Partai koalisi tak akan bebani Jokowi pilih Cawapres
Merdeka.com - PDIP tengah menyiapkan sejumlah nama untuk mendampingi Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2019. Tak cuma PDIP, Golkar sebagai pendukung juga merasa berhak untuk menyodorkan nama calon wakil presiden buat Jokowi.
"Golkar kan partai kedua terbesar, ya fatsunnya mengajukan calonnya. Tapi sampai sekarang belum ada pembicaraan. Kami ya menunggu arahan Ketua Umum," kata Ketua pemenangan Golkar wilayah Sumatera, Indra Bambang Utoyo saat dihubungi merdeka.com, Kamis (1/3).
Golkar memang memiliki perolehan suara terbesar kedua setelah PDIP dalam koalisi Jokowi. Setelah Golkar, ada PPP, NasDem dan Hanura.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Apa peran partai politik dalam memilih Wapres? Namun peranan Partai Politik, hanya sekadar memberi saran, tidak dominan seperti dalam Pilpres kali ini dalam memutuskan calon.
-
Siapa yang diuntungkan jika Jokowi gabung Golkar? 'Paling tidak mempengaruhi kekuasaan pasca pilpres atau pileg dan massa transisi kekuasaan ke depan,' sambungnya.
-
Apa harapan Jokowi untuk Pemilu 2024? 'Ya ini adalah pesta demokrasi kita berharap ini betul-betul jadi pesta rakyat, dan juga berlangsung dengan jurdil, luber dan diiktui oleh seluruh rakyat Indonesia dengan kegembiraaan karena ini adalah pesta rakyat. Pesta demokrasi,' jelasnya.
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
PPP tengah menyiapkan sang ketua umum Romahurmuziy sebagai calonnya. Bahkan, pria yang akrab disapa Romi ini telah mempromosikan diri dengan banner dan spanduk di sejumlah daerah. NasDem mengaku tak mau menyodorkan kader, tapi hanya ingin memberikan pertimbangan kepada Jokowi nantinya.
Sama halnya dengan Partai Hanura. Bahkan, partai pimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) ini sudah deklarasi Wiranto sebagai cawapres yang akan disandingkan dengan Jokowi.
"Pak Wiranto sangat pantas dan pas mendampingi Pak Jokowi. Tapi nantinya tetap diserahkan keputusannya pada Pak Jokowi dan Pak Wiranto sendiri," jelas Wasekjen Hanura, Tridianto.
Saling menyodorkan nama cawapres yang dilakukan partai pendukung dinilai tak akan menyulitkan Jokowi. Jokowi disebut lebih memilih untuk menyenangkan hati rakyat ketimbang mengakomodir keinginan partai politik.
"Sekarang ini Jokowi sebagai incumbent nilainya tinggi, petimbangannya yang paling penting bukan sekadar menyenangkan partai pendukung, tapi menyenangkan rakyat untuk memilih Wapres yang rakyat suka, yang paling penting itu. Praktiknya mesin politik rakyat lebih efektif dibandingkan partai," kata Pengamat Politik dari UGM, Arie Sudjito saat dihubungi merdeka.com.
Arie juga meyakini, partai politik tak akan bisa menyandera pencalonan Jokowi nantinya. Sebab, saat ini pemilu legislatif dan pemilu presiden dilakukan secara serentak.
Dia melihat, hal yang terjadi pada Ridwan Kamil, pusing memilih wakil karena partai koalisi masing-masing ngotot ajukan calon, tidak akan terjadi kepada Jokowi. Sebab, Jokowi punya nilai plus sebagai calon petahana yang didukung lima partai.
"Sekarang ini karena pileg dan pilpres bareng, kalau dulu partai bisa menyandera, sekarang enggak bisa. Dulu bisa karena partai yang memperoleh kursi tinggi bisa menyandera capres, sekarang enggak bisa. Jadi menurutku itu tidak akan membebani Jokowi," kata Arie.
Jokowi diyakini bisa memilih bebas sesuai kemauannya nanti. Tapi, Jokowi juga tak bisa asal memilih calon wakil presiden.
Arie menilai, Jokowi harus memilih calon wakil presiden yang punya chemistry dan latar belakang baik. Sekalipun itu berlatar belakang santri, ulama ataupun purnawirwan TNI.
"Karena melihat situasi sekarang misalnya munculnya politik identitas agama, kemudian fenomena ini akan melahirkan cawapres islam moderat atau tokoh yang punya kedisiplinan, bisa saja. Tapi yang paling penting, tokoh yang harus perkuat Jokowi, sekalipun memenuhi kriteria apakah Islam moderat atau purnawirawan miliiter, tapi dia harus punya track record yang positif," kata Arie.
Dia memprediksi, Jokowi baru akan menunjuk calon wakil presiden di detik terakhir pendaftaran capres cawapres di KPU. KPU baru akan membuka pendaftaran pada Agustus 2018 nanti.
Soal cawapres, Arie menilai, Jokowi tak mesti memilih tokoh politik. Tapi dia menolak menyebutkan siapa saja nama-nama yang layak mendampingi Jokowi.
"Tidak harus tokoh partai, yang penting ada dukungan," tutup dia. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaJokowi membantah berkomunikasi dengan Golkar dan PAN sebelum kedua partai itu mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaDemokrat merespons pernyataan Menteri Bahlil, dan menegaskan penentu kemenangan Pilpres adalah rakyat.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaJokowi menolak menanggapi soal putusan MK mengenai persyaratan baru capres dan cawapres.
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menilai ketokohan sangat berperan dalam menambah suara dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaPuan menegaskan Jokowi bukan ketua umum partai politik dan ketua koalisi.
Baca SelengkapnyaPKB gerah koalisinya dengan Gerindra belum juga memutuskan siapa calon wakil presiden yang akan diusung. 11 bulan koalisi berjalan tetapi belum ada keputusan.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Relawan Pro-Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi mengklaim Jokowi tidak akan cawe-cawe pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Partai Golkar mengusulkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menjadi bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dukungan kepada Cagub-Cawagub Ridwan Kamil dan Suswono untuk Pilkada Jakarta.
Baca SelengkapnyaJokowi blak-blakan ada politikus yang memanfaatkan namanya dan mengklaim mendapat restu.
Baca Selengkapnya