NasDem dan PDIP sepakat kawal Jokowi sampai 2024
Merdeka.com - Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan sejumlah pengurus DPP Partai NasDem membahas berbagai hal bersama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan perwakilan DPP PDIP. Sekjen Partai NasDem Jhonny G Plate mengatakan pihaknya membagi topik pembicaraan dalam 3 kategori, yakni pembicaraan ringan, sedang dan berat.
Untuk pembicaraan ringan, kata Jhonny, hanya bersilaturahmi antar kedua partai. Masuk ke pembicaraan sedang, PDIP dan NasDem sepakat menjaga soliditas koalisi partai pendukung pemerintah. Sekaligus mengawal pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla menyelesaikan tugas dengan baik sampai tahun 2019.
"Nah yang menengah yaitu terkait agenda politik jangka menengah, Presidensial sistem yang efektif, konsolidasi untuk membantu dan menjaga kabinet kerja Pak Jokowi-Jusuf Kalla berhasil dengan baik sampai dengan selesai masa tugasnya," kata Jhonny di Kantor DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta, Selasa (3/4).
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Bagaimana Jokowi berusaha agar tetap berkuasa? 'Diawali upaya untuk memperpanjang kekuasaan, dimulai dari upaya untuk menambah massa jabatan tiga periode, menambah massa jabatan 2-3 tahun, namun kedua upaya ini tidak berhasil,' ungkap dia.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Apa usulan PKS untuk Jokowi? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
Kemudian, pembicaraan berat membahas pilar-pilar kebangsaan. Tujuannya untuk menjaga kehidupan bangsa dari perubahan zaman dan tantangan global yang dinamis seperti sekarang.
"Terkait pilar-pilar kebangsaan bagaimana membangun pilar-pilar kebangsaan itu agar kehidupan bernegara kita semakin kokoh semakin kuat di era tantangan global yang dari waktu ke waktu secara dinamis berubah yang kadang-kadang di luar prediksi kita," ujar Jhonny.
Jhonny mengakui pertemuan tersebut juga membahas soal calon wakil presiden ideal bagi Jokowi. Namun baik PDIP dan NasDem tidak membicarakan sosok, melainkan hanya kriteria cawapres.
NasDem dan PDIP, lanjut dia, sepakat menyerahkan keputusan soal cawapres kepada Jokowi. Dia meyakini Jokowi telah mengantongi nama cawapres yang akan dipilih untuk mendampinginya di Pemilu Serentak 2019.
"Kalau cawapres, NasDem dan PDIP sepakat, karena kita membutuhkan dwi tunggal yang kuat, maka PDIP dan NasDem menyerahkan sepenuhnya kepada pak Jokowi untuk nanti memilih cawapresnya," klaimnya.
Di lokasi sama, Hasto menambahkan, PDIP dan NasDem membahas agenda kebangsaan dan konsistensi dukungan kepada Jokowi. Dia menyebut kedua partai sepakat mendukung Jokowi tidak hanya sampai 2019, tetapi juga periode berikutnya jika terpilih menjadi presiden.
Hasto bercerita, kedua partai memiliki sejarah hubungan yang baik sejak Pemilu 2014 lalu. Sejarah hubungan yang baik itu dijadikan pijakan untuk terus berkoalisi.
"Tentu saja sejarah ini terus kami perkuat, kami implementasikan mengawal pemerintahan Pak Jokowi tidak hanya sampai 2019 tetapi bagaimana kami terus mengawal sampai 2024 yang akan datang," ungkapnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP berdalih menjaga stabilitas politik jauh lebih dikedepankan daripada manuver politik
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan untuk memastikan stabilitas dalam transisi kepemimpinan nasional.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak masalah menghadapi koalisi besar di Pilpres.
Baca SelengkapnyaSaat ini, hanya tersisa satu menteri NasDem di Kabinet Indonesia Maju (KIM), yakni Siti Nurbaya sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
Baca SelengkapnyaKemarin, Jokowi sempat menyinggung ada pihak yang meninggalkannya jelang purna tugas.
Baca SelengkapnyaHasan pun menilai wajar bila presiden ditinggalkan jelang akhir masa jabatan.
Baca SelengkapnyaJokowi memuji Surya Paloh. Dia menyebut, Surya Paloh memiliki jiwa besar.
Baca SelengkapnyaHal itu ditegaskan Aria Bima menjawab klaim Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan bahwa Presiden Jokowi kini sudah bergabung dengan partainya.
Baca SelengkapnyaBilly meminta agar seluruh pihak menanti pernyataan resmi dari Surya Paloh atas pertemuannya dengan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaBasarah menegaskan bahwa kewenangan untuk menetapkan calon presiden dan calon wakil presiden adalah di tangan partai politik.
Baca SelengkapnyaKoalisi 4+1 terdiri dari Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat plus Presiden Joko Widodo
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut, Surya Paloh memiliki jiwa besar
Baca Selengkapnya