NasDem Bantah Zulkifli Hasan: Apa Agenda PAN Tawarkan Amandemen?
Merdeka.com - Waketum Partai NasDem Ahmad Ali menyatakan, pembahasan mengenai amandemen UUD 45 belum dibicarakan dalam rapat parpol koalisi pemerintah.
"Di koalisi partai pendukung, sampai saat ini belum kita bicarakan. Bahkan kemarin ketika saya bertanya ke ketum pasca ketemu Pak Jokowi, itu sama sekali tidak disebutkan," kata Ali pada wartawan, Rabu (1/9).
Ali mengaku, tak tahu apa tujuan Ketum PAN Zulkifli Hasan menyinggung amandemen usai bertemu denga Jokowi. Namun, ia memastikan tak ada pembicaraan amandemen saat rapat parpol koalisi terakhir.
-
Apa visi masa depan PAN? Kedaulatan pangan menjadi salah satu isu yang akan dikawal Partai Amanat Nasional (PAN) ke depan.
-
Siapa yang menyampaikan visi PAN? Komitmen ini disuarakan Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, dengan melihat kondisi dunia saat ini.
-
Apa yang Zulhas katakan tentang PAN? “Memang PAN lahir dari rahim Muhammadiyah, tetapi sejatinya perjuangan Muhammadiyah adalah untuk bangsa. Maka inklusivitas PAN hari ini adalah mandat perjuangan yang niscaya. PAN juga milik NU, bahkan melintasi batas-batas ormas, agama, suku, bahasa, warna kulit. PAN adalah partai milik semua anak bangsa. Matahari yang selalu menyinari tanpa membeda-bedakan.“ Tutur Zulhas dalam pidato politiknya pada Peringatan HUT ke-25 PAN di Jakarta (28/8).
-
Apa yang dilakukan PAN di Pemilu 2024? Beberapa partai politik telah mendaftarkan para kadernya untuk maju Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
-
Apa yang direkomendasikan PAN kepada Khofifah? Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bahkan langsung menyerahkan surat rekomendasi partainya pada Khofifah.
-
Apa yang diusulkan Mentan Amran ke Presiden? Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengusulkan kepada presiden penambahan kuota pupuk bersubsidi.
"Tidak tahu apa yang jadi agenda PAN untuk tawarkan amandemen, tapi apapun tawarannya saya selalu berpikir bagus untuk kepentingan bangsa. Tapi saya sampai saat ini belum masuk pembicaraan itu," kata Ali.
Meski demikian, Ali menyatakan, saat ini belum urgen melakukan amandemen, apalagi amandemen harus dilakukan dengan sangat teliti.
"Kita belum melihat apa yang urgen untuk amandemen. Karena NasDem sangat berhati-hati soal amandemen. Karena bicara amandemen, potensi kegaduhannya sangat besar. Bicara bicara amandemen, di otak pengamat, praktisi yang ada adalah mengubah masa jabatan presiden, Jokowi ingin 3 periode dan lainnya," katanya.
Ali menyebut, kondisi pandemi saat ini akan lebih baik fokus penanganan pandemi Covid-19 dan membantu rakyat terdampak.
"Ketika (amandemen) itu dilakukan, pasti potensi kegaduhannya sangat besar. Padahal di situasi pandemi, ada agenda lebih besar, agenda kemanusiaan untuk Covid dan lebih penting dan butuh soliditas kita, butuh ketenangan, tidak kegaduhan, sehingga alasan itu kita tidak pernah diskusikan itu. Dan Pak Jokowi sangat menyetujui itu kelihatannya," tandasnya.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan bercerita ketika diundang oleh Presiden Joko Widodo untuk menghadiri rapat bersama partai koalisi pemerintah. Setelah pertemuan itu, ia menilai amandemen perlu dievaluasi.
Zulhas, sapaan karibnya, mengungkap, pembicaraan Presiden Jokowi dengan partai koalisi ada mengenai Covid-19, ekonomi dan hubungan pemerintah pusat dan daerah. Ada berbagai pandangan pada pertemuan tersebut membahas kelembagaan.
"Ada beberapa bicara 'wah kita kalau gini terus, ribut, susah, lamban, bupati ga ikut gubernur, gubernur ga ikut macem-macem lah ya. Merasa KY lembaga paling tinggi paling kuat, MA enggak. MA merasa paling kuasa, MK enggak. MK katanya yang paling kuasa. DPR paling kuasa. Semua merasa paling kuasa," katanya dalam Rakernas PAN, Selasa (31/8).
Untuk itu, dia memandang setelah 23 tahun berjalan amandemen UUD 1945 perlu kembali dievaluasi. Perlu evaluasi juga arah demokrasi hari ini.
"Jadi setelah 23 tahun, hasil amandemen itu menurut saya memang perlu dievaluasi. Termasuk demokrasi kita ini, kita mau kemana, perlu dievaluasi," jelasnya.
Lebih lanjut, Zulhas mengatakan, ada pihak-pihak yang menilai Indonesia cocok dengan demokrasi terpimpin.
Namun, dia berpandangan sila keempat Pancasila sudah menjelaskan arah demokrasi itu. Yaitu demokrasi dimusyawarahkan bukan terpimpin.
"Saya menyampaikan, kalau mau dikasih istilah, jelas dong sila keempat itu 'kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan'," katanya.
"Jadi kalau mau kita ini memang demokrasi yang musyawarah, demokrasi dimusyawarahkan, dipimpin oleh orang yang punya hikmah. Nah hikmah itu ilmunya cukup, imannya kuat. Sehingga punya wisdom, punya kebijaksanaan," tutup Zulhas.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketum PAN Janji Tak akan Minta Proyek ke Calon Kepala Daerah bila Menang Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaZulhas menyebut pembicaraan dengan semua partai masih terus dilakukan. Semuanya menyesuaikan perkembangan, termasuk soal cawapres.
Baca SelengkapnyaRekomendasi itu diberikan dalam rangkaian acara Rakernas 4 PAN, di DPP PAN, Jakarta Selatan, Sabtu (29/6).
Baca SelengkapnyaAli menyatakan akan tetap maju sebagai kandidat bakal Cagub Sulteng. Karena dari surat rekomendasi partai yang dimiliki Waketum NasDem itu telah mencukupi
Baca SelengkapnyaZulhas membantah bila pembahasan KIM untuk Pilgub Jakarta menjadi buntu.
Baca SelengkapnyaDirinya mengungkapkan, jika ketua umum partainya sudah melakukan komunikasi dengan Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPAN masih terus berkomunikasi dengan partai lain untuk membahas sosok yang nantinya akan diusung di Pilkada.
Baca SelengkapnyaKetum PAN Zulkifli Hasan membantah tuduhan yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyodorkan nama Ketum PSI Kaesang Pangarep untuk Pemilihan Kepala Daerah
Baca SelengkapnyaSaleh menyindir sikap Anies Baswedan yang getol maju kontestasi politik, baik Pilpres maupun Pilkada.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Zulhas saat membuka Rakernas PAN.
Baca SelengkapnyaZulhas mengatakan usulan tersebut boleh-boleh saja disampaikan.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil digadang-gadang cocok maju di Pilkada Jakarta. Ridwan Kamil dianggap cocok head to head dengan Anies.
Baca Selengkapnya