PDIP bela Jokowi: Kalau citra jelek, melamar saja ditolak calon mertua
Merdeka.com - Artikel yang berjudul ;Widodo's Smoke and Mirrors Hide Hard Truths' menilai pemerintah Presiden Joko Widodo melakukan pencitraan. Kolom tersebut dimuat oleh Asia Times, yang ditulis Jurnalis John Macbeth.
Menanggapi hal itu, Politisi PDIP Hendrawan Supratikno menilai pencitraan itu sangat perlu. Sebab, dengan citra yang bagus, reputasi seseorang akan bernilai.
"Orang masih bicara perlu tidaknya pencitraan. Pencitraan itu perlu! titik. Itu hukum pertama. Kalau citranya jelek, melamar saja ditolak calon mertua. Pencitraan itu sangat penting," kata Hendrawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (31/1).
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Apa tanggapan PDIP soal Jokowi di Golkar? 'Dari manuver-manuver ini kan terbaca bahwa series cawe-cawe yang berlangsung selama ini dan kemungkinan ke depan, tidak lebih tidak kurang dari cara bagaimana agar bisa tetap berkuasa baik itu secara langsung maupun tidak langsung,' imbuh dia.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana Jokowi menyampaikan pesan dalam kata-kata lucu nya? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
Menurutnya, pencitraan tidak masalah asal diiringi dengan kerja nyata yang bagus dan program yang terukur. Beda halnya jika hanya bergaya manis di depan publik.
"Sekarang persoalannya adalah sumber citra yang baik, pencitraan itu darimana? Apakah dari kerja riil atau prestasi yang betul-betul terukur atau dari sekedar gaya-gaya pose, itu harus dibedakan. Saya ingin jadi anu pencitraan, supaya kalau ceramah honornya tinggi, wartawan juga gitu sehingga dijadikan direksi," tambahnya.
Dia pun tak setuju dengan muatan yang ditulis John Macbeth. Menurut Hendrawan, tulisan itu untuk mencari rating semata. Artinya sekedar meningkatkan para trafik para pembaca dan komoditi pasar.
"Ya tidak. Kalau menurut kami ini cari sensasi, supaya apa? Pelanggannya di pasar Indonesia meningkat. Pasar oposisi kan cukup besar di sini. Kan gitu, pakai hitung-hitungan dagang lah," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia menyebut, adanya hubungan tersebut membuat persepsi publik buruk terhadap Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPDIP terlihat melakukan perlawanan usai Golkar dan PAN gabung Prabowo
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menanggapi santai kabar ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP, yang masih diemban Megawati Soekarnoputri
Baca SelengkapnyaPakar Hukum Tata Negara Feri Amsari menyoroti penyataan Jokowi soal Presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaJokowi menganggap itu sebuah kritikan yang harus didengar
Baca SelengkapnyaIsu dan kritikan PDIP justru tidak mempan bagi pasangan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kritiyanto mengaku sudah sejak lama memprediksi jika Presiden Jokowi akan kampanye dan memihak satu Capres.
Baca SelengkapnyaEtika Jokowi sebagai presiden dipertanyakan PDI Perjuangan.
Baca SelengkapnyaJokowi tetap menganggap sebuah kritikan sebagai kebebasan berekspresi.
Baca SelengkapnyaPDIP ibaratkan hubungan Jokowi dan Megawati ibarat ibu dan anak, yang pastinya sering terjadi perbedaan pendapat.
Baca SelengkapnyaUcapan Yaqut membuat para elite PKB meradang dan langsung memberi teguran.
Baca SelengkapnyaCalon Pesiden (Capres) nomor urut 03, Ganjar Pranowo mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kerap berubah pernyataan dan sikapnya.
Baca Selengkapnya