Parpol pecah kongsi soal kucuran dana Rp 1 triliun
Merdeka.com - Ide Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo agar partai politik diberi dana sebesar Rp 1 triliun per tahun belakangan ramai menjadi perbincangan publik. Jika disetujui, dana Rp 1000 miliar tersebut akan diambil dari APBN untuk pembiayaan kegiatan partai politik.
Alasan ide pemberian kucuran dana untuk parpol itu yakni salah satunya untuk menekan korupsi yang dilakukan elite parpol. Selain itu, Tjahjo menilai pembiayaan parpol oleh APBN merupakan political will yang diperlukan, karena parpol merupakan tempat perekrutan kepemimpinan nasional dalam negara demokratis.
Sementara, soal besaran dana yang akan diberikan, hal itu tergantung kepada besaran suara masing-masing parpol.
-
Apa itu koalisi di bidang politik? Penggunaan istilah 'koalisi' dalam bidang politik ini ternyata dapat merujuk pada sebuah strategi khusus guna meraih kedudukan dalam pemerintahan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah 'koalisi' memiliki arti kerja sama antara beberapa partai untuk memperoleh suara dalam parlemen.
-
Siapa yang mendukung tujuan pemilu? Menurut Parulian Donald, tujuan pemilu adalah untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memilih wakil-wakilnya dalam pemerintahan serta untuk menjaga agar pemerintahan tetap berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi.
-
Apa yang di dukung PPP? PPP resmi memberikan dukungan kepada pasangan Khofifah-Emil untuk maju kembali sebagai cagub-cawagub di Pilkada Jawa Timur 2024.
-
Siapa capres yang didukung? Para dalang dan seniman dari berbagai daerah menggelar pentas wayang kolosal di Joglo Saestu Klaten.
-
Siapa yang memilih PPDP? Pembentukan PPDP dilakukan melalui seleksi yang dilakukan oleh KPU setempat.
-
Siapa yang protes panelis debat? Cawapres nomor urut 01, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) memprotes soal dua panelis debat capres yang berasal dari Universitas Pertahanan.
"Tetapi persyaratan kontrol kepada partai harus ketat dan transparan, melanggar aturan harus ada sanksi keras termasuk pembubaran partai dan sanksi lain yang diatur dalam UU partai politik," kata Tjahjo, Senin (9/3).
Usulan Mendagri lantas menuai reaksi dari para elite parpol. Ada yang sepakat, ada pula yang tak setuju atas wacana tersebut. Berikut ulasannya;
NasDem tolak dana parpol Rp 1 T
Sekjen Partai Nasdem Patrice Rio Capella menilai wacana Mendagri Tjahjo Kumolo yang ingin membiayai partai politik Rp 1 triliun dengan APBN tidak tepat. Sebab, kondisi keuangan negara yang kini sedang tidak stabil, sehingga pembiayaan parpol tak sesuai momentum."Ya begini, dalam kondisi keuangan seperti ini momentumnya tidak pas, saya juga tidak tahu Rp 1 T itu untuk satu tahun atau lima tahun, saya pikir belum pas ya buat saat ini," kata Rio Capella saat dihubungi merdeka.com, Senin (9/3) malam.Dia mencontohkan harga beras dan gas elpiji yang mengalami kenaikan. Oleh karena itu, dia berharap agar Mendagri mempertimbangkan wacana itu untuk direalisasikan dalam waktu dekat. Selain itu, dia meminta keseluruh Partai Politik untuk terlebih dahulu memperbaiki kinerjanya, apabila pendanaan partai politik sudah disepakati.
Gerindra dan PAN masih mengkaji dana parpol Rp 1 T
Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa menyebut partainya akan mengkaji terlebih dahulu wacana tersebut sebelum menentukan sikap apakah akan setuju atau menolak. Menurutnya, karena masih bersifat wacana, partainya belum mengkaji secara serius."Ini kan masih wacana, kami masih kaji, tapi catatan sampai hari ini kami belum mengkaji secara serius," katanya, Senin (9/3) malam.Sedangkan Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi menyebut dana partai politik secara teori dapat dibenarkan. Dia mencontohkan partai politik di Eropa yang dibiayai oleh negara. Namun, jika dilihat secara sosial dan kultural masyarakat tidak menerima partai politik didanai oleh negara."Integritas partai politik masih diragukan masyarakat, akuntabilitas partai juga masih diragukan," kata Viva.Oleh karena itu, Viva menyebut partainya masih mengkaji wacana tersebut apakah setuju atau menolaknya."Sikap PAN masih mengkaji, ya itu sisi teori dapat dibenarkan karena hampir partai politik di Eropa didanai oleh negara," imbuhnya.
