan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kedua kubu.
"MPG sudah selesai, tidak ada sidang lagi. Otomatis kasasi di PN Jakbar akan bersidang lagi, dan semua bahan yang kita miliki akan kita berikan semuanya," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Munaslub Golkar dilakukan oleh Faksi Kecil yang bermain di tikungan terakhir jelang Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaJK sebut Golkar telat dalam menentukan arah koalisi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, apabila Golkar pecah, tidak akan bisa menang pada Pemilu 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaAnindya bakal lebih pro aktif dengan pemerintah di kepengurusannya sebagai ketua umum.
Baca SelengkapnyaArsjad menambahkan, dirinya dipercaya menjabat Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 juga melalui proses dan tata cara yang sah.
Baca SelengkapnyaJK menegaskan untuk dapat menjadi Ketua Umum Partai Golkar perlu modal yang cukup banyak.
Baca SelengkapnyaKadin Indonesia menyatakan Munaslub yang memilih Anindya Bakrie tidak sah.
Baca SelengkapnyaKamar Dagang Indonesia (Kadin) mengalami perpecahan di internal. Terjadi dualisme kepengurusan antara Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie.
Baca SelengkapnyaGolkar mulanya berharap Prabowo Subianto merestui Airin Rachmi Diany sebagai calon Gubernur Banten.
Baca SelengkapnyaMenurut Doli, keputusan MK tersebut sangat mendadak dan mengagetkan karena terjadi mendekati deadline Pilkada.
Baca SelengkapnyaAnindya Bakrie sempat terpilih menjadi Ketum Kadin dalam Munaslub.
Baca SelengkapnyaGolkar mengakui tidak mudah menghadapi kondisi di mana DPP memutuskan tidak mengusung Airin di Pilgub Banten.
Baca Selengkapnya