Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mungkinkah Jokowi Tanpa Oposisi?

Mungkinkah Jokowi Tanpa Oposisi? Pidato kemenangan Jokowi-Maruf di Kampung Deret. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Presiden Jokowi dikabarkan tengah intens menjalin komunikasi dengan sejumlah partai pendukung Prabowo Subianto agar masuk dalam koalisi pemerintah. Dalam Pilpres 2019, Prabowo didukung oleh Partai Gerindra, PKS, PAN dan Partai Demokrat.

Paling santer terdengar adalah Presiden Jokowi sudah komunikasi intens dengan PAN dan Demokrat. Terbaru, kabar yang beredar komunikasi intens juga tengah dilakukan antara kubu Jokowi dengan Gerindra.

Bulan lalu, Presiden Jokowi sudah memberikan sinyal akan merangkul semua pihak demi kepentingan bangsa. Bahkan membuka diri dari partai manapun untuk bergabung dalam pemerintahan.

"Saya selalu menyampaikan, saya selalu membuka diri terhadap siapapun yang ingin bersama-sama, ingin bekerjasama membangun negeri ini, baik partai di koalisi, partai non koalisi. Semuanya kita ajak bersama-sama," kata Jokowi.

Jika upaya Jokowi merangkul semua, mungkinkah tidak ada partai oposisi? Berikut ulasannya:

Demokrat Siap Dukung Jokowi Jika Diminta

Partai Demokrat sudah memberikan sinyal siap bergabung ke pemerintah. Ketua Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan partainya siap bergabung dalam pemerintahan Jokowi periode 2019-2024 jika diminta oleh Jokowi.

Ferdinand menambahkan Demokrat saat ini hanya menunggu Jokowi untuk bergabung dalam pemerintahan. "Kalau Pak Jokowi meminta kita siap mendukung beliau, kalau tidak diminta siap juga," kata Ferdinand.

Seperti diketahui, Presiden Jokowi semakin intens menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat usai Pilpres 2019. Hal ini ditandai pertemuan Jokowi dengan Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) beberapa kali di Istana.

PAN Berpeluang Gabung ke Pemerintah

Sedangkan Partai Amanat Nasional (PAN) membuka peluang bergabung dalam pemerintah Jokowi. Wakil Ketua PAN Bara Hasibuan menilai partainya lebih baik berada dalam jajaran pemerintah. Alasannya, secara historis PAN memang selalu berada dalam pemerintahan.

"Pertimbangannya macam-macam kita kan secara historis dari organisasi kita berdiri Agustus 98 sampai sekarang sebagian besar waktu kita ada di pemerintahan jadi memang sudah jadi pola dan tradisi dalam PAN buat ada di pemerintahan," kata Bara.

Bara menegaskan, tidak tertutup kemungkinan partainya bergabung ke koalisi pemerintahan. Dia mengatakan, peluang PAN bergabung dengan pemerintahan Jokowi sangat terbuka lebar. "Kemungkinan itu ada tapi nanti kita liat semua setelah proses di MK selesai. Tapi kemungkinan itu ada," ungkap Bara.

Isu PAN bergabung dengan koalisi Jokowi semakin santer terdengar setelah Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan beberapa kali bertemu dengan Presiden Jokowi usai Pilpres 2019. Zulkifli juga mengakui kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam pertarungan Pilpres 2019. PAN sebelumnya juga pernah bergabung dalam pemerintahan Jokowi.

Bagaimana Peluang Gerindra?

Sayup-sayup kabar saat ini Partai Gerindra tengah intens didekati oleh kubu Jokowi untuk diajak bergabung ke pemerintah. Bagaimana sikap Gerindra?

Menurut Ketua DPP Gerindra Sodik Mujahid, partainya belum mengambil keputusan apapun terkait kabar akan bergabung ke pemerintah. "Pandangan yang sangat wajar dan sangat tepat mengingat potensi Gerindra yang besar, karakter Gerindra yang disiplin dan konsisten, komitmen kebangsaan Gerindra yang sangat serius," kata Sodik saat dihubungi merdeka.com, Selasa (25/6).

Sodik tidak bisa memastikan apakah partainya akan gabung ke menerima tawaran gabung ke pemerintahan. Menurutnya, semua itu tergantung keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Soal menerima atau menolak tawaran itu sepenuhnya hak Pimpinan Pak Prabowo Subianto akan membicarakan dengan dewan pembina, Dewan Pakar, DPP, dan DPD, DPC, se-Indonesia," kata Sodik.

