OSO: Sekuritas itu menyelamatkan uang partai
Merdeka.com - Ketua Umum Hanura kubu Manhattan, Oesman Sapta Odang (OSO) tidak membantah ada uang partai masuk ke perusahaannya, OSO Sekuritas. Namun, dia menyebut OSO Sekuritas sebagai upaya menyelamatkan uang partai.
"Itu biasa, enggak apa-apa sah. Itu resmi, resmi. Sekuritas itu menyelamatkan uang partai," ujar OSO di Hotel Manhattan, Kuningan, Minggu (21/1).
OSO juga tidak menampik perihal mahar politik yang dituduhkan. Dia menyebut mahar adalah uang sumbangan yang diberikan kader seikhlasnya. Meski begitu, OSO menegaskan mahar tidak digunakan untuk kepentingan pribadi seorang diri.
-
Apa yang dikatakan Hasto? “Sekali merah tetap merah, “ tegas Hasto.
-
Bagaimana Marshanda menyikapi tawaran oplas? Marshanda tidak langsung merespons tawaran tersebut, dan ternyata ia membutuhkan beberapa hari untuk mempertimbangkan keputusan yang tepat.
-
Kenapa Marshanda tolak oplas? Setelah ketemu, hari kedua, ketiga, gue rasa nyaman sama mata gue. Kalaupun ada apa-apa dan saya terlihat menua, saya mau menormalkan hal itu,' lanjutnya.
-
Siapa yang menjadi oposisi? Oposisi sendiri adalah lawan kata dari koalisi dalam politik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah oposisi merupakan partai penentang di dewan perwakilan dan sebagainya yang menentang dan mengkritik pendapat atau kebijaksanaan politik golongan yang berkuasa.
-
Kenapa Hana Hanifah tidak mau mediasi? Setelah sidang, Hana Hanifah dengan yakin mengatakan bahwa dia sudah siap untuk bercerai. Dia bahkan menolak mediasi dengan suaminya karena ingin segera menyelesaikan proses perceraian.
-
Kenapa Gibran enggan menanggapi pernyataan Hasto? Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka enggan menanggapi sejumlah pernyataan Sekjen PDI Perjuangan yang menyudutkan dirinya dan ayahnya, Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Sambil tersenyum Gibran menyampaikan jawabannya. 'Pak Hasto lagi ya. Saya kira nggak perlu ditanggapi lah ya,' kata Gibran saat ditemui wartawan di Balai Kota Solo, Rabu (3/4).
"Mahar politik itu kalau dalam mekanisme partai sah-sah saja, tapi harus masuk ke partai tidak boleh masuk ke luar partai, kantong sendiri tidak boleh haram itu," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Hanura kubu OSO, I Gede Pasek Suardika mengakui ada uang partai masuk ke OSO Sekuritas agar lebih aman dikelola. Namun, dia berdalih menggunakan OSO Sekuritas hanya masalah pilihan semata.
"Saya ingatkan kepada orang yang menuduh ada dana RP 200 miliar masuk ke rekening pribadi OSO tolong dicabut. Enggak baik memfitnah tapi kalau mereka punya bukti silakan dilaporkan. Kenapa masuk ke OSO Sekuritas karena itu masalah pilihan saja dan OSO Sekuritas dianggap aman untuk mengelola dana operasional partai," tukasnya.
Sebelumnya diketahui, kubu Sarifuddin Sudding menuding, duit Rp 200 miliar masuk ke rekening OSO sekuritas, perusahaan pengelola keuangan.
Ketua DPD Hanura Sumatera Selatan kubu Sudding, Mularis mengungkapkan, ada uang partai yang masuk ke khas perusahaan OSO, PT OSO Sekuritas Indonesia. Padahal seharusnya, keuangan partai masuk ke rekening partai.
"Uang partai Rp 200 M dipindah ke rekening pribadi OSO sekuritas, dana yang harusnya dimasukkan ke rekening partai sebesar Rp 200 M dimasukkan ke rekening pribadi," kata Mularis, Kamis (18/1).
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata, dana ini tidak mengalami pergerakan yang signifikan, namun terjadi perputaran dana hingga mencapai triliunan rupiah
Baca SelengkapnyaPaloh, pernyataan tersebut justru untuk memberikan semangat anti-korupsi kepada seluruh kader Partai Nasdem.
Baca SelengkapnyaPosisi SYL sebagai menteri maka wajar jika memberikan sumbangan lebih besar
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Mahfud menanggapi alasannya bersedia dicalonkan sebagai cawapres di Pilpres 2024 dari partai politik yang kadernya terjerat korupsi.
Baca SelengkapnyaSYL yang duduk di kursi terdakwa perkara dugaan pemerasan dan gratifikasi di lingkungan Kementan, membantah keterangan saksi mahkota.
Baca SelengkapnyaHotman kemudian mempertanyakan maksud Romo Magnis yang mengibaratkan Presiden layaknya pencuri.
Baca SelengkapnyaIkhsan pernah melakukan penelitian saat pemilihan Walikota Serang, Banten tahun 2013 dan mendapati salah satu calon membayar Rp5 miliar.
Baca SelengkapnyaAnggaran tersebut dipotong guna memenuhi kebutuhan penyediaan Bansos.
Baca SelengkapnyaPengakuan itu disampaikan SYL yang dihadirkan sebagai Saksi mahkota dalam lanjutan sidang perkara suap dan pemerasan digelar di Pengadilan Tipikor.
Baca SelengkapnyaDito mengaku siap bila karena kasus tersebut akan menyebabkan dirinya keluar dari Kabinet Jokowi.
Baca Selengkapnya