Golkar dukung dana parpol Rp 1 T
Ketua DPR sekaligus Waketum Golkar kubu Ical, Setya Novanto mendukung penuh ide Mendagri Tjahjo Kumolo agar setiap parpol mendapat bantuan keuangan Rp 1 triliun. Menurut Setya, semua parpol memang membutuhkan dana operasional dari negara."Tentu DPR memperhatikan sekali (dana Rp 1 triliun). Semua parpol sadari sangat butuhkan dana operasional yang berkaitan dengan program-program daerahnya," kata Setya, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/3).Setya mengatakan, nilai Rp 1 triliun tersebut sudah melalui kajian dari Kementerian Dalam Negeri. Namun demikian angka tersebut bisa saja berkurang.Setya yakin, dengan adanya program tersebut maka masalah korupsi yang menyangkut aliran dana partai politik tidak akan terjadi lagi."Jelas masalah yang berkaitan dengan dana parpol tentu kita berikan satu evaluasi dorongan seperti pemerintah berikan perhitungan tentu kan menjadi perhatian kita. Cara-cara ini berikan program terbaik di partai," tandasnya.
PKS sebut dana parpol Rp 1 T berpotensi rampok keuangan negara
Ketua DPP PKS Nasir Djamil menilai wacana pembiayaan partai politik sebesar Rp 1 triliun oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) harus dilandasi alasan yang rasional. Dana sebesar itu berpotensi untuk disalahgunakan."Pemberian anggaran kepada parpol harus berangkat dari pertimbangan yang benar-benar rasional. Karena itu, ketika ada wacana parpol akan diberikan anggaran sebesar Rp 1 triliun tiap tahunnya, tanpa dasar rasionalitas dan alasan yang benar adalah pembodohan publik dan juga potensi perampokan keuangan negara," kata Nasir Djamil dalam keterangannya, Selasa (10/3).Untuk itu anggota komisi III DPR ini menyarankan, sebelum terwujudnya wacana tersebut pemerintah harus melakukan seleksi ketat kepada partai politik yang akan menerima dana itu. Dia menambahkan pemerintah harus transparan dan akuntabel membuka anggaran kepada publik dari perencanaan program sampai dengan pelaksanaan serta evaluasi penggunaan anggaran."Dengan demikian, anggaran yang dikasih bukanlah gelondongan begitu saja yang rawan korupsi," jelas dia.
Demokrat dan Hanura dukung, PPP minta diatur UU
Politikus Demokrat Ruhut Sitompul menyetujui wacana tersebut, karena wacana dana parpol memang sempat bergulir sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Menurutnya, dana tersebut mampu menghindarkan partai politik mencari uang dengan cara haram."Wacana itu sudah lama ada di pemerintahan, secara pribadi saya setuju agar parpol tidak mencari uang ke sana ke mari," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Senin (8/3) malam.Sementara, politikus PPP Asrul Sani juga menyetujui wacana tersebut. Asalkan, ada undang-undang yang mengatur secara tegas pengalokasian dana Rp 1 triliun itu. Jika partai politik salah menggunakannya, harus ada tindakan pidana yang menjeratnya."PPP tentu berterima kasih pengalokasian dana untuk parpol. Namun demikian karena ini menyangkut negara saya kira perlu dibuat undang-undangnya yang rinci, dana itu digunakan buat apa, lalu buat standar pelaporan dari parpol seperti apa, kemudian harus ada sanksi pidana maupun administrasi apabila ditemukan penyalahgunaan wewenang," tegasnya.Hal senada juga diutarakan oleh Sekjen Partai Hanura Dossy Iskandar. Alasannya, pintu pembangunan bangsa berasal dari partai politik. Selain itu, menurut dia dana tersebut mampu menjauhkan praktik korupsi di partai politik."Dana tersebut juga menuntut tanggung jawab yang besar kepada partai politik untuk menunjukkan integritasnya, menjauhi praktik korupsi. Namun seluruh parpol harus jelaskan bagaimana transparansi penggunaan dana itu," kata dia.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
artai Solidaritas Indonesia (PSI) telah menyerahkan laporan terbaru terkait Laporan Awal Dana Kampanye (LADK) partai politik peserta Pemilu 2024 kepada KPU.
Baca SelengkapnyaDPRD DKI Jakarta merekomendasikan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) untuk segera memproses usulan kenaikan dana bantuan parpol tersebut.
Baca Selengkapnya""Rp 1 triliun untuk sebuah perjalanan demokrasi tidak terlalu banyak," kata Ganjar.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani mengaku partainya terbuka untuk membahas kemungkinan terbentuknya dua poros di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaSetelah PDI Perjuangan, penerimaan partai terbesar selanjutnya adalah PAN, Golkar dan PPP senilai Rp20-an miliar.
Baca SelengkapnyaMemasuki tahun politik, para partai politik mulai melakukan kampanye.
Baca SelengkapnyaHuda menjelaskan bahwa Pilkada Jabar akan lebih baik bila diisi dengan 3 poros.
Baca SelengkapnyaPendapatan partai yang dipimpin Kaesang Pangarep itu sebesar Rp2.002.000.000 atau sekitar Rp2 miliar.
Baca SelengkapnyaPSI pernah menjadi sorotan terkait dana kampanye. Sorotan kembali diterima PSI usai Pemilu 2024 kemarin.
Baca SelengkapnyaPKS dan Golkar Mulai Dekat jelang Pilkada DKI, Mau Usung Siapa?
Baca SelengkapnyaIsi pertemuan membahas beberapa poin. Termasuk soal RUU Desa.
Baca SelengkapnyaINFOGRAFIS: Perbandingan Dana Kampanye Parpol di Pemilu 2024 dan 2019, Gerindra dan PSI Menyodok
Baca Selengkapnya