PDIP Curiga Poster 'Bermahkota' Strategi Jegal Jokowi di Jateng
Merdeka.com - PDIP Jawa Tengah telah menginstruksikan kepada semua kader untuk mencopot poster bergambar capres Joko Widodo (Jokowi) mengenakan mahkota. Pasalnya poster tersebut tidak dipasang oleh partai besutan Megawati Soekarno Putri itu.
Wakil Ketua PDIP Jateng, Paryono mengatakan, pihaknya telah mendapatkan instruksi dari DPP untuk membersihkan spanduk tersebut. Sebab PDIP sebagai salah satu partai pengusung Jokowi di Pilpres 2019 tidak pernah memasang spanduk tersebut.
"Kemarin sudah ada edaran resmi dari pusat ke kader bahwa itu bukan dari PDIP yang pasang, dari orang yang tidak bertanggungjawab. Itu yang gambar kaya raja. Makanya kader PDIP kalau ada gambar itu untuk bisa diamankan," katanya kepada merdeka.com, Senin (12/11).
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Kenapa PDIP baru pecat Jokowi setelah Pilpres? Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memutuskan untuk menunda pengumuman terkait pemecatan. Langkah ini diambil demi menjaga kehormatan Jokowi sebagai Presiden dan untuk menghindari munculnya spekulasi negatif yang bisa berpengaruh selama masa kontestasi politik.
-
Bagaimana PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution telah diumumkan secara resmi oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) melalui Surat Keputusan dengan nomor 1649/KPTS/DPP/XII/2024.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Kenapa PDIP pecat Jokowi? Pemecatan Joko Widodo diakibatkan oleh tuduhan intervensi terhadap Mahkamah Konstitusi yang dianggap demi kepentingan keluarganya. Tindakan ini dianggap mencederai prinsip-prinsip demokrasi dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi dalam berbangsa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menilai bahwa pemanfaatan instrumen negara untuk kepentingan pribadi telah menyebabkan dampak yang sistemik, merusak sistem hukum dan demokrasi di Indonesia.
Dia menjelaskan, partainya akan melakukan penelusuran terhadap modus dari pemasangan spanduk 'Jokowi Raja' tersebut. Bahkan rencananya DPD PDIP Jateng akan melakukan rapat khusus akan adanya poster tersebut pada Kamis (15/11).
"Kita masih menggali informasi, di daerah juga belum menemukan. Kita investigasi, tentunya mereka tidak ingin PDIP ini besar, tidak ingin Pak Jokowi menang. Soal siapa, itu yang punya kepentingan," tutupnya
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Banyumas, dr Budhi Setiawan mengatakan pencopotan atribut capres Jokowi telah dilakukan sejak Minggu (11/11) malam. Poster-poster tersebut tersebar hampir di setiap desa dan daerah perkotaan di Banyumas.
"Kami turunkan kader sampai tingkat ranting untuk membersihkan poster. Banyumas sudah bersih hari ini," kata Budhi lewat sambungan telepon, Senin (12/11) sore.
Budhi juga bercerita, kader PDIP juga mendapati dua orang yang memasang poster tersebut di wilayah Kecamatan Kembaran, Banyumas. Mereka mengaku berasal dari Kabupaten Bumiayu. Mereka dipekerjakan untuk memasang poster dengan bayaran Rp 5000 per poster.
Dari hasil penelusuran DPC PDIP Banyumas diketahui poster-poster tersebut dipasang oleh beberapa orang yang memiliki basecamp di Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
"Orang Bumiayu sudah kami panggil ke DPC kemarin (Minggu, 11/11). Gak jelas yang mempekerjakan siapa. Ada yang bilang dari Jakarta, ada yang bilang dari Semarang," kata Budhi.
Para pemasang poster Jokowi raja tersebut dari hasil penelusuran DPC PDIP Banyumas, memang disebar per kecamatan. Mereka memiliki basecamp yang berlokasi di Kecamatan Ajibarang.
"Semua gambar intinya hari ini sudah kami turunkan semua sesuai instruksi partai. Itu poster tidak jelas, dipasang sembarangan di pohon-pohon juga tiang listrik," ujar dr Budhi.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PDIP beralasan kantor partai politik tidak memiliki kewajiban memasang foto presiden
Baca SelengkapnyaTidak ada foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pengurus PDIP menerima pendaftaran Edy Rahmayadi sebagai bakal calon Gubernur Sumut.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto menegaskan pengurus pusat tidak memberikan arahan untuk mencopot foto Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSemua spanduk yang terpasang di beberapa lokasi itu dengan tulisan atau isi yang sama, namun berlatar warna yang berbeda-beda.
Baca Selengkapnyapencopotan bendera parpol dilakukan di tiga lokasi
Baca SelengkapnyaPetugas Satpol PP mencopot bendera PDIP dan baliho di dekat lokasi acara Jokowi.
Baca SelengkapnyaFoto Jokowi dicopot dari sejumlah kantor DPP PDIP.
Baca SelengkapnyaWakil DPD PDIP Sumatera Utara, Aswan Jaya membantah jika foto Jokowi yang tak terpajang itu berkaitan dengan sikap politik
Baca SelengkapnyaPolda Bali memberikan penjelasan terkait pencopotan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD jelang kedatangan Presiden Jokowi
Baca SelengkapnyaMomen foto Presiden Jokowi yang tidak terpajang itu diketahui saat Edy Rahmayadi mengembalikan berkas formulir pendaftaran bacalon gubernur untuk Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaBaliho dengan foto Presiden Jokowi bersama Menhan Prabowo terpasang di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaGanjar berharap Pemilu 2024 bisa berjalan dengan baik dan aparatur negara bersikap netral
Baca Selengkapnya