NasDem ledek PDIP Cs, deklarasi koalisi tapi tak punya calon
Merdeka.com - Tujuh partai politik telah menyatakan bergabung dan membentuk koalisi kekeluargaan untuk mencari calon sepadan melawan bakal calon petahana Basuki T Purnama (Ahok). Mereka adalah PDIP, Gerindra, Demokrat, PAN, PKB, PKS dan PPP.
Politisi NasDem Taufiqulhadi menilai, koalisi kekeluargaan itu telah salah langkah. Menurutnya, sebelum memutuskan membentuk koalisi, 7 partai ini seharusnya menetapkan bakal calon gubernur terlebih dahulu.
"Saya tanyakan sekarang ini koalisi besar, yang paling penting itu adalah memulainya adalah harus hadir seorang tokoh dulu siapa yang kita unggulkan kemudian baru bentuk koalisi," kata Taufiq saat dihubungi merdeka.com, Senin (8/8).
-
Bagaimana Nasdem membangun koalisi untuk Pilgub NTT? 'Saya juga menugaskan seluruh pengurus untuk membangun koordinasi dan komunikasi dengan partai lain, karena harus berkoalisi,' jelas Edistasius.
-
Kenapa Nasdem belot dari Demokrat? Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan Piagam Koalisi yang telah disepakati ketiga parpol, kata Sekjen Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Siapa yang kalah saat Anies melawan Ahok? Pertama, saat Pilkada DKI Jakarta 2017 ketika Anies Baswedan mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
-
Kenapa NasDem prioritaskan Anies di Pilgub Jakarta? NasDem akan mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024. Bahkan, Anies dianggap menjadi tokoh prioritas untuk diusung pada Pilkada yang digelar November mendatang.
-
Apa yang ditolak oleh NasDem dan Demokrat? Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Taufik Basari menegaskan, pihaknya menolak mekanisme penunjukan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta oleh Presiden.
"Memang yang mau maju itu 7 partai itu. Ya kan? Yang mau maju itu kan seorang tokoh. 7 Parpol sudah ada. Saya ingin tanyakan siapa tokohnya. Siapa orangnya, masa 7 parpol itu mau maju. Jadi cari orang dulu baru koalisi," sambung dia.
Tak segan, Taufiq menyebut koalisi ini telah tertinggal jauh dari 3 partai pendukung Ahok, yakni Hanura, NasDem dan Golkar. Sebabnya, jagoan yang mereka usung telah mulai berkampanye dan publik sudah tahu sepak terjang Ahok di Jakarta.
"Koalisi ini sudah tertinggal di belakang. Bukan pemenangan, kampanye sudah dilakukan. Kenapa dilakukan? Memimpin ini semua orang sudah tahu tentang dia. Tidak perlu lagi memperkenalkan diri siapa. Sedangkan yang 7 itu saya tanyakan siapa yang ingin dimajukan," tegasnya.
Selain itu, pihaknya menegaskan tak ada persiapan khusus untuk menandingi gabungan 7 partai tersebut. Strategi yang terpenting adalah mencuri kepercayaan masyarakat dengan kinerja. Apabila kepercayaan telah dikantongi, maka strategi politik lainnya tidak diperlukan.
"Strateginya biasa saja adalah kepercayaan masyarakat ya. Maka ketika seseorang dipercaya oleh masyarakat maka apapun itu tidak ada guna lagi strategi-strategi yang lain," terang dia.
Partai-partai pendukung Ahok, lanjut dia, sama sekali tidak khawatir dengan manuver 7 partai itu di DKI Jakarta. Taufik optimis, 3 barisan parpol pendukung Ahok bisa mengalahkan koalisi kekeluargaan 7 parpol tersebut.
"Menurut saya sebuah upaya politik yang sehat. Dan tidak ada masalahnya. Akhirnya nanti masyarakat yang menentukan. Ini lihat nanti, 3 partai akan menggulung 7 partai di DKI," tutupnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rapat konsolidasi perdana NasDem-PKB tidak dihadiri PKS
Baca SelengkapnyaMaman mengatakan, Golkar dan PAN saja masuk tanpa pamit. Tiba-tiba datang dan malah mengumumkan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaNasDem menginginkan setiap Anies ke daerah didampingi oleh tim koalisi. Serta diterima oleh PKS dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaNasDem optimis PKS tetap di Koalisi Perubahan karena masih mendukung Anies sebagai Bacapres.
Baca SelengkapnyaDemokrat menuding duet Anies-Cak Imin diputuskan sepihak oleh Surya Paloh
Baca SelengkapnyaAHY mengaku ikhlas dan siap untuk menyongsong peluang masa depan yang lebih baik lagi.
Baca SelengkapnyaHerman menduga, ada pertemuan-pertemuan Cak Imin dan Anies di luar radar Demokrat.
Baca SelengkapnyaKepastian Partai Keadilan Sejahtera mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN) menemukan jalan buntu.
Baca SelengkapnyaNasDem mengklaim Anies Baswedan juga sudah memahami keputusan NasDem meninggalkan dirinya untuk mendukung Ridwan Kamil tersebut.
Baca SelengkapnyaPDIP mengaku terus menjalin komunikasi dengan Demokrat untuk kerja sama di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP Said Abdullah mengaku, tak hilang harapan untuk mengajak PKB bergabung ke koalisi Ganjar Pranowo.
Baca SelengkapnyaAnies dan NasDem disebut Demokrat mengkhianati piagam Koalisi Perubahan yang telah disepakati bersama dengan PKS.
Baca Selengkapnya