PDIP bikin solid atau acak-acak koalisi Ridwan Kamil?
Merdeka.com - Memiliki modal 20 kursi sebagai syarat mengusung pasangan kepala daerah di Pilgub Jabar, nyatanya tak membuat PDIP dari jauh-jauh hari memastikan calonnya. Kurang sepekan waktu pendaftaran, PDIP belum juga memutuskan sikap. Sementara Ridwan Kamil yang sudah mendapatkan tiket dari koalisi empat partai rupanya masih kurang yakin. Bermanuver di saat-saat terakhir, Emil masih berharap tambahan dukungan dari si Moncong Putih.
Meski belum pasti, sinyal merapatnya PDIP ke Emil bisa menimbulkan dua dampak. Koalisi empat partai sebelumnya, Nasdem, PKB, PPP, dan Hanura hingga kini belum juga menyepakati siapa cawagub yang akan diusung. Terutama PPP yang ngotot menyodorkan kadernya Uu Ruzhanul Ulum. Masuknya PDIP tentu saja akan membuat peta koalisi berubah. Jika PDIP mengusung Emil dan meminta jatah cawagub, koalisi yang sudah terbangun bisa solid, atau malah sebaliknya acak-acakan.
Pakar politik dan pemerintahan dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Firman Manan mengatakan, peluang Ridwan Kamil didukung oleh PDIP cukup besar. Namun dia mengingatkan, dukungan PDIP tidak berbanding lurus dengan kemenangan dan ada risiko besar yang harus dihadapi Emil.
-
Kenapa PDIP belum memutuskan calon untuk Pilgub DKI 2024? 'Nama-nama akan tersaring sesuai dengan usulan dari daerah-daerah. Mohon maaf, belum bisa kami sebut karena masih melakukan proses pencermatan,' kata Hasto di Posko Pemenangan, Jakarta, Senin (6/5) malam.
-
Siapa yang akan didaftarkan PDIP Jabar? 'Hampir dipastikan bahwa malam hari ini DPD PDIP Jabar akan mendaftarkan secara resmi pasangan Calon Gubernur dan calon wakil gubernur yaitu Anies Baswedan dan Kang Ono Surono. Nah ini kita tinggal menunggu tahapan-tahapan berikutnya agar proses pendaftaran secara resmi ini bisa berjalan dengan lancar,' kata Folmer saat dikonfirmasi, Kamis (29/8).
-
Apa komitmen PKB di Pilgub Jabar? 'Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya,' ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6).
-
Kenapa Golkar belum putuskan Ridwan Kamil? 'Waktu itu kan mungkin Ridwan Kamil bersedia karena waktu itu berasumsi bahwa Pak Anies Baswedan tidak akan maju lagi karena sudah jadi capres,' kata Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia.
-
Mengapa PDIP akan menunggu penghitungan KPU sebelum menentukan sikap? Maka, sikap kami, kami tunggu proses penghitungan berjenjang, karena ada proses satu bulan, artinya tim khusus itu punya kerja waktu satu bulan,' imbuh Hasto.
-
Kenapa beberapa partai belum mendaftar calon di Pilkada Dharmasraya? Ia mengatakan, dari informasi Silon yang diperoleh, 5 parpol yang belum mendaftarkan paslon KPU Dharmasraya memiliki akumulasi suara sah sebanyak 8716 suara, atau 6,33% dari total suara sah pemilu anggota DPRD Dharmasraya tahun 2024, dengan artinya kurang dari ambang batas yang ditetapkan.
"Peluang (didukung) PDIP besar. Apalagi, kalau melihat perjalanannya, PDIP memang ingin mengusung Ridwan Kamil, meski dalam perjalanannya terganjal persoalan komunikasi," kata Firman saat dihubungi, Rabu (3/1).
Soal risiko bergabungnya PDIP, Firman menuturkan, PDIP selalu kalah dalam ajang pesta demokrasi di wilayah Jabar. Dua kali pilgub, 2008 dan 2013 PDIP selalu kalah. Demikian juga saat Pilpres 2014, perolehan suara Jokowi yang didukung PDIP tidak maksimal.
Dia menyebut, di mata masyarakat Jabar yang sebagian besar religius, PDIP dicitrakan sebagai partai anti-Islam. Selain itu, PDIP juga tidak mempunyai calon ideal untuk pendamping Ridwan Kamil. Dengan modal 20 kursi tentu PDIP tidak ingin hanya sebagai penonton saja. PDIP, kata Firman, pasti ingin menduetkan dengan kader dari PDIP.
