Pakai Sistem Paket, Gerindra Ungkap Modus Politik Uang di Jateng
Merdeka.com - Prabowo-Sandiaga alami kekalahan besar di Jawa Tengah. Padahal, sejak awal, daerah tersebut menjadi salah satu yang paling digenjot dalam kontestasi Pilpres 2019.
Berdasarkan rekapitulasi KPU, paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf unggul sebanyak 16.825.511 suara atau 77,29 persen. Sementara paslon 02 sebanyak 4.944.447 suara atau 22,71 persen.
Sekretaris DPD Gerindra Jawa Tengah, Sriyanto Saputro mengatakan, kekalahan Prabowo-Sandi di Jateng akibat politik uang yang masif. Bahkan, menurut dia, hal itu terjadi hampir di seluruh dapil Jateng.
-
Kenapa Sudaryono sulit menjadi Calon Gubernur Jateng? Namun perjalanannya untuk menjadi Calon Gubernur Jateng bakal terjal karena Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, belum secara tegas akan memberikan rekomendasi padanya.
-
Kenapa Prabowo tidak mau pilih Menteri Keuangan dari partai? 'Saya rasa Pak Prabowo juga akan mempertimbangkan itu. Artinya dia tidak akan ambil orang sembarangan. Tidak akan ambil orang partai, saya pikir itu. Lebih merupakan harapan,' kata Faisal.
-
Bagaimana strategi GN 08 menangkan Prabowo di Jateng? Setiap DPC jalankan kegiatan sosial tanpa menjelekan pasangan lain. Kami tak pernah menyebut diri sebagai lawan. Jadi selalu jalankan pekerjaan sosial. Dan grand strategi adalah akses sanitasi dasar.
-
Apa yang ditolak Prabowo? Video yang diunggah akun YouTube ONE NATION pada 6 Juni 2024, bernarasi; TEPAT MALAM JUMAT:bangbang:PRABOWO MELAWAN PERINTAH JKW, TOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKIKABAR MENGGEMPARKANPRABOWO LAWAN PERINTAH JKWTOLAK MENTAH2 KAESANG JADI GUBERNUR DKI
-
Apa yang dituduhkan ke Prabowo terkait Pilpres 2014? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Apa saja faktor yang mempengaruhi Pilgub Jateng? 'Peta kompetisi Pemilihan Gubernur Jawa Tengah berdasarkan temuan survei ini tampak masih cair. Semua kandidat masih berpeluang untuk saling mengungguli. Selain faktor popularitas calon, faktor Jokowi Effect, melalui tingkat kepuasan kepada presiden dapat berpengaruh,' imbuh dia.
Awalnya, Sri merasa yakin Gerindra dan Prabowo-Sandi mampu melawan atau tak kalah jauh di kandang Banteng. Namun, yang terjadi sebaliknya, akibat kekuatan uang yang masif.
"Namun digempur uang tak terbatas dan hanya kekuatan besar yang mampu pengadaan uang besar-besaran tersebut," kata Sriyanto kepada merdeka.com, Selasa (14/5).
Namun sayang Sriyanto tak merinci berapa besaran uang yang digelontorkan untuk mengalahkan Prabowo-Sandi di Jateng. Dia juga mengaku kesulitan membuktikan praktik politik uang tersebut.
"Persoalannya politik uang ibarat kentut. Bau terasa tapi sumbernya yang sulit dicari," terang Sriyanto lagi.
Dia pun mengungkap, bahwa politik uang yang terjadi dilakukan oleh para caleg parpol koalisi Jokowi-Ma'ruf. Lagi-lagi, dia menolak membeberkan berapa besaran paket tersebut.
"Hampir merata (sebarannya), polanya lewat paket caleg koalisi 01," jelas Anggota DPRD Jateng tersebut.
Sebelumnya, hal yang sama juga dikeluhkan oleh PAN, parpol pendukung Prabowo-Sandi. Bahkan, partai pimpinan Zulkifli Hasan harus kehilangan 8 kursi DPR RI di Jateng.
"Padahal di pemilu sebelumnya bisa raih 8 kursi DPR dari dapil Jateng. Ini bagian kondisi yang luar biasa kondisi tidak siap hadapi tsunami money politics yang ada di Jateng," kata Wakil Ketua DPW PAN Jateng, Agung Wisnu Kusuma, Senin (13/5).
Dia menyebut pada konstelasi Pileg di Jateng banyak metode politics digunakan dengan cara memberikan uang dilakukan secara terbuka.
"Jadi money politics sudah terbuka. Satu contoh ada di wilayah dapil wilayah Jateng selatan juga sempat dimasuki partai lain, dan itu menunjukkan keterbukaan," ungkapnya.
Sementara PDIP merasa politik uang tak mungkin dilakukan di era saat ini. Begitu pula apabila dilihat jumlah pemilih di Jateng yang capai 27 juta orang.
"Yang dipakai money politik itu uangnya siapa? Pemilih 27,9 juta lho. Mau dikasih uang berapa?" jelas Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto.
Dia pun curiga, bahwa tuduhan ini terjadi karena orang yang menuduh itu biasa melakukan politik uang. Dia menegaskan, PDIP tak memakai cara curang untuk memenangkan pertarungan di Jateng.
"Saya khawatir yang menuduh tersebut pernah melakukan money politik dan menang," tambah Bambang lagi.
Bambang melihat simple saja terkait menang besarnya Jokowi di Jateng. Dia menilai, warga Jateng masih sangat ingin dipimpin oleh Jokowi.
"Ya karena rakyat Jateng cinta Jokowi," tutup dia.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, mengaku tidak tahu menahu soal pakta integritas tersebut.
Baca SelengkapnyaUang perahu ini akan banyak ditemukan menjelang pemilu.
Baca SelengkapnyaPPP menyebut, laporan IPW akan menimbulkan anggapan bermuatan politis.
Baca SelengkapnyaPPP menuding kegagalan akibat dampak pertarungan politik selama kampanye dikendalikan kekuatan dana yang besar.
Baca SelengkapnyaIPW melaporkan Ganjar ke KPK dalam kasus dugaan gratifikasi.
Baca SelengkapnyaDiduga transaksi keuangan itu untuk kepentingan penggalangan suara.
Baca SelengkapnyaKepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri membenarkan laporan aduan masyarakat IPW
Baca SelengkapnyaLaporan Awal Dana Kampanye (LADK) Pramono-Rano Karno Rp100 juta bersumber dari kantong pribadi berdasarkan rilis KPU DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan kajian awal yang dilakukan oleh bawaslu, syarat materiil yang disampaikan pelapor dinilai belum memenuhi unsur pelanggaran.
Baca SelengkapnyaPolitik uang cenderung mahal karena dampaknya yang tidak sebanding dengan ekspektasi.
Baca SelengkapnyaGanjar secara langsung membantah mentah dugaan gratifikasi.
Baca SelengkapnyaMasalah tersebut, seperti saksi ahli yang tidak hadir, karena hanya dibayar Rp1 juta. Padahal saksi ahli tersebut meminta bayaran Rp20 juta
Baca Selengkapnya