Para politikus PDIP ini ejek kualitas menteri Jokowi
Merdeka.com - Belum satu tahun menjabat sebagai presiden, Joko Widodo (Jokowi) sudah banyak persoalan Tanah Air yang membuatnya harus mengambil kebijakan menuai pro dan kontra. Menariknya, kritik dari kebijakan Jokowi bukan hanya datang dari lawan politik, melainkan juga dari jago-jago PDIP partai pengusungnya di pilpres lalu.
Misalnya saja soal kenaikan harga BBM subsidi yang akhir tahun lalu harus diambil Jokowi. Politikus PDIP Effendi Simbolon orang yang paling keras mengkritik kebijakan Jokowi tersebut. Effendi menilai orang-orang di sekitar Jokowi memiliki paham liberal yang bertentangan dengan ideologi PDIP.
Namun tidak hanya Jokowi yang kena habis dikritik sebagai orang nomor satu di Indonesia. Para pembantunya pun tak luput dari kritik bahkan ejekan dari politikus PDIP.
-
Siapa menteri Jokowi yang terlibat korupsi? Para Menteri Jokowi yang Terjerat Kasus Korupsi Dua periode pemerintahan Presiden Jokowi setidaknya ada bebarapa menteri yang terjerat kasus korupsi.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Menteri BUMN Rini Soemarno dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang paling sering kena 'damprat' oleh elite PDIP. Bahkan Jokowi didesak agar segera diganti dengan menteri yang baru meski baru menjabat belum sampai lima bulan di pemerintahan.
Berikut ejekan-ejekan Politikus PDIP terhadap kualitas menteri Jokowi, dihimpun merdeka.com, Jumat (12/2):
Minta anggaran, tapi tak jelas buat apa
Para menteri Jokowi berlomba-lomba meminta anggaran tambahan saat menggelar rapat pembahasan RAPBN-P 2015 dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun dalam rapat bersama DPR, para menteri tidak menjelaskan secara detail untuk apa penambahan anggaran tersebut. Padahal, proses dalam pengajuan anggaran wajib mencantumkan detail program dan penggunaan anggarannya.Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI perjuangan, Tubagus Hasanuddin mengatakan, sebelumnya pemerintahan SBY sudah mengalokasikan dana ditiap kementerian dalam APBN 2015. Dia menilai, alokasi dana tersebut berbeda dengan program kerja kementerian sesuai visi-misi Presiden Joko Widodo."Pemerintah sudah mengalokasikan APBN 2015, misalnya untuk kementerian ini sekian, menteri lainnya sekian. Setelah didiskusikan dengan DPR mereka minta tambahan," kata Hasanuddin di Gedung DPR Senayan, Jakarta, Kamis (12/2).Dia mengaku bingung untuk menerima atau tidak usulan penambahan anggaran oleh para menteri Jokowi tersebut. Menurutnya, setiap kementerian yang meminta tambahan anggaran tidak pernah jelas rinciannya."Saya jujur sulit untuk mengatakan setuju atau tidak setuju, karena rincian untuk tambahan dana itu saya tidak tahu. Mereka hanya usul tambahan dana sekian rupiah tapi tidak jelas rinciannya untuk apa," jelasnya.Dia mencontohkan, saat menggelar rapat bersama Kementerian Pertahanan, Menteri Ryamizard Ryacudu mengajukan tambahan dana untuk pengadaan pesawat tempur untuk TNI AU. Namun demikian Menhan, tidak menjelaskan berapa harga pesawat tersebut."Misalnya ingin pengadaan pesawat, pesawat jenis apa, berapa harganya, kami tidak tahu. Lalu pengadaan kapal selam, berapa harganya, kami enggak boleh tahu. Yah seperti itu pada umumnya setiap kementerian. Mengajukan tambahan anggaran tapi tidak merinci," jelasnya.
Andi Widjajanto tukang distorsi, Rini agen asing
Politikus PDIP Masinton Pasaribu menilai Menteri BUMN Rini Soemarno dan Seskab Andi Widjajanto adalah aktor yang menjauhkan Presiden Jokowi dengan partainya. Bahkan, informasi yang disampaikan ke Jokowi pun tidak steril."Rini Soemarno dan Andi Widjajanto menjauhkan PDI Perjuangan dengan presiden. Andi Widjojanto suka mendistorsi informasinya. Dua orang ini jauhkan Jokowi dari partai, menjauhkan dengan relawan, menjauhkan dengan rakyat," kata Masinton di gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (5/2).Menurutnya, banyak kader PDIP yang meminta meminta kedua orang tersebut harus dievaluasi. Hal itu demi menjaga kemurnian kebijakan Jokowi."Kader-kader partai minta kedua orang itu dievaluasi. Agar apa yg disampaikan presiden sampai ke rakyat," terang dia.Lanjut dia, Rini Soemarno selalu ada di setiap rezim penguasa. Dia disinyalir sebagai agen asing."Rini Soemarno hidup dari satu penguasa ke penguasa lain. Bahasa gamblangnya operator yang jalankan kepentingan asing, kompradorlah, agen asing," pungkas dia.