"Tapi, figur ideal itu tidak dimiliki PDIP. Tidak ada calon PDIP dengan background religius," ucapnya.
Sedangkan pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio berpendapat, PDIP belum tentu mau meminang Emil. Penyebabnya, Emil saat itu ingin maju di Pilgub Jabar sempat menolak pinangan PDIP dan lebih memilih Partai NasDem.
"Ya semoga PDIP mau memaafkan RK dan kemudian memberikan dukungan pada Emil," kata Hendri saat dihubungi merdeka.com, Rabu (3/01).
"Ada citra PDIP kecewa kepada RK yang langsung menerima NasDem sebelum bertemu dengan PDIP. Udah kepepet baru deh dia ke PDIP," tambahnya.
Jika PDIP mengusung Emil, menurut Hendri, citra PDIP bisa menurun dan sebaliknya, keuntungan yang didapatkan Emil.
"Lebih banyak positifnya buat Emil dibanding buat PDIP. PDIP sebetulnya kan bisa majukan calon sendiri. Jadi bila bukan RK pun, PDIP tetap kinclong," ujar Hendri.
Emil sendiri usai bertemu Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira dan Ketua Bappilu Bambang DH mengaku belum membahas secara khusus soal dukungan PDIP terhadap dirinya.
"Namanya silaturahmi belum menjurus terlalu jauh, ini kali pertama kan. Jadi lebih mencairkan suasana ngobrol yang ringan-ringan, pertanyaan-pertanyaan yang terlalu berat tadi belum waktunya dan belum dibahas," kata Emil di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Rabu (3/1).
Emil tak menampik berharap PDIP ikut bergabung bersama PKB, PPP, NasDem dan Hanura mendukungnya. Emil mengingat pesan ibunya agar lebih baik mendapatkan dukungan dari banyak partai politik untuk maju menjadi calon gubernur.
"Kan ibu saya menasihati, lebih baik banyak dukungan daripada sedikit dukungan," ujar Emil.
Soal wakilnya, Emil mengakui empat partai yang mendukungnya belum menemukan kata sepakat. Bahkan, keputusan itu kata dia kini berada di tangan para ketua umum partai. Emil menyatakan kesiapannya diduetkan dengan siapa pun sosok cawagub yang dipilih oleh 4 partai pendukungnya. "Saya ini pengantin yang siap dipasangkan dengan siapa pun, saya belajar mencintai dengan mudah dan cepat," ujarnya.
"Saya tidak ada masalah. Tapi posisinya deadlock, makanya saya sampaikan ya sudah saya serahkan ke partai-partai pengusung, levelnya sudah level ketum, mangga. Kabari saya saja, siapa berjodohnya," tegasnya.
Sementara Bambang DH menuturkan, silaturahmi Emil ke PDIP sebagai hal wajar. Sebab, Emil ingin maju sebagai kepala daerah Jawa Barat. PDIP membuka ruang dialog dengan Emil karena tugas partai politik mencari calon pemimpin bagi rakyat.
"Dan memang partai politik lah yang menurut UU punya tanggung jawab, punya kewenangan untuk mempersiapkan kader, calon pemimpin di berbagai jenjang," kata Bambang.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PKB dan PDIP sudah saling bertukar informas untuk Pilkada Jabar.
Baca SelengkapnyaJazilul mengatakan, pembahasan soal pilgub Jawa Barat masih pada tahap awal.
Baca SelengkapnyaKetua DPP PDIP, Said Abdullah, meminta publik agar memberikan waktu kepada parpol-parpol untuk melakukan penjajakan dan komunikasi politik.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Ridwan Kamil memang unggul telak dibanding kandidat calon lain di Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPDIP tengah menggodok sosok yang akan diusung di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil akan memutuskan maju Pilgub Jabar atau Jakarta pada bulan Juni
Baca SelengkapnyaRK menyatakan, dirinya akan ikut dengan keputusan Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMenurut Said, saat ini belum paslon cagub-cawagub di Pilkada Jakarta yang sudah fiks, termasuk juga Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara (Jubir) PKS M Khalid menyampaikan, pihaknya tidak bisa langsung memutuskan arah dukungan ke Ridwan Kamil dan masih mengkaji dinamika yang berjalan.
Baca SelengkapnyaNamun, belum mengungkap sosok yang akan diusung sebagai tandingan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak di Pilgub Jatim.
Baca SelengkapnyaCak Imin juga telah memberikan bocoran pada cagub yang bakal diusung PKB.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil jawab tantangan PDIP soal lawan kotak kosong di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Baca Selengkapnya