NasDem Minta Jokowi Adil: Kalau Cawe-Cawe Ingat Semua Calon Dong
Merdeka.com - Ketua Fraksi NasDem di DPR RI, Roberth Rouw meminta agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) berlaku adil jika akan melakukan cawe-cawe politik. Sebab, partai atau gabungan partai memiliki calonnya masing-masing.
"Kalau dia mau cawe-cawe dia ingat semua dong, ngomong semuanya toh supaya oleh calon-calon siapapun yang nanti terpilih ini kepentingan nasional, program nasional yang saya lakukan supaya jalan semua bersama-sama ya kan," kata Roberth, kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Rabu (31/5).
Dia menilai, saat ini Jokowi seolah memberikan batas hanya kepada salah satu calon saja. Hal itu, menurutnya untuk kepentingan pribadinya.
-
Kenapa Jokowi dibolehkan ikut kampanye? Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang larang Jokowi ikut kampanye? Tidak ada penyebutan presiden dan wakil presiden atau menteri di dalamnya.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Apa yang dikatakan Hasto soal Jokowi? Lebih lanjut Hasto menyatakan, Jokowi ingin mempertahankan kekuatan politik dengan menguasai parpol. Tidak hanya PDIP namun juga Partai Golkar pimpinan Airlangga Hartarto, salah satu pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.
Roberth pun mengatakan, jika Jokowi melakukan hal tersebut akan berdampak buruk terhadap keberlanjutan program pemerintahan ke depan.
"Tapi dia kan tidak, dia bangun kayak bangun blok-blok itu kepentingan beliau sendiri. Akhirnya nanti kan sangat berbahaya gitu, kalau nanti yang bukan ini naik, ini kan berbahaya program nasional yang beliau sudah canangkan yang katanya bagus ini, bisa-bisa tidak jalan," ujarnya.
Jokowi sebelumnya mengklaim kalau dirinya boleh cawe-cawe dalam politik demi kepentingan negara.
Dia menilai cawe-cawe yang dilakukannya tak menyimpang dari konstitusi. Ia juga mengklaim hal itu dilakukannya agar pembangunan tetap berlanjut meski ada transisi kepemimpinan.
"Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe," kata Jokowi saat menjamu sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5).
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi buka suara terkait sindiran PDIP bahwa Bobby Nasution banyak didukung partai di Pilkada Sumut karena menantu presiden.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo secara terang-terangan mengaku cawe-cawe.
Baca SelengkapnyaKritikam itu disampaikan agar debat Pilpres 2024 berikutnya berjalan lebih baik.
Baca SelengkapnyaJokowi berbicara soal rencana turun gunung untuk kampanye di Pemilihan Presiden 2024.
Baca SelengkapnyaCak Imin meminta rakyat yang menilai atas sikap Jokowi di Pilpres
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, dirinya adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik.
Baca SelengkapnyaIstana meluruskan ucapan Presiden Jokowi soal presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaBegitu juga dengan menteri disebut Jokowi boleh berkampanye
Baca SelengkapnyaGrace menegaskan, pengusungan Bobby tak hanya berasal dari parpol yang tergabung di KIM.
Baca SelengkapnyaTimnas AMIN menanggapi pernyataan Jokowi bahwa presiden bisa kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaPDIP menyindir banyaknya partai politik yang mendukung Wali Kota Medan Bobby Nasution untuk maju di Pilkada Sumut
Baca SelengkapnyaNusron menyebut isu standar moral ini muncul karena perbedaan kepentingan politik saja.
Baca Selengkapnya