Mungkinkah Jokowi-Pramono Edhie terwujud di 2014?
Merdeka.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) melakukan survei untuk mengukur pasangan capres yang pas maju pada Pilpres 2014 nanti. Dalam survei itu, salah satu strateginya memasangkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan Pramono Edhie Wibowo, bekas KASAD, adik ipar Presiden SBY.
Hasilnya, pasangan Jokowi-Pramono Edhie meraih posisi memuaskan bila dibanding skenario pasangan calon lain, misalnya pasangan Megawati-Jusuf Kalla, Prabowo-Hatta dan Aburizal Bakrie-Mahfudz. Lalu, mungkinkah pasangan Jokowi-Pramono Edhie bakal terwujud?
"Itu tipis sekali, terlalu awal memasangkan mereka. Dan menurut saya itu (memasangkan Jokowi-Pramono Edhie) tidak terlalu penting. Pramono Edhie itu bukan variable penentu. Kuncinya sekarang di PDIP dan Ibu Mega," kata Pengamat Politik Hanta Yudha kepada merdeka.com, Selasa malam (23/7).
-
Apa yang dihalangi dari Prabowo dan Megawati? Sesungguhnya pertemuan antara Prabowo dengan Megawati tidak ada halangan atau hambatan. Dia menyebut, perbedaan politik antara Prabowo dan Megawati di Pilpres 2024 tidak menjadi permasalahan.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Mengapa Pramono dinilai cocok untuk Pilkada Jakarta? Rano pun sempat menganalisi di balik keputusan Mega menunjuk Pramono yang menjabat sebagai Seskab di Kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Sebab, sebelum ada pengumuman bisik-bisik di PDIP yang mencuat nama Anies Baswedan dan Basuki T Purnama. Dalam wawancara di program D'talsk merdeka.com, Rano melihat sosok Pramono bisa menjadi jembatan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
Hanta menjelaskan, sekarang ini kalau bicara Jokowi, siapapun pasangannya tidak terlalu penting. Jokowi dipasangkan dengan siapapun tidak masalah. Bagi Jokowi yang penting itu dukungan partai politik. Kalau suara PDIP nanti tidak mencapai 20 persen, pilihannya koalisi antarpartai.
Misalnya PDIP bisa menggandeng calon partai lain, bisa dengan Gerindra dan Prabowo, Demokrat ada Pramono Edhie, Golkar ada Aburizal Bakrie dan PAN ada Hatta Rajasa. "Sekarang PDIP dan Jokowi paling siap. Bisa menggandeng siapa saja," terangnya.
Di internal PDIP, lanjut Hanta, kabarnya sudah ada faksi-faksi yang menjodohkan Jokowi dengan beberapa nama capres lain. Mereka tentu sudah menjalin komunikasi politik dengan Gerindra, Golkar, PAN atau Demokrat. Bahkan ada juga yang menjalin komunikasi politik dengan Hary Tanoesoedibjo untuk dijadikan capres, bila Wiranto batal diusung.
"Di twitter, ada yang menyebut Gubernur Sulsel, kemudian Hatta Rajasa. Atau dengan Hary Tanoe. Banyak pilihan bagi PDIP dan Jokowi, pekerjaan PDIP itu memutuskan, apakah Jokowi atau Megawati yang maju," ujarnya.
Mungkin apa tidak Jokowi nyapres dari partai lain? Hanta melihat peluang itu sangat kecil sekali. "Saya melihat Jokowi itu politisi loyal, baik terhadap PDIP atau Megawati. Saya tidak melihat Jokowi punya keberanian meloncat ke partai lain."
Bila hal itu dilakukan Jokowi, pertama persepsi publik juga tidak baik terhadapnya. Justru itu nanti akan menjatuhkan nama Jokowi sendiri karena persepsi publik jadi buruk.
"Menurut saya solusinya PDIP komunikasi saja yang baik dengan Jokowi. Tunjukan Jokowi sukses jadi gubernur DKI. Karena elektabilitasnya baik," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, dokumen hasil survei internal PDIP menguji empat skenario buat Jokowi menghadapi pemilihan presiden tahun depan. Jajak pendapat digelar 3-15 Mei lalu ini melibatkan 1.500 responden di 33 provinsi.
Merdeka.com memperoleh dokumen laporan survei berjudul Trajektori Politik 2014 dari seorang sumber mengaku dekat dengan Jokowi.
Skenario pertama, PDIP menyorongkan ketua umum Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden berpasangan dengan Jusuf Kalla. Hasilnya, pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menang dengan raihan dukungan 35,2 persen. Sedangkan Megawati-Kalla meraup 25,3 persen, disusul Aburizal Bakrie-Mahfud dengan 18,3 persen.
Menurut skenario kedua, Jokowi maju berduet dengan Pramono Edhi Wibowo, adik ipar presiden. Hasilnya memuaskan. Pasangan ini unggul setelah meraup 34,0 persen dukungan, disusul Prabowo-Hatta (30,0 persen), dan Aburizal-Mahfud (16,3 persen).
Survei juga menjajal posisi Jokowi sebagai kandidat wakil presiden. Hasilnya jeblok meski dia dipasangkan dengan Megawati. Pasangan Prabowo-Hatta menang dengan sokongan 33,4 persen, dibuntuti Megawati-Jokowi (29,9 persen), dan Aburizal-Mahfud (17,3 persen). Perolehan tidak menyenangkan juga terjadi kalau Jokowi menjadi wakil dari Puan Maharani.
Skenario lain adalah Jokowi keluar dari PDIP dan bertarung melawan Megawati. Dia dipasangkan dengan Pramono Edhi Wibowo. Pasangan ini unggul dengan 36,1 persen suara, disusul Prabowo-Hatta (30,5 persen), dan Megawati-Jusuf Kalla (15,2 persen). (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Eriko menegaskan PDIP tidak mengenal terminologi koalisi dan oposisi dalam konteks ketatanegaraan.
Baca SelengkapnyaSekretaris Kabinet Pramono Anung belum mengajukan cuti ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah terdaftar resmi mengikuti Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPrediksi itu diperkuat karena kehadiran Presiden Jokowi dan ditambah dengan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca SelengkapnyaBudi tak mengetahui apakah ada pihak yang menghalangi pertemuan Jokowi dan Megawati.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh politik berlomba-lomba ingin bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, termasuk Presiden Joko Widodo dan Calon Presiden Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaIndonesia disebutnya akan lebih maju jika keduanya bisa saling memahami dan mengerti untuk berkolaborasi
Baca SelengkapnyaGerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Baca SelengkapnyaPihak keluarga pun merespons soal nama Pramono yang sama sekali tidak muncul dalam lembaga survei
Baca SelengkapnyaSaid tak khawatir mengenai dukungan Effendi kepada RK-Suswono.
Baca SelengkapnyaYusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.
Baca SelengkapnyaUntuk menentukan Cawapres Ganjar, Megawati ternyata juga berdiskusi dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaMenurut Otto, Prabowo sedikit berpesan bahwa jangan harap ada yang dapat memecah belah hubungannya dengan Jokowi.
Baca Selengkapnya