NasDem: Anies dan Ganjar Tokoh Preferensi Publik, Kalau Hasto Beda Silakan Saja
Merdeka.com - Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengaku tidak ada masalah dengan gaya Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang mengkritik kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. NasDem tetap pada sikap politik mendorong Anies hingga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
Dia mengatakan, preferensi publik hari ini banyak yang mendukung Anies dan Ganjar dengan calon presiden. Maka itu, dua nama ini diusulkan oleh kader-kader NasDem.
"Variabel kuantitatif yang tidak bisa ditolak hari ini nama yang prominance ya pak Ganjar Pranowo pak Anies Baswedan. Itu yang kemudian preferensi publik," ujar Willy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/7).
-
Apa yang dikatakan Hasto? “Sekali merah tetap merah, “ tegas Hasto.
-
Bagaimana Gibran merespon pernyataan Hasto tentang pengambilalihan PDIP? 'Mengambil alih ? Enggak, nggak ada seperti itu,' ungkapnya.Saat diminta wartawan untuk menanggapi pernyataan Hasto yang menyatakan dirinya sempat menolak menjadi cawapres di depan Megawati, Gibran hanya tersenyum. Ia pun lebih mengajak Hasto dan masyarakat berpikir positif saat bulan puasa.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
-
Bagaimana Hasto menanggapi upaya memecah belah koalisi Ganjar-Mahfud? 'Kita harus simpatik, kita harus banyak senyum, turun ke bawah dengan penuh optimisme,' ujarnya.
-
Kenapa Gibran enggan menanggapi pernyataan Hasto? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi sejumlah pernyataan Sekjen PDI Perjuangan yang menyudutkan dirinya dan ayahnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Sambil tersenyum Gibran menyampaikan jawabannya. 'Pak Hasto lagi ya. Saya kira nggak perlu ditanggapi lah ya,' kata Gibran saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (3/4).
-
Apa pernyataan terkenal Hartono? Pernyataan Letjen KKO Hartono yang terkenal adalah ‘Putih kata Bung Karno, putih kata KKO. Hitam kata Bung Karno, hitam kata KKO’. Hal ini ia sampaikan sekitar November 1965.
Willy menuturkan, bila Hasto memiliki preferensi berbeda silakan saja. NasDem tidak akan mempermasalahkan pandangan tersebut.
"Tentu kalau pak Hasto punya kacamata yang berbeda itu monggo mawon (silakan saja). Itu perspektif. Kalau perspektif tidak bisa kita judge ya itu masing-masing kita punya perspektif ya sah-sah saja," ujarnya.
Pandangan Hasto pun tidak akan mempengaruhi NasDem. Willy berkata, dorongan kepada Anies dan Ganjar menjadi calon presiden sudah jadi keputusan Rakernas.
"Ya sudah jadi keputusan Rakernas nanti kita lihat dinamikanya siapa yang akan disepakati koalisi dan siapa yang akan jadi pengantennya ini masih penjajakan ya," tegas wakil ketua Baleg DPR RI ini.
PDIP Tutup Pintu Koalisi dengan NasDem?
PDI Perjuangan dan Partai NasDem diprediksi bakal sulit bersatu dalam perhelatan Pemilihan Presiden 2024. Dua partai ini dinilai akan berhadap-hadapan dalam pesta demokrasi lima tahunan.
PDIP juga sudah terang-terangan mengutarakan alasannya untuk tidak berkoalisi dengan NasDem. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri terlihat menutup pintu dengan partai Surya Paloh.
Belakangan ini, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkit upaya pembajakan kader PDIP melalui instrumen hukum. Hasto menuturkan, meski punya rekam jejak berkoalisi bersama NasDem mengusung Presiden Joko Widodo sejak periode pertama, ada etika politik yang perlu dihormati. Menurut dia, upaya pembajakan kader ini menjadi evaluasi kritis bagi PDIP.
"Ketika di dalam kerja sama kemudian yang terjadi itu adalah proses penggunaan berbagai instrumen politik yang melanggar etika politik. Misalnya ada instrumen hukum yang dipakai untuk membajak kader partai lain yang telah diperjuangkan susah payah di dalam pilkada. Nah itu kan juga menjadi evaluasi kritis bagi PDI Perjuangan," ujar Hasto.
Hasto menuturkan, saat bertemu dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno, fenomena bajak kader ini juga dibahas. PAN juga mengalami upaya pembajakan kader melalui instrumen hukum.
"Ini kan sebagai bagian dari suatu evaluasi tentang kerja sama partai politik yang seharusnya mengedepankan aspek etika," ujarnya.
Soal peluang kerja sama dengan NasDem, PDIP juga melihat agenda Pilpres 2024. Siapa yang dicalonkan menjadi pertimbangan PDIP untuk melakukan kerja sama.
"Prinsip lainnya yang keempat juga agenda masa depannya. Agenda masa depan ini kan harus melihat nantinya akan mengerucut, siapa yang akan dicalonkan pada pemilu presiden 2024, dan ini kan pemilunya rakyat," ujar Hasto.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Willy mengatakan, tak dipungkiri Anies Baswedan saat ini banyak dilirik oleh partai politik (parpol).
Baca Selengkapnya"Jadi Anies tidak perlu takut, akan ada anggota koalisi yang lari," ujar Waketum NasDem Ahmad Ali.
Baca SelengkapnyaPartai NasDem buka suara soal wacana duet Ganjar-Anies di Pilpres 2024. Nasdem mengatakan partainya menghargai wacana dari PDIP tersebut.
Baca SelengkapnyaPKS tidak memaksakan cawapres Anies Baswedan harus dari partai Koalisi Perubahan. Namun sosok yang dipilih harus bisa menaikkan elektoral capres.
Baca SelengkapnyaHasto menilai keputusan NasDem mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan di luar kebiasaan Surya Paloh.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai NasDem Surya Paloh, tak masalah apabila Golkar menutup peluang mendukung Anies Baswedan di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai NasDem Surya Paloh menyatakan Anies Baswedan sudah menerima ditinggalkan di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaNasDem mengklaim Anies Baswedan juga sudah memahami keputusan NasDem meninggalkan dirinya untuk mendukung Ridwan Kamil tersebut.
Baca SelengkapnyaPartai Gerindra santai dengan keputusan NasDem mengusung Anies di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSurya Paloh menilai duet Ganjar-Anies baru sebatas wacana.
Baca SelengkapnyaWilly tak menampik bahwa nama Yenny Wahid hingga Khofifah Indar Parawansa masuk radar cawapres Anies dari tim delapan.
Baca SelengkapnyaNasDem menegaskan kepada Anies untuk tidak menunjuk calon wakil gubernur dari kadernya.
Baca Selengkapnya