PDIP bantah Jokowi ingin gandeng Prabowo karena elektabilitas merosot
Merdeka.com - Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto membantah Joko Widodo tengah panik karena elektabilitasnya merosot sehingga menawarkan posisi calon wakil presiden kepada Prabowo Subianto. Hasto menyebut Jokowi sama sekali tidak memusingkan hasil survei yang menunjukkan elektabilitasnya 'jeblok'.
Merosotnya elektabilitas Jokowi terlihat dari hasil survei lembaga Median yang dilakukan dilakukan 24 Maret-6 April 2018. Median merilis elektabilitas Jokowi berada di angka 36,2 persen.
"Ya Istana tidak pernah pusing," kata Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Kenapa PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo diakibatkan oleh tuduhan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi yang dianggap demi kepentingan keluarganya. Tindakan ini dianggap mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam berbangsa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai bahwa pemanfaatan instrumen negara untuk kepentingan pribadi telah menyebabkan dampak yang sistemik, merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.
-
Kenapa PDIP baru pecat Jokowi setelah Pilpres? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk menunda pengumuman terkait pemecatan. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan Jokowi sebagai Presiden dan untuk menghindari munculnya spekulasi negatif yang bisa berpengaruh selama masa kontestasi politik.
Hasto mengklaim, pemerintahan Jokowi selalu menghadirkan politik yang berkebudayaan. Cara politik Jokowi, kata dia, telah membawa kebahagiaan untuk rakyat.
"Itu kan menunjukkan bahwa berpolitik itu berkebudayaan, berpolitik itu juga menghadirkan kegembiraan bagi rakyat," ujarnya.
Meski demikian, Hasto menyebut partai-partai koalisi pendukung Jokowi sepakat membahas Cawapres setelah gelaran Pilkada 2018. Untuk wacana menggandeng Prabowo sebagai Cawapres, PDIP akan menyerap aspirasi rakyat terlebih dahulu.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai Joko Widodo masih menginginkan Prabowo Subianto menjadi calon wakil presiden yang akan mendampinginya di Pemilu Serentak 2019. Alasannya karena Jokowi tengah bimbang melihat elektabilitasnya yang terus merosot.
"Menurut saya sangat bisa dipahami kalau Pak Jokowi masih menginginkan itu (Prabowo jadi cawapres)," kata Ferry.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Elektabilitas PDI Perjuangan memang masih di paling atas dengan angka 19,1 persen, tetapi terus alami penurunan dari survei sebelumnya.
Baca SelengkapnyaDari Oktober 2023, elektabilitas PDI Perjuangan mengalami penurunan dari 20,8 persen, lalu 19,7 persen dan 19,1 persen di Desember 2023
Baca SelengkapnyaLSI Denny JA mengungkapkan elektabilitas PDIP disalip Gerindra pada November 2023.
Baca SelengkapnyaKetika tingkat dukungan untuk Jokowi meningkat, maka berdampak positif bagi PDIP.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto dinilai mendapatkan ‘Jokowi Effect’ yang membuat elektabilitasnya kian tinggi jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPergerakan akar rumput Ganjar-Mahfud nyaris tidak ada
Baca SelengkapnyaPopulasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau s
Baca SelengkapnyaEektabilitas Prabowo berada di angka 39,7 persen naik dibanding Agustus 2023
Baca SelengkapnyaKejutan hasil survei Litbang Kompas membuat Pilpres 2024 semakin seru, sehari jelang debat perdana pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas PDIP masih menjadi jawara, diikuti Gerindra, Golkar dan PKB.
Baca SelengkapnyaPenurunan elektabilitas Ganjar-Mahfud dinilai karena blunder gaya kampanye yang menyerang Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaPasangan Ganjar-Mahfud kini berada juru kunci dengan elektabilitas 15,3 persen.
Baca Selengkapnya