Negara disebut ugal-ugalan, Djarot sindir Prabowo tak pernah ada di pemerintahan
Merdeka.com - Melalui akun Facebook, Calon Presiden Prabowo Subianto menjelaskan slogan 'Make Indonesia Great Again'. Bukan hanya itu, dia juga mengkritik Jokowi-Jusuf Kalla ugal-ugalan dalam mengelola pemerintahan.
Politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat, mengatakan wajar karena Prabowo tak punya pengalaman memerintah.
"Ya maklum. Karena Pak Prabowo kan belum pernah punya pengalaman di Pemerintahan. Jadi dimaklumi," ucap Djarot di Posko Cemara, Jakarta, Selasa (16/10).
-
Apa jabatan Prabowo Subianto saat ini? Menteri Kementerian Pertahanan (2019-sekarang)
-
Apa jabatan Prabowo saat ini? Prabowo sendiri saat ini tengah menjabat sebagai Menteri Pertahanan ke-26 RI dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019-2024.
-
Kenapa Prabowo sebut koalisi tak terbentuk? Ini daftar tamunya panjang banget, jadi harus saya sebut satu-persatu. Kalau enggak disebut koalisi tak terbentuk,' kata Prabowo, disambut tawa oleh para tamu yang hadir.
-
Siapa yang membantah informasi tentang magang Prabowo dalam pemerintahan? 'Bukan magang lah istilahnya. Udah tune in,' ujar Budi.
-
Bagaimana Prabowo mempersiapkan diri? Persiapan Pak Prabowo pagi olahraga dan menjaga suara ya,' kata Habiburrokhman kepada awak media di Jakarta, Minggu (7/1).
-
Dimana Prabowo menghabiskan masa kecil? Masa kecil Prabowo banyak dihabiskan di luar negeri karena ayahnya yang sering berpindah-pindah tugas. Ia pernah tinggal di London, Inggris, Zurich, Swiss, dan Kuala Lumpur, Malaysia.
Dia menegaskan, Prabowo hanya mempunyai pengalaman saat berseragam TNI saja. Selepasnya, tidak pernah menduduki posisi apapun sehingga tak mengetahui dinamika yang ada dalam pemerintahan.
"Beliau kan pernah di militer doang, tapi belum pernah memimpin di Wali Kota. Misalnya, Gubernur, kan belum pernah sama sekali. Sehingga kalau belum memahami dinamika yang ada di birokrasi, ya harap maklum," jelas Djarot.
Sebelumnya, Prabowo menuliskan pemikirannya di akun Facebook. Salah satunya mengkritik pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.
Di era reformasi, kita percaya demokrasi bisa menjadi sarana untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Masa transisi kita lalui di bawah kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid dan Presiden Megawati Sukarno Putri. Sementara perubahan-perubahan mulai kita rasakan pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Perubahan-perubahan itu sebagian kita rasakan dengan cepat, sebagian lainnya terus tumbuh dan berproses.
Para pendahulu kita mampu meninggalkan jejak perubahan untuk Indonesia karena mereka membawa karakter kepemimpinan yang sama yaitu: kepemimpinan yang kuat, kepastian hukum dan harmonisnya hubungan antar lembaga negara. Sesuatu hal yang langka kita temukan sekarang.
Empat tahun terakhir kita melihat bagaimana sebuah keputusan bisa dengan mudah direvisi atau dibatalkan tanpa memikirkan dampak hingga rakyat bawah. Hukum menjadi alat tawar menawar politik tanpa pernah mempedulikan rasa keadilan. Dan kita terus menyaksikan bagaimana riuhnya kabinet kerja, akibat saling tuding antar kementerian dan lembaga negara. Perlahan-lahan mimpi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia luntur oleh cara ugal-ugalan dalam mengelola negara.
Sekarang, saudara sekalian-sekalian, kenapa terdengar nada-nada sumbang yang ketakutan terhadap gagasan untuk mengembalikan kejayaan Indonesia. Kenapa bergema nada-nada khawatir dari keinginan untuk mengedepankan kepentingan bangsa di atas segalanya, menjadikan Indonesia untuk orang Indonesia.
Reporter: Putu Merta Surya Putra
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Mereka alumni Gadjah Mada. Saya alumni akademi militer yang dosennya dari Gadjah Mada. Dan banyak killer juga," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyampaikan terkait tantangan negeri ke depan, masalah geopolitik, geoekonomi dan geostrategis yang terus mengalami dinamika sangat krusial.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku berkomitmen dengan sistem demokrasi.
Baca SelengkapnyaDjarot mempertanyakan apakah militerisitik Prabowo bisa pudar dan mengubah sikapnya.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal sosok pemimpin yang dibantu oleh keluarga.
Baca SelengkapnyaTidak ada figur lain selain kader PDIP yang bisa mengklaim blusukan.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyindir narasi yang menyebutnya hanya bisa joget saja
Baca SelengkapnyaJenderal (Purn) Dudung Abdurachman ungkap purnawirawan jenderal bintang tiga yang tak pernah ambil gajinya saat jadi prajurit.
Baca SelengkapnyaRosan Roeslani mengungkapkan isi pembicaraan capres Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo saat hari pertama kampanye.
Baca SelengkapnyaSosok ini dikenal sebagai seseorang yang nasionalis.
Baca SelengkapnyaTKN Prabowo-Gibran membantah pasangan nomor urut 2 tidak bisa blusukan
Baca SelengkapnyaPrabowo menegaskan, dirinya bukan orang yang hanya berada di belakang meja saat menjadi tentara.
Baca Selengkapnya