NU Sebut Pancasila Bukan Ideologi Thagut
Merdeka.com - Nahdlatul Ulama (NU) menilai Pancasila bukanlah ideologi thagut. Justru dalam Pancasila menggarisbawahi sendi-sendi Islam dalam konteks peradaban manusia.
Demikian dikatakan Ulama senior Nahdlatul Ulama (NU) KH Yahya Cholil Staquf.
"Orang-orang yang bilang Pancasila thagut itu, ini dia hanya mencari-cari alasan agar bisa memaksa orang lain kembali lagi ke format peradaban sebelum perang dunia pertama. Maka ini akan menjadi malapetaka yang luar biasa bagi peradaban umat manusia," kata Yahya dikutip merdeka.com dalam akun youtube @bknp_pdi perjuangan, Senin (3/5).
-
Mengapa Pancasila penting sebagai ideologi negara? Tujuannya adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang bersatu, merdeka, berdaulat, makmur, baik spiritual maupun material.
-
Mengapa Pancasila penting bagi Indonesia? Pancasila tidak hanya menjadi landasan hukum dan politik, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
-
Apa pengertian Pancasila? Pengertian Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari kata 'panca' yang berarti lima dan 'sila' yang memiliki arti prinsip atau dasar. Maka dari itu, Pancasila dapat diterjemahkan sebagai lima prinsip atau lima dasar.
-
Bagaimana Pancasila diimplementasikan di Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Apa fungsi pokok Pancasila bagi negara Indonesia? Pancasila mengatur dalam penyelenggaraan aparatur negara sehingga tercapainya tujuan nasional.
Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibien Rembang itu mengatakan, bukan Islam yang menguatkan Pancasila, namun justru Pancasila yang telah menguatkan Islam. Sebab Pancasila merupakan terjemahan nilai-nilai utama Islam yang menemukan konteks.
Dia melihat banyak orang yang mengecilkan Pancasila dan melabelinya thagut. Baginya, orang demikian adalah yang kurang belajar soal isi Islam dan makna Pancasila. Orang seperti ini biasanya juga tak memperhatikan teks dan konteks.
"Kenapa? Karena seluruh negara bangsa ini disuruh bubar semua untuk bergabung ke dalam satu kekhilafahan seperti dulu. Anda bisa bayangkan kita harus berperang lagi berapa puluh tahun," katanya.
Padahal, menurut dia, bisa dikatakan bahwa Pancasila merupakan terjemahan Islam untuk diterapkan peradaban dunia dalam konteks pasca perang dunia kedua. Dan isinya tidak ada yang bisa dipertentangkan.
"Bahkan menurut saya, Pancasila dengan persis sekali menggarisbawahi sendi-sendi Islam dalam konteks peradaban manusia seluruhnya. Misalnya pembukaan UUD 1945, kemerdekaan hak segala bangsa. Ini adalah basis dari peradaban. Jadi Indonesia lahir sebagai penanda momentum sejarah memberi arah kemana bangsa ini berjuang," bebernya.
Ia menekankan jika ingin Islam hadir secara membumi di dalam peradaban baru, maka orang Indonesia harus berbicara Pancasila.
Pancasila adalah terjemahan yang terbaik tentang bagaimana Islam dibumikan ke dalam peradaban tata dunia baru yang lebih mulia.
Ia juga menyentuh isu kerap digulirkan di publik tentang Pancasila vs Islam. Seperti sejarah penghapusan tujuh kata dalam sila pertama pada Piagam Jakarta.
Menurutnya, ada yang menganggapnya sebagai produk sebuah proses negosiasi, yang memang mungkin terjadi. Namun dirinya pribadi lebih percaya bahwa hal itu merupakan wujud sebuah visi.
"Keyakinan saya, ada visi mendasar dalam hal ini. Karena kalau kita sudah berbicara Pancasila, ngapain masih bicara syariat? Pancasila bilang Ketuhanan Yang Maha Esa, lha itu semua sudah otomatis itu syariat kenapa diperdebatkan lagi? Sehingga tujuh kata ini hakikatnya tidak diperlukan," bebernya.
"Bangsa ini visioner dan modern menempatkan warganya setara di mata hukum sehingga tidak boleh satu pun di dalam dokumen fundamental seperti Pancasila ini seolah memberi kesan perbedaan satu kelompok dengan yang lain. Umat hindu ya menjalankan syariat hindu, umat budha juga dengan syariat budha, umat islam ya syariat islam. Kan sudah jelas itu saya rasa," jelasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Untuk mengatasi permasalahan di negara ini bukan sebuah sistem baru, tapi persatuan dan kesatuan.
Baca SelengkapnyaMeski ada perbedaan hingga saat ini sikap toleran tetap dipegang teguh agar tidak mudah diadu domba.
Baca SelengkapnyaNilai toleransi yang diamanahkan jika dipegang teguh bisa menjaga keutuhan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSalam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.
Baca Selengkapnya70 Persen dari Pendidikan Pancasila muatannya yakni praktik
Baca SelengkapnyaBNPT hadir sebagai kepanjangan tangan pemerintah untuk menjalankan fungsi pencegahan terhadap virus-virus intoleransi.
Baca SelengkapnyaSelama ini, Bung Karno identik dengan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaPancasila harus diterapkan secara menyeluruh baik di lingkungan masyarakat maupun pendidikan.
Baca SelengkapnyaIndonesia sekarang ini adalah yang terbaik karena mampu merangkum keberagaman seperti pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Baca SelengkapnyaWakil Ketua MPR, Ahmad Basarah mengajak masyarakat Indonesia di Hamburg Jerman untuk menjaga persatuan bangsa Indonesia di tanah rantau.
Baca SelengkapnyaSalah satu praktik yang masih ditemui saat ini adalah terorisme yang berbasis ideologi agama dan kekerasan.
Baca SelengkapnyaPancasila memiliki kedudukan yang krusial bagi negara Indonesia.
Baca Selengkapnya