Nurul Arifin: Pemilu saat ini seperti perang saudara di Suriah
Merdeka.com - Wasekjen Partai Golkar Nurul Arifin pesimis bisa lolos ke Senayan. Belum diumumkan hasil resmi pemilu legislatif oleh KPU , Nurul sudah yakin dirinya tak lolos karena berbagai alasan kecurangan pemilu.
Nurul mengungkapkan, pemilu legislatif seperti layaknya perang di Suriah. Dia mengatakan, perang pemilu ini melawan saudara sendiri.
"Bahwa peperangan pemilu saat ini seperti perang saudara di Suriah. Pedang itu seperti uang yang membabat habis saudaranya sendiri," ujar Nurul di Gedung DPR , Jakarta, Senin (28/4).
-
Apa yang diibaratkan seperti pedang? Al waqtu kaa assaifi fa in lam taqto'hu qotho'aka.(Waktu itu seperti pedang. Jika kau tidak memotongnya, maka Ia akan memotongmu)
-
Siapa yang memiliki pedang itu? Senjata dan perlengkapan besi tempa merupakan barang dengan status tinggi atau mahal yang dimiliki oleh orang kaya atau berpengaruh bagi bangsa Viking.
-
Siapa saja caleg petahana yang gagal di Pemilu? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024. Hal itu diprediksi dari rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pemilu 2024 tingkat nasional yang telah disahkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.
-
Siapa pemilik pedang tersebut? Pemilik senjata ini ada kaitannya dengan Dinasti Piast, dinasti yang sangat berpengaruh dalam sejarah Eropa Timur dan Kristenisasi di Polandia.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Apa itu uang mutilasi? Uang mutilasi adalah uang asli yang dirusak dengan cara merobek, membakar, melubangi, atau menghilangkan sebagian, kemudian disambungkan dengan uang palsu untuk mengelabui masyarakat.
Dia tak menyebutkan siapa yang bermain dengan politik uang sehingga dirinya kalah. Dia juga tak ingin menyebut apakah politik uang juga dilakukan oleh rekan satu partainya. Nurul lebih memilih untuk legowo menerima kekalahan.
"Saya sudah menerima legowo, tetapi tim saya tidak terima karena banyak kejanggalan," kata dia.
Nurul yang berada di dapil Jabar VII (Purwakarta, Karawang, Bekasi) ini menjelaskan, kecurangan terjadi dilakukan oleh KPUD. Salah satunya, surat undangan yang diperjualbelikan dan formulir C6 yang harusnya asli namun faktanya difotokopi.
"KPU Pusat mungkin sudah baik menjalankan mandat, tetapi di tingkat bawah bahwa oknum ini tidak bekerja sesuai sistem yang bagus," tegas dia.
"Tim saya masih gusar, tidak terima, saya minta stop (legowo). Saya tidak suka mengungkit, saya sudah menghadapi kekalahan 2 kali, di 2004 dan 2014, kalah dan menang sama-sama asyik. Jadi itu yang saya pikirkan," ujarnya.
Di dapil Jabar VII, Nurul harus menghadapi kolega separtainya Ade Komarudin dan Dadang S Muchtar yang dikabarkan lolos. Di luar partai, Nurul harus bertarung dengan Rieke Diah Pitaloka dan Tono Bahtiar dari PDIP yang sudah memastikan diri lolos ke Senayan.
Putih Sari dari Gerindra juga menjadi lawan Nurul yang sudah lolos. Saan Mustopa dari Demokrat, Daeng Muhamad dari PAN dan Wardatul Asriah dari PPP dipastikan lolos.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usul itu diajukan saat Komisi II rapat bareng Komisi Pemilihan Umum (KPU) di DPR
Baca Selengkapnya"Kalau dalam agama itu hukumnya haram, karena serangan fajar bagian dari money politics."
Baca SelengkapnyaHal ini dikatakan Surya Paloh saat ditanya soal harapan NasDem pada Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya"nanti kita jangan sampai kita perang klaim-klaiman seperti itu," Ketua DPP PKB Cucun Ahmad
Baca SelengkapnyaBelakangan, muncul isu Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tandingan.
Baca SelengkapnyaDia menambahkan siapa pun yang terpilih nanti, bisa diterima apabila Pemilu berjalan baik.
Baca SelengkapnyaSejauh ini sudah bagus pemilihan kades tanpa parpol. Namun, bila ada keinginan pencalonannya melalui parpol, Gerindra akan mengkaji.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Mahfud juga pernah dibuat geleng-geleng kepala akan praktik korupsi di tanah air yang sudah parah.
Baca Selengkapnya