Narasi Kebencian Semakin Tajam Usai Debat Capres Kedua
Merdeka.com - Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) menggelar diskusi Merawat Keindonesiaan ke XXIII, Sabtu (23/2). Acara diskusi bertajuk "Pemilu 2019 Bebas Konflik: Pendekatan Keamanan dan Intelijen" ini digelar di Resto Ammarin Sudirman, Jakarta Selatan.
Direktur LPI Boni Hargens khawatir adanya konflik antar pendukung dari kedua kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden setelah berlangsungnya debat pilpres kemarin. Menurutnya, ketegangan konflik pendukung merupakan sesuatu yang biasa terjadi. Tetapi dia justru melihat ada yang berbeda dari pemilu 2019. Salah satunya karena banyak narasi kebencian yang diciptakan.
"Kita melihat di mana setelah debat capres ada kisruh antara pendukung dari pendukung paslon 01 dan 02," ujarnya di Resto Ammarin, Jakarta, Sabtu (23/2).
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
-
Dimana perselisihan hasil pemilu dapat terjadi? Perselisihan pemilu dapat muncul antara partai politik, calon, atau pemilih, dan seringkali melibatkan lembaga-lembaga pengawas pemilu dan badan hukum terkait.
-
Kapan muncul percikan konflik setelah pengumuman hasil Pemilu? Apalagi setelah KPU mengumumkan penetapan hasil Pemilu.
-
Siapa yang diserang menjelang Pemilu? 'Jadi media center ini bukan media center capres-capresan, jadi tidak untuk capres-capres tapi ini untuk pelurusan informasi data dari pemerintah sehingga masyarakat bisa mendapatkan informasi yang valid ataupun serangan yang diterima (untuk pemerintah). Sekarangkan banyak juga serangan yang kami terima, urusan capres tapi serangannya ke Pemerintah,' imbuhnya.
-
Apa yang dipilih di pemilu 2019? Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia. Dalam pertarungan presiden, terdapat dua pasangan calon utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
"Ketegangan antara pendukung ini biasa diantara pendukung, tapi kami melihat ada perbedaan dari militansinya yang semakin tinggi dalam membangun narasi kebencian," imbuhnya.
Boni berharap semua pihak ikut mengantisipasi agar kemungkinan buruk kekacauan dan konflik antar kedua belah kubu tidak terjadi.
"Diskusi ini sebetulnya mengundang kita untuk mencermati, mengantisipasi, mewaspadai, kemungkinan-kemungkinan adanya kekacauan atau kekisruhan," ucapnya.
Di tempat sama, Peneliti Pertahanan CSIS, Iis Gindarsah juga berpendapat bahwa pemilu 2019 semakin tegang dan berpotensi kisruh karena menjamurnya berita bohong alias hoaks. Menurutnya, pendekatan politik yang dilakukan pendukung berubah menjadi pendekatan keamanan dan hukum.
"Di mana wacana politik yang sejatinya harus dilakukan oleh setiap kontestan mereka kita harapkan untuk berkompetisi pada narasi politik. Tetapi secara faktual, mereka dan pendukungnya menggunakan cara di luar itu," ujarnya.
Potensi kisruh juga bisa lahir dari mobilisasi massa. Sesungguhnya mobilisasi massa hal wajar dalam praktik demokrasi. Namun dia melihat ada sejumlah kelompok yang justru melakukan agitasi politik.
"Sebenarnya normal saja dalam negara demokrasi ada mobilisasi massa. Tetapi saat ini disinyalir ada sejumlah kelompok dan oknum yang melakukan mobilisasi dan agitasi," ucapnya.
Reporter: Suranti Yunidar
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sentimen negatif tersebut diungkapkan oleh lembaga analis media sosial Drone Emprit di Twitter atau X yang diterbitkan hari ini (14/12).
Baca SelengkapnyaMereka sedih melihat penampilan Prabowo yang diserang dua lawannya yakni Anies dan Ganjar
Baca SelengkapnyaJK juga menyinggung situasi yang terjadi saat debat kemarin tak berbeda jauh pada debat Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaMomen lumayan panas, terjadi ketika Anies dan Prabowo keras beradu argumen terkait pembahasan demokrasi.
Baca SelengkapnyaKritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaDirektur Komunikasi Indonesia Indicator, Rustika Herlambang memaparkan analisis debat capres perdana digelar KPU pada Selasa lalu.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan dan Ganjar Pranowo unjuk kemesraan dalam beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaMenurut Khoirunnisa, keberadaan pendukung dengan jumlah yang banyak justru membuat suasana di lokasi debat menjadi riuh.
Baca SelengkapnyaKericuhan terjadi pada segmen keenam yang merupakan sesi closing statement dari masing-masing pasangan cagub-cawagub.
Baca SelengkapnyaDewan Ketahanan Nasional (Wantannas) mengungkap potensi kerawanan konflik di daerah yang menggelar Pilkada serentak 2024.
Baca SelengkapnyaAnies merasa terkejut mengapa sekaliber presiden mengomentari debat yang diikut oleh para capres.
Baca SelengkapnyaDebat capres dan cawapres digelar KPU bakal berlangsung lima kali.
Baca Selengkapnya