'Orang cenderung pilih Jokowi demi singkirkan calon lain'
Merdeka.com - Dari sejumlah nama capres, baru Joko Widodo (Jokowi) yang dipastikan maju dalam Pemilu Presiden (Pilpres) mendatang. Namun, dua nama lain seperti Prabowo Subianto dan Aburizal Bakrie diperkirakan tetap membentuk poros sendiri untuk duduk di kursi RI-1.
Direktur Freedom Institute Luthfi Assyaukani mengungkapkan, dari tiga nama tersebut, jika diadu satu sama lain Jokowi dianggap lebih fleksibel dan merakyat. Namun demikian, Prabowo juga dipandang memiliki ketegasan yang selama ini dinilai sebagai kelemahan dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Kalau kita ikuti hasil survei dua tahun terakhir, selalu orangnya itu lagi, itu lagi. Jokowi kuat namanya, tapi itulah stok yang kita miliki. Harapan tinggi tapi stok hanya itu," keluh Lutfi dalam diskusi bertajuk 'Pilpres dan Tantangan Lokal-Global Indonesia 2014-2019' di Galeri Cafe, TIM, Jakarta, Rabu (7/5).
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Kenapa warga Solo sambut Jokowi? Mereka menyambut mantan presiden itu dengan beragam cara, ada yang membentangkan spanduk, memberikan karangan bunga, hingga menggelar pertunjukan kesenian di rumah Jokowi.
Namun sayang, dari pantauannya selama ini, kebanyakan orang memilih Jokowi demi menghambat calon yang dianggap tak lebih baik dari mantan wali kota Solo tersebut. Kondisi itu sempat terjadi pada Pemilu Gubernur (Pilgub) lalu, di mana sentimen negatif tersemat pada Fauzi Bowo selaku calon incumbent.
"Banyak yang ingin menangkan Jokowi, demi menyingkirkan calon yang jelek dr Jokowi. Yang saya ketahui, banyak yang tidak sepenuhnya benar-benar menjatuhkan pilihan pada Jokowi, tapi tetap pilih Jokowi karena tidak ingin pemimpin lain selain Jokowi," ungkapnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada dua alasan utama mengapa dukungan publik untuk PDIP tinggi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSurvei Indikator Politik Indonesia mencatat pengaruh figur Jokowi dan Megawati dalam mempengaruhi pillihan publik ke PDIP
Baca SelengkapnyaNiat pensiun dari percaturan politik Tanah Air, Jokowi malah muncul kembali di Pilkada 2024 dengan 'open jastip' dukungan kepada calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil-Suswono yang diusung koalisi gemuk, kemudian Pramono Anung dan Rano Karno calon dari PDIP.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, rakyat bebas memilih siapapun calon presiden yang disenanginya.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaSurvei ini dilakukan 28 Januari sampai 4 Februari 2024 dengan metode multistage random sampling
Baca SelengkapnyaJokowi buka suara terkait sindiran PDIP bahwa Bobby Nasution banyak didukung partai di Pilkada Sumut karena menantu presiden.
Baca SelengkapnyaMenurut LSI, belakangan ini Prabowo sangat dekat dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara RIDO Herzaky Mahendra Putra mengingatkan, Jokowi merupakan sosok yang pernah memimpin Jakarta dan memiliki basis pendukung kuat.
Baca Selengkapnya