NasDem: Hak kubu Prabowo mau berantem atau solid, tapi kami lihat mereka rapuh
Merdeka.com - Partai NasDem melihat koalisi pendukung capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno rapuh. Perbedaan platform partai koalisi Prabowo-Sandi disebut jadi kendala mereka untuk bersatu di Pilpres.
Pemicunya adalah sikap Demokrat yang memilih fokus konsolidasi internal menghadapi Pemilu Legislatif 2019 ketimbang mempromosikan Prabowo-Sandi. Masalah lain, PKS pun mengultimatum akan mogok bergerak memenangkan Prabowo-Sandi jika posisi Wagub DKI yang dijanjikan Gerindra tak diserahkan.
"Ya memang kita lihat dari luar, mereka punya hak mau berantem atau solid hak mereka. Kita melihat dari luar koalisi mereka rapuh sekali," kata Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Nasdem, Effendi Choirie (Gus Coy) saat dihubungi merdeka.com, Jumat (2/11).
-
Bagaimana Prabowo melihat perbedaan koalisi? Prabowo tak mempermasalahkan jika rekan satu koalisi harus bersebrangan saat Pilkada.
-
Kenapa relawan Jokowi dukung Prabowo? “Kalo Jokowi mendukung Prabowo seandainya betul-betul mendukung Prabowo ya tentu akan diikuti oleh relawan-relawannya,“ Ujang Komarudin mengungkapkan, saat ini pun sudah ada beberapa relawan Jokowi yang pindah haluan untuk mendukung menteri pertahanan itu.
-
Kenapa Prabowo mendukung program Jokowi? 'Saya bekerja, saya lihat dari dekat, saya lihat strategi dan program-program beliau ternyata sama dengan pemikiran-pemikiran saya. Karena itu saya komitmen, saya siap melanjutkan semua program dan strategi beliau,'
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
Meski begitu, Koalisi Joko Widodo-Ma'ruf Amin tidak berpikir bagaimana mengambil keuntungan dari kondisi internal kubu Prabowo-Sandi. Koalisi Jokowi lebih tertarik merebut hati rakyat agar menang di Pileg dan Pilpres.
"Kita tidak terlalu ambil keuntungan terkait kondisi mereka. Tapi kami telah membuktikannya kepada rakyat," ujarnya.
Tak seperti Demokrat, NasDem akan berupa sukses di Pileg dan membawa Jokowi-Ma'ruf menang. Hal ini telah menjadi instruksi langsung sang Ketua Umum Surya Paloh kepada kader dan caleg NasDem.
"Kalau NasDem kedua-duanya. Perintah Ketum Surya Paloh kepada caleg yakni selain berjuang kepada diri sendiri, partai, juga memenangkan Jokowi-Ma'ruf," tandasnya.
Sebelumnya, Partai Demokrat mengakui saat ini tengah fokus melakukan konsolidasi internal menghadapi Pemilu Legislatif 2019. Sang ketua umum, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tengah keliling Jawa untuk bertemu kader di berbagai daerah.
Wasekjen Demokrat Andi Arief menegaskan, mengkampanyekan Prabowo-Sandi akan dilakukan setelah konsolidasi internal selesai dilakukan.
Di sisi lain, Andi melihat, tim kampanye Prabowo-Sandi belum sepenuhnya menggunakan kekuatan untuk memenangkan Pilpres 2019.
"Tim kampanye Prabowo-Sandi belum terlihat full speed. Karena itu lebih baik Partai Demokrat konsolidasi internal dulu. Karena tidak mungkinkan Partai Demokrat yang berinisiatif full speed," jelas Andi saat dihubungi merdeka.com, Kamis (1/11).
Dia berharap tim kampanye Prabowo-Sandi berada di garis depan untuk memenangkan pertarungan Pilpres 2019. Dia tak ingin, Demokrat malah lebih depan memenangkan Prabowo-Sandi ketimbang timsesnya sendiri.
"Demokrat kan follower, maka tidak boleh mendahului," kata Andi.
Dia memprediksi, koalisi Prabowo-Sandi baru akan menginjak gas full pada awal Januari 2019 nanti.
"Dalam hitungan Demokrat, semua mesin kemenangan Prabowo-Sandi akan full speed awal Januari," kata Andi.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mengaku jengkel dengan isu keretakan hubungannya dengan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKubu Prabowo-Gibran menilai upaya Presiden Jokowi mempertemukan antar kubu menjadi lawan politik tersebut merupakan baik.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengatakan, tidak masalah jika partai koalisi di tingkat nasional punya koalisi berbeda di tingkat daerah.
Baca SelengkapnyaSedangkan kalau dilihat dari basis pemilih 2019, pendukung Prabowo-Sandi tidak sepenuhnya mendukung Prabowo di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Budiman, kemampuan Prabowo meredam masalah lama terlihat usai bergabung pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaBudi Arie menegaskan, hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih Prabowo Subianto terjalin solid.
Baca SelengkapnyaSuara Prabowo Subianto diduga bisa gembos karena ditinggal PKB
Baca SelengkapnyaGerindra: Prabowo yang Akan Bisa Menjembatani Hubungan Jokowi dengan PDIP
Baca SelengkapnyaMenurut dia, politik adu domba tersebut sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat kita.
Baca SelengkapnyaHidayat Nur Wahid menegaskan, partainya hingga kini masih solid dalam memberikan dukungan kepada pasangan RIDO di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPKB mengungkapkan hubungan Jokowi dan Megawati Soekarnoputri sedang tidak baik-baik saja.
Baca Selengkapnya