PAN masih ingin usung Dhimam Abror di Pilkada Surabaya
Merdeka.com - Partai Amanat Nasional (PAN) ternyata tidak satu suara mengusung pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari di Pilwali Surabaya, Jawa Timur. Sebagian petinggi partai berlogo matahari terbit ini, masih menginginkan Dhimam Abror yang akan mendampingi Rasiyo melawan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Sementara saat ini, proses kisruh penetapan calon pada 30 Agustus lalu, masih dilakukan musyawarah mufakat antara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Surabaya dengan parpol pengusung, yaitu Partai Demokrat dan PAN di Kantor Bawaslu Jawa Timur. Agenda pertemuan yang digelar sejak siang tadi, Sabtu (5/9) itu, berlangsung tertutup.
Informasi yang dihimpun di lokasi pertemuan, terjadi perpecahan di internal PAN menyangkut masalah pencabutan gugatan atas putusan KPU yang menyatakan berkas administrasi Dhimam Abror tidak memenuhi syarat (TMS).
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada adalah proses di mana masyarakat memilih pemimpin lokal, seperti gubernur, bupati, atau wali kota, yang akan memegang kendali atas pemerintahan daerah mereka selama beberapa tahun ke depan.
-
Apa yang dipilih di Pilkada? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah proses demokratis yang dilaksanakan untuk memilih pemimpin di tingkat daerah.
-
Siapa yang diusulkan untuk Pilkada? Dalam Pilkada 2005, calon kepala daerah diusulkan oleh partai politik atau gabungan beberapa partai politik.
-
Pilkada memilih apa saja? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.Dalam hal ini, hak suara masyarakat digunakan untuk memilih Gubernur, wakil gubernur, Bupati, wakil bupati, Wali kota, dan wakil wali kota.
-
Apa yang dipilih dalam Pilkada? Pilkada itu apa? Pilkada merupakan singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah.
Wakil Ketua DPD PAN Surabaya, Jahja Solahudin mengatakan, hingga detik ini, pihaknya masih berkeinginan menyabut gugatan tersebut. Alasannya, jika gugatan dicabut, pendaftaran segera bisa dibuka kembali oleh KPU dan bisa mendaftarkan lagi calon baru penantang incumbent Risma-Whisnu.
"Ini suara dari arus bawah. Khususnya PAN di Surabaya, agar bisa segera memunculkan calon baru. Terutama dari kader sendiri," kata Jahja didampingi Ketua Bapilu PAN Surabaya, Achmad Zainul Arifin.
Kembali dia menegaskan, harapan munculkan calon baru pendamping Rasiyo, pasca-berkas Abror dinyatakan TMS, sudah menjadi keinginan arus bawah internal partai. "Karena itu, PAN tetap berkeinginan Pilwali Surabaya digelar tahun ini (2015)," tegasnya.
Menurutnya, stok kader andal yang dimiliki PAN sangat banyak. "Kader PAN banyak yang potensial. Bahkan, kita bisa saja mengusulkan Pak Surat (Ketua DPD PAN Surabaya), sebagai calon pendamping Pak Rasiyo," ungkapnya lagi.
Terpisah, Surat justru berpendapat lain. Ketua DPD PAN Surabaya ini mengaku kaget dengan kabar rencana pencabutan gugatan. "Loh, kata siapa? Kami tetap tidak mencabut gugatan," terang Surat heran.
Surat juga menyangkal munculnya friksi di partainya. Bahkan, dia tetap berkeyakinan PAN Surabaya masih satu suara, tidak terpecah belah karena masalah Pilwali Surabaya. "Yang jelas kita tunggu saja hasilnya. Ini kan masih belum selesai, jadi kita tunggu saja," elak Surat mengakhiri pembicaraan.
Seperti diketahui, 30 Agustus lalu, KPU Surabaya mengumumkan berkas Rasiyo-Abror yang diusung Demokrat dan PAN, TMS. Dan ini adalah kali kedua Abror gagal mendaftar. Pada 3 Agustus lalu, Abror juga gagal mendaftar, karena pasangannya Haries Purwoko menghilang setelah pamit ke toilet.
Kemudian, pada tanggal 11 Agustus, Demokrat-PAN mendaftarkan pasangan Rasiyo-Abror, yang ternyata kemudian dinyatakan TMS oleh KPU. Akibatnya, pasangan Risma-Whisnu, tetap menjadi calon tunggal, dan KPU terpaksa menerbitkan Surat Edaran 443/KPU/VIII/2015 untuk membuka kembali pendaftaran.
Keputusan KPU inipun mendapat perlawanan dari Demokrat dan PAN, yang sampai saat ini, gugatan itu masih berproses. Selain melayangkan gugatan, Demokrat dan PAN sepakat menyiapkan pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari menjadi penantang baru bagi Risma-Whisnu.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Puan mengungkapkan komunikasi PDIP dan Demokrat sebelum gabung koalisi Prabowo.
Baca SelengkapnyaPAN Sodorkan Bima Arya dan Dessy Ratnasari untuk Pilgub Jabar ke KIM
Baca SelengkapnyaPartai yang tergabung dalam KIM Plus telah sepakat untuk mengusung mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur.
Baca SelengkapnyaPAN Bakal Usung Desy Ratnasari dan Bima Arya Jadi Cagub Jabar di Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaPartai Golkar menghormati keputusan Airin Rachmi Diany tetap maju Pilkada Banten 2024 dari PDI Perjuangan (PDIP)
Baca SelengkapnyaPenyataan Djarot membalas PKS yang menyatakan pemilihnya tidak mungkin mendukung pasangan calon yang diusung PDIP di Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaSaat ditanyakan awak media, Yandri bercoleteh bahwa PAN sedang mencarikan jodoh untuk Desy Ratnasari
Baca SelengkapnyaSaat disinggung apakah sudah ada komunikasi dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), menurutnya, sudah ada pembahasan.
Baca SelengkapnyaRespons PAN usai muncul duet Raffi Ahmad dan Budisatrio Djiwandono untuk maju Pilkada 2024
Baca SelengkapnyaPAN juga sepakat ingin Zulhas kembali memimpin di periode ketiga.
Baca SelengkapnyaAwalnya Golkar usung Andra Soni-Dimyati, sehari kemudian dukungan itu dialihkan untuk Airin-Ade Sumardi di Pilkada Banten.
Baca SelengkapnyaSoal komposisi siapa yang menjadi cagub dan cawagub perlu di dibicarakan di Koalisi Indonesia Maju.
Baca Selengkapnya