Sikap PKS

Lalu bagaimana dengan sikap PKS? Pada awal Mei 2019 lalu, politikus PKS Mardani Ali Sera menegaskan bahwa partainya akan tetap menjadi oposisi. Bahkan Mardani menceritakan peristiwa politik pada tahun 2015.

Saat itu PKS sudah dirayu oleh Presiden Jokowi agar ikut bergabung dalam pemerintahan. Namun saat itu PKS menolak.

"Dari awal saya bilang Pak Jokowi nyuwun sewu, kami PKS tetap di luar pemerintahan, kami akan kritik apa yang salah, kami akan dukung apa yang benar tetapi izinkan kami di luar," kata Mardani.

(mdk/has)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi soal Rencana Bertemu Ketum Parpol: Kalau Memang Tidak Perlu, Kenapa Harus Ketemu
Jokowi soal Rencana Bertemu Ketum Parpol: Kalau Memang Tidak Perlu, Kenapa Harus Ketemu

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka kemungkinan akan bertemu ketua umum partai politik (parpol).

Baca Selengkapnya
Jokowi Sudah Tidak Lagi di PDIP, 'Beringin' Siap Menaungi
Jokowi Sudah Tidak Lagi di PDIP, 'Beringin' Siap Menaungi

Golkar menilai Jokowi sudah merdeka sudah bebas memilih untuk berlabuh ke partai mana saja.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ketum Projo Budi Arie Angkat Alis Bilang Jokowi Tenaga Rakyat Usai Dipecat PDIP
VIDEO: Ketum Projo Budi Arie Angkat Alis Bilang Jokowi Tenaga Rakyat Usai Dipecat PDIP

Presiden RI ke-7 Joko Widodo menjawab rencananya bergabung partai lain, usai dipecat dari PDIP

Baca Selengkapnya
Jokowi Endorse Ridwan Kamil, PDIP: Beliau Sudah Bukan Kader Partai, Langgar AD/ART
Jokowi Endorse Ridwan Kamil, PDIP: Beliau Sudah Bukan Kader Partai, Langgar AD/ART

Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungan kepada Cagub-Cawagub Ridwan Kamil dan Suswono untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya
Golkar dan PAN Dukung Prabowo, Jokowi: Saya Presiden, Bukan Ketua Partai
Golkar dan PAN Dukung Prabowo, Jokowi: Saya Presiden, Bukan Ketua Partai

Jokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.

Baca Selengkapnya
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi
Cuma PKS yang Tak Ikut Jokowi

Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Bahlil Banyak Aspirasi Minta Jokowi jadi Pengurus Golkar: Tidak Semua Kan Bisa Diterima
Blak-blakan Bahlil Banyak Aspirasi Minta Jokowi jadi Pengurus Golkar: Tidak Semua Kan Bisa Diterima

Bahlil juga kemudian menyinggung soal dirinya yang merupakan putra dari tanah Papua yang berhasil menapakkan kaki hingga bisa menjadi Ketum partai.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Bicara Koalisi, Langsung Ditatap Prabowo
VIDEO: Jokowi Bicara Koalisi, Langsung Ditatap Prabowo

Presiden Joko Widodo angkat bicara soal pertemuannya dengan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.

Baca Selengkapnya
PAN Siapkan Karpet Biru untuk Jokowi dan Keluarga: 1.000 Persen Kami Welcome
PAN Siapkan Karpet Biru untuk Jokowi dan Keluarga: 1.000 Persen Kami Welcome

Sekjen PAN Eko Hendro Purnomo atau Eko Patrio mengatakan partainya membuka pintu seluasnya 1.000 persen bagi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga

Baca Selengkapnya
Jokowi Jelaskan soal Ditinggal Ramai-Ramai: Jangan Kalau Pas Ada Senang
Jokowi Jelaskan soal Ditinggal Ramai-Ramai: Jangan Kalau Pas Ada Senang

Menurutnya, gotong-royong dari seluruh masyarakat sangat diperlukan. Bukan cuma ramai-ramai karena ingin senangnya saja.

Baca Selengkapnya
Dito Ariotedjo Nilai Jokowi Bakal Fokus Multi Partai daripada Jadi Ketum Golkar
Dito Ariotedjo Nilai Jokowi Bakal Fokus Multi Partai daripada Jadi Ketum Golkar

Dia mengungkapkan bahwa Jokowi sempat heran soal namanya ramai masuk Partai Golkar.

Baca Selengkapnya
PDIP Ungkap Arahan Jokowi soal Koalisi: Ajak Sebanyak Mungkin Partai Dukung Ganjar
PDIP Ungkap Arahan Jokowi soal Koalisi: Ajak Sebanyak Mungkin Partai Dukung Ganjar

PDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.

Baca Selengkapnya