'Parpol di Indonesia mayoritas oligarki, cuma pentingkan elite'
Merdeka.com - Pengamat politik Muchtar Effendi Harahap mengatakan, sistem kepartaian yang ada di Indonesia saat ini umumnya menganut paham oligarki. Hal itu jelas terlihat karena manuver parpol yang ada saat ini terbukti hanya mementingkan kepentingan elite partai tanpa mempedulikan amanah konstituennya, apalagi ideologi partai itu sendiri.
"Teori oligarki dalam pembelajaran tentang parpol saat ini itu sangat korelatif karena berhubungan antara elite partai, ideologi dan massa, yang semua itu tujuannya hanya untuk kepentingan elite. Jangan mengkhayal bahwa konstituen akan menjadi prioritas bagi partai," kata Effendi dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (18/3).
"Karena kalau dilihat segala macam dinamika politik kepartaian yang ada saat ini mana ada urusan amanah konstituen apalagi urusan ideologi di dalamnya. Semuanya hanya tentang kepentingan elite-elite parpol itu sendiri," katanya menambahkan.
-
Apa inti dari politik? Inti dari politik adalah manusia dan tatanan hidupnya.
-
Apa yang diabaikan di dunia politik? Penelitian mereka memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap kelompok oposisi atau mereka yang pandangan politiknya berbeda menjadi faktor pendorong untuk mengabaikan moral ketika orang berada di ranah politik.
-
Apa yang diharapkan dari para elite politik yang bersengketa di MK? Para penggugat hasil Pemilu 2024 diharapkan bisa menerima apapun putusan Mahkamah Konstitusi (MK).
-
Siapa yang mengabaikan moral di dunia politik? 'Orang-orang, tanpa memandang usia atau ideologi, lebih bersedia terlibat dalam perilaku dan penilaian yang tidak bermoral jika perilaku tersebut berada dalam ranah politik,' kata Hull.
-
Mengapa moral diabaikan di dunia politik? Penelitian mereka memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap kelompok oposisi atau mereka yang pandangan politiknya berbeda menjadi faktor pendorong untuk mengabaikan moral ketika orang berada di ranah politik.
-
Bagaimana moral diabaikan di dunia politik? Politik menunjukkan sisi terburuk kita. 'Semakin kita menjelek-jelekkan pihak lain maka semakin mudah kita mengabaikan moral kita.'
Effendi menyebut fenomena politik kartel dalam gerakan parpol di Indonesia saat ini menjadi faktor penyebab ideologi kepartaian hanya dijadikan sebagai alat promosi pada masa kampanye. Dia juga melihat adanya fenomena tersebut sebagai dampak dari dikedepankannya kepentingan para elite parpol, baik untuk mendulang keuntungan dalam sistem pemerintahan, maupun untuk mengamankan posisinya dari sejumlah kasus seperti korupsi dan lain sebagainya.
"Politik kartel yang menjelaskan fenomena hari ini, pada prinsipnya hanya menjelaskan bahwa semua parpol hanya akan menghilangkan ideologi dan hanya digunakan sebagai alat jualan saat kampanye untuk mendulang suara konstituen. Semuanya sibuk bermanuver untuk mencari keuntungan, atau untuk menyelamatkan orang-orang yang berkepentingan di dalamnya," kata Effendi.
"Jadi jelas kan, semua kenyataan dari eksistensi partai politik yang ada saat ini hanya semu saja, karena sama sekali tidak ada unsur penyampaian amanah konstituen, apalagi urusan ideologi," pungkasnya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apakah partai politik saat ini benar-benar mewakili aspirasi rakyat dan sungguh-sungguh menjalankan aspirasi tersebut.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu oligarki, sekaligus memuat pembahasan tentang ciri dan tipenya.
Baca SelengkapnyaKPU akan menggelar Pemilu dan Pilkada serentak pada tahun 2024. Pemilu presiden dan caleg digelar 14 Februari, sementara Pilkada dilaksanakan pada November.
Baca SelengkapnyaSistem pemerintahan oligarki memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Baca SelengkapnyaPengamat Politik Adi Prayitno mengunggah komentar, terkait panas-dingin hubungan PKS dan Anies yang tampak pecah kongsi di Pilgub Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaMegawati menilai, saat ini politik hanya digunakan untuk penggalangan kekuatan untuk kekuasaan belaka.
Baca SelengkapnyaMenko Polhukam Mahfud MD mengungkap tantangan demokrasi di Indonesia saat ini. Salah satunya, pada pengambilan keputusan negara.
Baca SelengkapnyaMenurut Mahfud, kelompok tersebut paling banyak korupsi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaHakim Konstitusi Arief Hidayat menilai, Indonesia tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaKeadaan ini jelas kontraproduktif dengan cita-cita membangun peradaban bangsa.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, partai politik didirikan sebagai kendaraan politik untuk mendapatkan kekuasaan dan kewenangan.
Baca SelengkapnyaProf Dr Andi Pangerang mengaku membaca soal polemik posisi ketua umum di Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
Baca Selengkapnya