Jokowi di lingkaran paham liberal
Politikus PDIP Effendi Simbolon meminta Seskab Andi Widjajanto dan Menteri BUMN Rini Soemarno mundur dari pemerintahan. Effendi beralasan Andi dan Rini membuat kebijakan pemerintah berhaluan liberal."Harus secepatnya melengserkan dua orang itu (Rini Soemarno dan Andi Widjojanto) dan seluruh kroninya. Ini kan geng-gengnya Kuntoro Mangun yang mencengkram dunia persilatan Jokowi," kata Effendi di Gedung DPR Senayan Jakarta, Kamis (5/2).Menurutnya dua orang itu adalah aktor utama kesemrawutan kebijakan Jokowi. Hampir semua kebijakan Jokowi saat ini jauh dari haluan PDIP."Artinya bukan dua ini saja, presiden sudah dilingkari, dikepung paham liberal tadi yang sangat pragmatis. Ini masuk ke sendi-sendi kebijakan politik, ekonomi, sosial budaya, dan masalah strategis lainnya," terang dia.Lanjut dia, Presiden Jokowi harus segera sadar akan realitas di Istana tersebut. Jokowi harus kembali ingat sebagai kader PDIP."Kita minta presiden agar sadar, itu bertentangan dengan ajaran mazhab kita, aliran kita. Sepanjang Pak Jokowi juga menyadari dirinya kader PDIP," pungkas dia.
Rini Soemarno dan Andi Widjojanto disebut brutus
Menteri BUMN Rini Soemarno dan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto disebut-sebut sebagai pengkhianat oleh sejumlah Politikus PDI Perjuangan. Kedua orang tersebut dinilai selalu membatasi komunikasi Presiden Joko Widodo dengan PDI Perjuangan untuk mengamankan posisi mereka di pemerintahan.Politikus PDIP, Masinton Pasaribu mengatakan kemunculan kedua orang tersebut di kabinet Kerja Jokowi bukan atas persetujuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia menambahkan, dipilihnya Rini Soemarno dan Andi berawal dari rumah transisi setelah Presiden Jokowi memenangkan Pilpres 2014."Dia kan bukan kader partai, jadi enggak ada persetujuan dari Ibu Mega. Itu memang hak prerogatif presiden, keterlibatan mereka bermula dari rumah transisi. Saat dibentuk rumah transisi tersebut, brutus-brutus ini mencoba menghalangi komunikasi Jokowi dengan partai, dengan rakyat, mereka selalu membentengi," kata Masinton di Warung Daun, Cikini, Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (7/2).Masinton melanjutkan, dugaan tersebut semakin dikuatkan saat Rini Soemarno, dan Andi Widjajato menjadi anggota Kabinet Kerja Jokowi. Menurutnya beberapa kebijakan, Jokowi saat menjabat presiden tidak pernah melalui pertimbangan atau masukan dari partai."Saat menjabat anggota kabinet, mereka semakin kuat lagi untuk menjauhkan Jokowi dari partai. Sebenarnya dua orang tadi tidak layak untuk menempati posisi di kabinet. Mereka lebih mementingkan jaringan bisnisnya, program Nawacita dibajak, banyak orang seperti itu," tegasnya.Masinton membeberkan, kedua orang tersebut merupakan titipan negara asing (Amerika Serikat) untuk mencampuri hak konstitusional Presiden. Hal inilah, yang membuat beberapa elite di politik geram dan sikap keduanya."Jadi begini, Brutus itu orang yang mendukung di barisan depan, tetapi akan menikam di belakang, banyak hal pesan-pesan secara formal selalu seperti itu," ucapnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaPihak Istana mewacanakan pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Baca SelengkapnyaPanel Barus menyebut PDIP tengah memainkan taktik bambu
Baca SelengkapnyaNamun, Hasto menegaskan para menteri dari PDIP akan tetap bekerja secara maksimal dan memberikan yang terbaik untuk rakyat.
Baca SelengkapnyaMenko Perekonomian Airlangga Hartarto yang mempolitisasi bantuan sosial
Baca SelengkapnyaPDIP membocorkan sejumlah menteri telah melapor ke Megawati untuk mundur dari kabinet.
Baca SelengkapnyaGangguan politik ini menimbulkan tantangan besar, terutama dengan adanya kampanye presiden yang akan datang pada bulan November dan pemilihan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaHubungan PDIP dengan Jokowi dikabarkan memanas, usai
Baca SelengkapnyaAri menyebut kondisi kabinet saat ini masih baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaRibka mengaku kepada Hasto, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah melarang agar tidak menyerang dan menyebut nama
Baca SelengkapnyaHashim Djojohadikusumo muak dengan kritik isu dinasti politik kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaProjo Sentil Keras Kader PDIP Ribka Tjiptaning: Dulu Dukung Jokowi, Sekarang Ajak Orang Melawan
Baca Selengkapnya